16. Last Day

78 12 1
                                    

"LASKAR!"

"AYO MAIN!"

"Si bego, ntar nyokapnya ngira kita ajak dia bolos!" ucap Rethan dengan nada yang sedikit tinggi.

Lelaki berjaket hitam itu kembali berdecak, "Lama banget tuh bocah." ucapnya kesal.

Gerbang besar pun terbuka, dan memperlihatkan sosok wanita yang sangat mereka kenal, "Loh, udah pada kesini? Pas banget, Tante habis buat brownies banyak." ucap Wilia.

"Wih, kita di kasih gak, Tante?" tanya Rafael.

Wilia mengangguk semangat, "Nanti Tante bungkusin." ucap Wilia

"Tante, kemaren Laskar bolos tau." ucap Danzel yang sengaja mengompori.

Wilia mengangguk, "Iya, Tante tau. Emang bandel banget, eh ayo masuk dulu." tawar Wilia.

Rethan menggeleng, "Gak usah Tante, kita tunggu di luar aja." tolak Rethan.

"Beneran gak apa apa?" pasti Wilia.

Danzel mengangguk, "Laskar suruh cepet aja Tante, takut telat." ujar Danzel.

Wilia tertawa kecil mendengar ucapan Danzel, "Iya, Tante suruh cepet. Yaudah Tante bungkusin brownies nya dulu." ucapnya sebelum meninggalkan mereka.

"Kurang bersyukur apa Laskar punya nyokap lembut begitu. Kalo emak gue jam segini belom berangkat, kunci motor gue udah hilang." celetuk Kala.

"Jangan pernahkan tak kan bahwa cinta mu hanyalah un-"

"Suara lo jelek." potong Danzel saat Rafael menyanyi dengan dramatis.

Setelah menunggu cukup lama, akhir nya Laskar pun keluar dengan motor merah nya. Lelaki itu tampak biasa saja saat teman teman nya telah menunggu nya cukup lama.

Laskar menyondorkan satu plastik hitam kepada Danzel, "Dari nyokap gue." ucapnya kemudian mendahului teman teman nya tanpa merasa bersalah.

"Liat, liat kan. Kagak ada rasa bersalahnya." celetuk Danzel menggeleng tak percaya.

Mereka pun menyalakan motor nya bersama dan melajukan nya sedikit cepat untuk menyusul Laskar yang telah mendahului mereka.

Di pertengahan jalan, Laskar berhenti. Ia merasa ada yang janggal dan memutuskan untuk menghentikan motornya, ia merogoh kedua saku nya, dan benar saja, ponsel nya tertinggal di kamar nya.

"Malah berhenti!" teriak Rafael.

"Kalian duluan, HP gue ketinggalan!" teriak Laskar.

Di balik helm besar Rethan menghela napas, "Lo liat sekarang jam berapa? Lo lupa jam pertama itu jam nya Bu Sari? Mau digampar lo?!" teriak Rethan

"Bodo amat, kalian duluan. Gue mau ambil HP gue dulu!" jawabnya.

"Emang gila, yaudah lah ayo gas!" teriak Danzel yang kemudian berjalan mendahului mereka.

...

"Pak cepet dikit ya."

"Gak bisa, Non. Jalanan rame banget."

Mendengar jawaban itu Zera berdecak sebal, "Lewat jalan lain gak bisa, Pak?" tanya Zera.

Tio selaku supir Zera menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal, "Tadikan saya tawarin lewat jalan sana Non Zera gak mau, yaudah saya terus lewat sini." jawab Tio.

Zera menggigit bibir bawahnya dan menatap jam tangan nya uang menunjukan pukul 06.56. Dan tak ia duga rintikan hujan turun dibalik kaca mobilnya.

"Pokok nya ngebut aja, Pak."

Hello, Atlaskar! (JAY X NINGNING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang