3.

1.1K 166 30
                                    







oh jadi ini Dhampire yang dinikahi seokjin?”

“Apa clan Dhampire terbiasa bangun terlambat?”

“Lihatlah dia tidur sangat nyenyak"

"terlihat sangat lemah”

“Lemah bagaimana?”

“Dia pasti tidak bisa mengimbangi kekuatan Seokjin di ranjang”

“Dia bahkan tidak terusik dengan cahaya matahari yang menembus jendela”

“Lihat bibirnya terbuka seakan ini adalah tempat tidur lamanya”

“Tapi dia cantik sekali, seperti boneka hidup”

Terlalu banyak suara di sekelilingnya hingga jungkook pada pagi itu terusik dari nyenyaknya tidur. Perlahan ia membuka matanya dan langsung terkejut saat ada lima vampir dewasa yang berdiri di sekitar tempat tidurnya dan sedang menonton dirinya dengan tatapan aneh mereka. 

“S-siapa kalian?!” Jungkook dengan cepat menarik selimutnya, ia ketakutan apalagi dibalik selimut itu hanya ada tubuh polosnya. Jungkook meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya setelah melewati malam yang panjang bersama suami vampirnya itu. 

“Wah akhirnya kau bangun juga” Ucap salah satu di antara mereka yang tidak jungkook kenali. Namun sepertinya pria itu baik, ia tersenyum sampai kedua mata merahnya menghilang. 

“K-kalian siapa? Dimana suami ku?!” Jungkook masih belum merasa aman. Mereka berlima tidak ada yang menjawab pertanyaannya. “Kenapa kalian bisa masuk ke kamar ini? Lancang sekali!” Ia mulai marah dan itu justru semakin membuat para vampir asing itu menatapnya tajam. Jungkook yang ketakutan mulai berkeringat, ia ingin lari tapi tidak tanpa pakaiannya. 

“S-sayang?! Jin tolong aku!” Jungkook berteriak mencari suaminya namun yang ia dapat adalah cemooh dari si origin lain yang ada disana. 

“Kau memanggil sayang pada Seokjin? Wah panggilan apa itu, aneh sekali. Seperti manusia saja” Kali ini si bibir kotak yang bicara. Julukan sayang, cinta dan sebagainya memang terasa asing bagi kaum vampir yang hidup tanpa kasih sayang. Mereka cenderung hidup datar asalkan tujuan mereka terpenuhi. Julukan seperti itu hanya untuk manusia.

Jungkook tidak peduli sebutan cintanya di pertanyakan seperti itu, sekarang yang ia butuhkan adalah Seokjin. “Pergi kalian! Atau akan ku adukan pada suami ku!” Jungkook semakin erat memeluk selimutnya saat vampir di depannya bergerak, ia pikir mungkin ia akan dibunuh setelah berteriak begitu kencangnya, namun yang sebenarnya terjadi adalah orang itu bergeser untuk menunjukkan Seokjin yang sedang duduk di belakang sana, sedang menatap mereka semua dengan tatapan datar dan tak bergeming sama sekali. Jungkook pikir itu patung tadinya. 

“Itu suamiku!” Jungkook menunjuk Seokjin agar mereka semua tau dan takut padanya tapi yang jungkook dapat hanya tawa yang sangat kencang dari mereka. “Sayang… siapa mereka?” Sepertinya jungkook salah mengira, mereka pasti sangat akrab dengan suaminya sampai bisa masuk ke kamar pengantinnya. 

Seokjin akhirnya menyuruh mereka berhenti tertawa dan mengusir para vampir itu hanya dalam satu gerakan matanya. Mereka adalah teman-teman Seokjin, setiap hari mereka akan ke castle pribadi Seokjin hanya untuk berkumpul sebelum matahari terbit. Mereka benci saat siang hari membuat mereka lebih sering berkumpul di satu tempat agar tidak merasa bosan lalu di malam hari mereka akan menjadi vampir yang kejam dan memburu manusia serta harta bendanya hanya untuk menghilangkan hasrat jiwa pemburu mereka. 

Saat keadaan kamar kembali hening, jungkook akhirnya berani untuk melepas selimutnya, tidak ia peluk sangat erat seperti tadi. Kemudian saat Seokjin melangkah mendekatinya dan berdiri di depannya, jungkook berkata “Siapa mereka? Kenapa kamu izinkan mereka masuk disaat aku dalam kondisi seperti ini?”

“Mereka temanku. Hanya ingin tau siapa yang ku nikahi” Seokjin masih dengan ekspresi wajah yang sama dan menunjukkan bahwa ia tidak khawatir sedikitpun jika kawanannya itu melihat jungkook dengan keadaan seperti ini. Jungkook menghembuskan nafasnya “tapi tidak saat aku masih tidur dan tanpa pakaian seperti ini, bagaimana jika mereka melihat ku tanpa selimut?”

Seokjin hanya diam dan hendak pergi begitu saja tanpa perlu menjawab jungkook. Tadinya Seokjin menunggu jungkook bangun untuk memastikan jungkook tidak pingsan karena kelelahan dan bersamaan dengan itu teman teman Seokjin datang. Sekarang jungkook sudah bangun jadi ia akan pergi. 

Namun jungkook masih memerlukan Seokjin karena ia yakin ia tidak akan bisa berjalan dengan benar. “Kamu mau kemana? Aku memerlukan mu” Seokjin langsung menghentikan langkah kakinya dan berbalik untuk menatap jungkook malas. 

“Aku ingin mandi tapi aku tidak bisa berjalan. Tolong angkat aku” Jungkook dengan manja mengangkat kedua tangannya dan menunggu Seokjin. Namun yang ia Terima sebuah helaan nafas Seokjin yang terlihat muak dengan tingkahnya. Kenapa Seokjin sangat pintar mengutarakan perasaannya hanya dengan satu ekspresi saja? Jungkook bahkan bisa mengerti bahwa Seokjin saat ini tidak ingin diganggu olehnya. 

Jadi dengan perasaan kecewa, jungkook perlahan menurunkan tangannya. Tidak seperti Seokjin yang hanya berwajah datar, jungkook justru lebih ekspresif dan sekarang terlihat cemberut. Jungkook menyibak selimutnya dan berusaha untuk turun dari tempat tidur sendirian, Seokjin hanya memperhatikan dari posisinya berdiri. 

Sekali saja jungkook bergerak rasanya pinggangnya akan lepas dari tubuhnya, rintihan kesakitan tak pernah berhenti keluar dari jungkook. Ini membuktikan betapa hebatnya Seokjin menikmati jungkook tadi malam. 

Akhirnya kaki jungkook berhasil menapak di lantai, sekarang ia berusaha untuk bangkit dengan berpegangan pada nakas tapi karena lubangnya yang sempat koyak dan lecet membuat jungkook tak tahan dengan sakitnya dan berakhir jatuh ke lantai. 

Jungkook terisak di lantai itu karna kasihan pada dirinya sendiri, berulang kali menghapus air matanya dan mencoba untuk bangkit namun tidak bisa. Jungkook kalah dari ekspektasinya sendiri, tadi malam saat mereka selesai bercinta jungkook pikir di pagi harinya Seokjin akan memberikan kecupan mesra padanya lalu menggendongnya untuk ke kamar mandi, tapi kenyataannya tidak seperti itu. 

Bahu jungkook semakin bergetar, air matanya berjatuhan ke lantai yang dingin menembus kulitnya. Mungkin satu satunya cara adalah dengan jungkook yang merangkak perlahan sampai ke kamar mandi. Jungkook menghapus air matanya dan mencoba untuk merangkak di langkah pertamanya tapi kemudian suara sepatu Seokjin terdengar mengetuk lantai dan membawa pria itu sampai ke depan jungkook, Seokjin mendecih dan mengatakan “Apa semua Dhampire menyusahkan seperti mu?” 

“Heng?” Jungkook bingung atas pertanyaan Seokjin dan ia menjadi lebih bingung lagi saat Seokjin mengangkat tubuhnya dengan sangat mudah secara tiba-tiba. Jungkook dibawa ke kamar mandi oleh Seokjin. Tapi kenapa? Apa karena Seokjin kasihan padanya? Padahal tadi vampir itu seperti enggan untuk menolong jungkook.

“Cepatlah. Akan ada perayaan pernikahan malam ini jadi bersiaplah” Seokjin meletakkan jungkook di wastafel dan akan langsung pergi tapi jungkook menarik lengannya dan memberikan ciuman singkat di bibir vampir itu. jungkook merasa tersentuh karna pada dasarnya Seokjin tetap membantunya sampai ke kamar mandi. Sedikit kepedulian dari Seokjin memberikan harapan yang besar untuk jungkook. Sedangkan Seokjin mengerutkan alisnya tanda vampir itu bingung dengan tindakan tiba-tiba jungkook. 

“Terima kasih sudah menolong ku” Mungkin itu adalah alasan yang tepat untuk mencium Seokjin agar vampir itu tidak bingung. Setelah mendengar alasan jungkook, Seokjin langsung pergi dari sana. “Kenapa dia seperti batu? Ayah juga vampir origin tapi ayah sangat penuh cinta di hatinya” Gumam jungkook pada dirinya sendiri. 


Tbc.

Gimana cingtah chapter kali ini??
Maaf sedikit banget hehe
Vote dan komen sekarang kalau mau double update 😋

.

My Eyes | Jinkook ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang