Seokjin terbangun dari tidurnya dengan sebuah helaan nafas yang berat, melirik ke samping dimana Jungkook tertidur dengan memunggungi dirinya sejak tadi malam. Jungkook masih kesal padanya perihal hukuman Yeorin.
Tadi malam, saat mereka belum tidur, Jungkook masuk ke dalam kamar putrinya, ia mendengar Zaros sudah selesai memberikan hukuman pada Yeorin.
Begitu ia masuk dengan sebuah senyuman getir, Yeorin melengkungkan bibirnya, "appa... Aku janji tidak akan kabur dari castle lagi" Rengeknya yang kemudian menunjukkan bekas memar di telapak tangannya.
Jungkook merasakan dadanya nyeri hingga ia langsung memeluk Yeorin, "Maafkan appa sayang, appa tidak berhasil mendapatkan maaf dari ayah" Ia kecup pucuk kepala Yeorin dan merapikan rambut Yeorin yang sudah lepek.
Kedua tangan kecil itu kemudian jungkook genggam dan usap halus, ikut merasakan betapa sakitnya tangan itu. "Apa yang kakakmu lakukan sampai tanganmu merah seperti ini?"
"Aku menimba air di sumur untuk persediaan anggota keluarga besok hari"
"Kamu melakukannya?!" Yeorin mengangguk yang membuat Jungkook semakin tercengang. "Kamu melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa" Keningnya mengkerut tanda ia masih sangat khawatir.
Namun, Yeorin tak suka itu. Ia sama seperti Zaros yang tidak akan pernah bisa melihat Jungkook bersedih seperti ini. Jadi Yeorin mengusap pipi Jungkook dengan lembut, "appa tenanglah, ini akan segera membaik. Zaros sudah menyuruh tabib untuk mengobati luka ku"
"Tapi seharusnya Zaros memberikan hukuman yang lebih ringan dari ini"
"Jangan bicara seperti itu appa, atau Zaros akan cemburu lagi nanti. Kakakku itu sudah mendapatkan hukuman yang lebih berat dari ini sejak usianya lebih kecil dariku. Aku pikir dia sudah memberikan hukuman yang paling ringan dari semua pilihan yang ada" Yeorin tersenyum setelah itu, sangat mirip dengan gigi kelinci Jungkook namun taringnya sangatlah tajam–siap untuk mengoyak pembuluh darah siapapun.
"Aku senang kalian selalu berpikir seperti itu, kalian selalu berusaha untuk peduli satu sama lain. Appa sangat menyayangi kalian berdua"
Jadi begitulah yang membuat Jungkook akhirnya menangis di kamar dan enggan untuk di sentuh oleh Seokjin satu malaman.
Dan untuk merayu pasangannya itu, Seokjin harus melakukan beberapa hal romantis yang mungkin bisa menyenangkan sisi manusia di dalam diri Jungkook.
"Bunga sebanyak itu untuk siapa?" Tanya Zaros yang melihat ayahnya memetik bunga liar di hutan sepulang dari mereka berlatih memanah disana.
"Appa mu, dia memarahiku karna membiarkanmu menghukum Yeorin. Jadi aku harus merayunya" Seokjin menjawab tanpa melihat ke arah Zaros, sangat sibuk memetik bunga evening primrose.
Zaros kemudian terkekeh melihat betapa menderitanya Seokjin jika Jungkook sudah merajuk seperti sekarang. "Aku tidak tau kalau Origin bisa romantis juga?" Sengaja menggoda ayahnya.
Seokjin menghela nafas, mengumpulkan bunga-bunga yang ia petik menjadi satu ikatan, "Jungkook merubahku terlalu banyak, kau tau itu" Zaros hanya tersenyum mendengarnya.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju castle. Namun, di tengah keheningan malam, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang begitu keras datang dari balik semak-semak yang sangat tinggi tak jauh dari mereka.
Hal ini mengalihkan perhatian Seokjin, ia berhenti untuk memastikan suara teriakan itu dan akan mengeceknya ketika teriakan itu kembali terdengar, tapi Zaros menghentikannya.
"Jangan ikut campur ayah, mungkin vampir lain sedang menemukan mangsanya" Mangsa yang di maksud adalah manusia yang tersesat kedalam hutan terlarang itu. Mendengar perkataan Zaros, Seokjin masih berkeinginan untuk melihat apa yang terjadi, tak ingin sesuatu yang buruk terjadi di wilayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes | Jinkook ☑️
VampireMemiliki mata kuning adalah kutukan bagi seorang vampir. Dan salah satu vampir yang bermata kuning adalah Jeon Jungkook dari Kota Starfell.