"Don't be sad guys."
Metta kembali menggeleng sambil mengeluarkan air mata nya. Zera sengaja mengajak teman teman nya ke caffe dekat sekolah untuk berbicara sebentar.
Dan benar ia membohongi Linda, ia beralasan untuk pergi ke bimbel setelah sekolah.
"Kita bisa video call bareng bareng." ucap Zera yang masih mencoba meyakinkan teman teman nya. Kini waktu Zera di Bandung hanya 3 hari, karena sabtu ia harus ke Jakarta.
"Kita bisa bujuk Mama lo, Ze. Ayolah!" pinta Liana.
Zera menggeleng dan tersenyum miris, "Buang buang waktu, kita gunain 3 hari ini buat seneng seneng!" ucap Zera dengan gembira, ia tak ingin membuat perpisahan ini penuh air mata.
"Gue usahain gue sering main ke Bandung." ucap Zera.
"Pokok nya wishlist kita harus kecentang semua!" ujar Rissa sambil merangkul Zera.
"Jangan lupain kita ya, Ze. Walaupun kita belom sejauh friendship friendship diluar sana, tapi ki-"
"Udah, 3 hari ini kita harus seneng seneng." potong Zera.
Kini mata Zera tertuju pada pintu caffe yang terbuka, ia melihat seseorang yang sangat ia kenal memasuki caffe itu.
Namun kemudian muncul lah seseorang lagi yang memasuki pintu caffe itu, dan tentu saja Zera mengenali mereka.
"Itu Laskar gak sih?" tanya Liana.
Rissa mengerutkan kening nya menatap Laskar membawa wanita yang sangat tak Rissa sukai.
"Itu cewe pas brak brak an naik motor balap, kan?" tanya Metta saat melihat Khela berada di belakang Laskar.
Rissa berdecak singkat, "Ngapa sih Laskar bawa tuh cewe." gerutu Rissa pada Laskar.
Rissa langsung melangkahkan kaki nya kearah Laskar, berbeda dengan Zera yang masih membatu.
"Lo apa-apaan sih, Las?" tanya Rissa dari jarak yang tak terlalu jauh dari Zera, tentu saja Zera masih bisa mendengarnya.
"Lo masih sudi ketemu nih cewe?" tunjuk Rissa pada Khela dengan nada yang sedikit tinggi.
"Lo yang apa apaan, kocak?" timpal Laskar dengan nada yang tak kalah tinggi.
Rissa berdecih pelan lalu ia menatap Khela yang masih diam disamping Laskar, "Lo mau apa kesini? Bosen tinggal di London?" tanya Rissa pada Khela.
"Calm dong, gue kesini cuma liburan." jawab Khela santai.
Mendengar itu, Rissa terkekeh tak bersuara, "Liburan gak harus ke indo!" ucap Rissa.
Plak.
"Apa urusan lo bego?" Laskar berhasil menampar pipi kanan Rissa.
"Cewe mana lagi yang mau lo gantungin perasaan nya?!" tanya Rissa yang membuat pengunjung caffe menatap mereka.
Mendengar ucapan Rissa membuat Zera mengalihkan pandangan, ia tau jika yang Rissa maksud adalah diri nya.
"Lo lebih milih cewe modelan berandalan gini? Bunda aja udah mutah duluan." Rissa kini telah meluapkan kata kata emas nya dengan puas.
"Lo emang sepupu gue, tapi bukan berarti lo bisa se enak nya gini, Riss. Khela juga punya perasaan!" jawab Laskar yang masih ingin berdebat dengan Rissa.
"Lo pikir Zera gak punya perasaan?" pertanyaan Rissa yang membuat Laskar bungkam.
Mendengar ucapan Rissa membuat Zera bangkit dari duduk nya dan berjalan keluar dari caffe itu. Zera merasa suasana caffe semakin panas dan ia memilih untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Atlaskar! (JAY X NINGNING)
Teen FictionIni adalah alur antara aku dan kamu, antara rahasia kecil kita yang kini makin membesar. Harmoni kita yang akan selalu aku bawa untuk selamanya, dan dari banyaknya nada yang kita buat, aku tidak akan pernah melupakan nya, seperti kenangan yang kita...