chapter 14

39 4 1
                                    

Malam hari di bulan purnama, Rai sedang memperhatikan KRI. REM dari balkon kamarnya. Tidak ada apa - apa sebenarnya yang ada di kapal fregate itu selain pujaan hatinya.

Kebersamaan Rai dengan Angga telah menumbuhkan perasaan cinta di dalam hati keduanya, dia selalu membayangkan wajah dari prajurit TNI-AL tersebut.

Tapi, suasana kerinduan itu hancur ketika Cakra Wangsa dan beberapa bawahannya datang menculik sang putri. Rai berusaha melawan tapi lama kelamaan kesadarannya mulai hilang akibat wajahnya dibekap oleh Cakra Wangsa.

Seorang pelayan yang tiba - tiba masuk berteriak, tapi salah satu anak buah Cakra Wangsa melemparkan belati hingga menancap dirongga dada sang pelayan.

Cakra Wangsa dan bawahannya menyembunyikan tubuh Rai di dalam kereta karavan. Lonceng istana berbunyi, menandakan ancaman bahaya telah terjadi, seluruh prajurit pengawal bergegas mengamankan istana kerajaan. Tapi Cakra Wangsa dengan perasaan tenang dan tanpa dicurigai keluar dari lingkungan istana.

(Time skip)

Pagi hari yang cerah, Di kapal induk kebanggaan republik rakyat konoha, yaitu KRI. Surakarta sedang berada disisi lain pulau kerajaan Bali. Dari atas anjungan, pangeran Samaratungga dan Yasawirya sedang memperhatikan sebuah kapal layar yang tidak memiliki bendera.

Yasawirya berkata "pangeran, bukankah itu pangeran Wardana"

Mendengar itu, Samaratungga kemudian merebut teropong yang dipakai Yasawirya. Dia memperhatikan pangeran Wardana dan Cakra Wangsa sedang menaikkan muatan. Samaratungga berkata "apakah kita akan mengikutinya?"

Kapten Roy kemudian berkata "saat ini kita sedang mengikutinya" sambil menunjuk ke arah drone pengintai yang terbang disekitar kapal pangeran Wardana.

Drone pengintai B051L FF merupakan drone pengintai jarak jauh yang ditenagai oleh uranium. Drone ini sanggup terbang selama setahun tanpa mendarat. Drone ini akan mengikuti kemanapun pangeran Wardana pergi.

Sedangkan itu di istana Gelgel, Angga dan raja Warmadewa sedang membicarakan hilangnya putri Rai. Raja Warmadewa berkata "Setelah saya memperhatikan Rai akhir - akhir ini kelihatan begitu suka kepadamu, apakah kau yakin bisa menyelamatkannya?"

"Saya sangat yakin baginda raja, bagaimanapun hati dan perasaan saya hanya tertuju pada putri anda, saya akan berusaha menyelamatkannya walaupun harus berkorban nyawa" ucap Angga

"Saya sangat percaya kepadamu, pangeran Wardana merupakan orang yang menghalalkan segala cara, jadi berhati - hatilah" ucap raja Warmadewa

Perasaan galau Angga semakin menjadi, bagaimanapun dia harus bisa menyelamatkan pujaan hatinya tersebut. KRI. REM mengangkat jangkar, ditengah perasaan galaunya kapten Haris menghampiri dan berkata "memikirkan cewekmu lagi letnan Angga?"

"Iya" ucap Angga dengan nada sendu

"Perasaan cinta itu sakit dan penuh pengorbanan, aku harap kau selalu siap dengan berbagai macam plot twist yang bakal terjadi" ucap Haris

"Mengetahui dia menghilang seperti ini membuatku sangat sakit, tapi aku tidak yakin dengan diriku sendiri" ucap Angga

"Apa yang kau pelajari di akademi TNI?" Ucapan Haris seketika menarik perhatian Angga, Haris berkata "prajurit sejati akan mengorbankan perasaan cinta dan hatinya agar bisa menjalankan tugas, tapi ya namanya manusia pasti tidak akan mau mengorbankan perasaan cintanya. Baiklah, Menhan sudah mendeklarasikan perang melawan Majapahit, jadi, manfaatkanlah untuk menyelamatkan pacarmu walaupun kita kalah"

"Baik pak" ucap Angga yang hatinya mulai sedikit tenang.

Sedangkan itu di Indonesia, kabar pembantaian dan deklarasi perang menhan Purnomo menyebar ke media sosial, banyak warganet yang mengutuk dan mendesak agar pemerintah segera menaklukkan Trowulan.

Rahmat dan jajarannya membentuk kabinet perang, jumlah alutsista darat dan udara ditingkatkan. Kapal - kapal angkatan laut dikerahkan untuk memburu kapal - kapal berbendera Majapahit terutama armada tempurnya, tujuan utamanya adalah melemahkan Majapahit dari segi ekonomi dan logistik, kemudian lanjut ke rencana kedua.

Di rapat kabinet perang RI. Rahmat berkata "baiklah semuanya, rencana tahap pertama telah berhasil, saat ini Majapahit secara perlahan mengalami krisis moneter karena tidak tersedianya pasokan logistik dan ekonomi yang memadai, kira - kira untuk tahap kedua apa yang harus kita lakukan?"

"Pangeran Wardana dan bawahannya lagi dalam perjalanan kembali ke Majapahit, apa kita harus menyambutnya dengan bom karpet?" Ucap Ilham

"Saat ini, pak Pur lagi memimpin penyerangan langsung ke Trowulan" ucap ibu Suci Astuti yang menjabat sebagai menteri kelautan.

"Diantara kita yang paling nasionalis itu pasti pak Pur, dia rela melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan bangsanya" ucap Opung Yusuf Panjaitan yang menjabat sebagai menteri kordinator nasional.

"Kira - kira apakah KM. Budiono Siregar sudah dipersiapkan sebagai kapal angkut logistik dan personel jarak jauh?" Ucap Rahmat

"Emang ada perlu apa dengan kapal itu?" ucap Rangga Tiasto yang menjabat sebagai menteri perdagangan.

"Kita akan membangun kembali kota Trowulan, setelah perang ini, kita akan jadikan Majapahit sebagai Vassal State" ucap Rahmat.

"Maksudnya kita akan menjajah Majapahit?" Ucap Ilham

"Bisa dibilang begitu, seluruh sumber daya kekaisaran Majapahit cukup untuk menutupi kerugian perang kita, apalagi kita memerlukan sumber daya nikel, emas dan minyak bumi dalam jumlah besar" ucap Rahmat yang membuat seisi rapat kabinet merasa heran dan kagum.

Sedangkan itu ditengah laut, pangeran Wardana dan bawahannya membuka peti. Di dalam peti itu Rai sedang diiket, pangeran Wardana kemudian melepas kain yang menutup mulut Rai, dengan penuh emosi Rai berkata "lepaskan aku! Aku gak mau ikut denganmu"

Pangeran Wardana kemudian memegang dagu Rai sambil berkata "sekarang kau adalah milikku tuan putri, kau tidak akan bisa lepas dariku"

"Kau bodoh wardana, aku sama sekali tidak menyukaimu, lepaskan aku atau kau akan mati" ucap Rai

"Kelihatannya dia lebih menyukai prajurit biasa ketimbang kau putra mahkota" ucap Cakra Wangsa

"Coba kau ceritakan sedikit, siapa prajurit itu?" Ucap Wardana

Rai memotong pembicaraan berkata "dia bukan prajurit sembarangan, kau akan takut jika bertemu dengannya"

"Aku takut? Hahahaha, ayo kita lihat apakah dia akan berani menatap wajahku atau tidak" ucap Wardana dengan sombongnya.

Sedangkan itu Kayana hanya diam memperhatikan. Di anjungan KRI. Surakarta 25, pangeran Samaratungga memperhatikan pangeran Wardana dari layar monitor.

Yasawirya berkata "benar seperti yang kau katakan putra mahkota, pangeran Wardana sudah kelewatan batas"

Pangeran Samaratungga berkata "Dia sudah berani menculik sepupuku, tidak akan mungkin aku akan melepaskannya" kemudian berkata "kapten, aku mohon antarkan aku ke pangeran Wardana"

"Tidak sekarang, kita akan berkumpul disini" ucap kapten Roy

"Kita akan segera menyerang Majapahit, jadi pangeran harap sabar sebentar" ucap Jonnatan

"Menyerang? Apa sebenarnya yang terjadi?" Ucap Samaratungga

"Mereka telah membantai dan menyandera orang - orang kami, dan kapal yang dinaiki pangeran Wardana adalah kapal terakhir, kami akan segera membalaskan dendam kami kepada Trowulan" ucapan Jonnatan membuat pangeran Samaratungga dan Yasawirya keheranan, pangeran Wardana tanpa sengaja telah menginjak ekor singa.

Kehancuran Trowulan ada di depan mata.

In Nusantara World : Bagaimana Negara +62 Bekerja Di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang