Malam hari yang gelap, dengan menggunakan kuda, pasukan Majapahit sedang melakukan pengintaian di desa yang terdapat pasukan TNI, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
Salah seorang prajurit yang memimpin pasukan memberikan aba - aba, dan busur api ditembakkan membakar rumah - rumah penduduk.
Pasukan TNI begitu kaget karena serangan dadakan tersebut. Seluruh pasukan TNI seketika bersiaga dengan senapan dan ranpur mereka, tidak lama kemudian pasukan kaveleri Majapahit melakukan serangan menerobos masuk ke dalam desa, akibatnya pasukan TNI tidak sempat melakukan perlawanan.
Salah satu pasukan berkuda menebas beberapa pasukan TNI hingga tewas. Pasukan Majapahit juga menggunakan cetbang untuk menyerang barisan pertahanan TNI.
Pasukan Majapahit melancarkan tembakan ke pasukan TNI yang sedang bertahan, pasukan TNI berterbangan karena terkena ledakan peluru cetbang.
Tank MBT Harimau berusaha menembak pasukan penembak cetbang, tapi salah seorang prajurit memasukkan bom molotov ke lubang meriam tank. Alhasil ketika tank menembak, botol yang berisi minyak pecah, cairan minyaknya menyebar membakar tank itu dari dalam dan memanggang seluruh krunya.
Suara keras teriakan dan tangisan dari penduduk desa terdengar, desa itupun akhirnya terbakar oleh api dan menewaskan seluruh penduduknya.
3 hari kemudian, di pagi hari, Menhan Purnomo melakukan kunjungan pertama kali ke kerajaan Bali untuk memantau operasi yang dilakukan indonesia bersama kedua sekutu barunya.
Raja Warmadewa beserta istrinya menyambut kunjungan menhan tersebut. Purnomo berkata "bagaimana kondisi peperangan saat ini, ada kemajuan?"
"Anda tidak perlu khawatir, pasukan anda telah banyak membantu kami" ucap Warmadewa
"Syukurlah" ucap purnomo, kemudian melepaskan kacamata hitamnya sambil berkata "aku baru saja diberitahu kalau pangeran wardana enggan pergi dari sini"
"Karena hal itu lah aku sangat mengkhawatirkan Rai, pangeran Wardana sangat fanatik dengan putri kami, dia tidak akan mau pulang tanpa membawanya" ucap Warmadewa
Disaat obrolan mereka makin dalam, seorang prajurit berkuda datang dan berkata "baginda sri, maaf atas kelancangan saya, salah satu desa yang dijaga oleh pasukan kerajaan Indonesia habis mengalami penyerangan"
Purnomo yang kebingungan mendengar itu berkata "kok bisa begitu, bagaimana hasilnya?"
"Desa itu berhasil dikuasai, mereka menargetkan orang - orang dari kerajaan Indonesia dan menculik mereka, panglima Indra Jayendra meminta agar perwakilan Indonesia segera datang untuk melakukan diskusi" ucap Prajurit.
Purnomo dengan pengawalnya segera menaiki helikopter dan langsung bergegas ke desa yang ditunjuk prajurit tersebut. Purnomo begitu kaget menyaksikan pembataian sadis tersebut, walaupun dia sudah lama di militer tapi dia begitu kaget melihat semua alutsista TNI rusak dan beberapa jasad prajuritnya hangus terbakar bahkan ada yang termutilasi.
Purnomo dan para pengawalnya akhirnya disambut oleh Indra Jayendra dan prajuritnya, mereka juga membawa para sukarelawan Indonesia yang mereka tawan. Para relawan itu terdiri dari pria dan wanita yang dipasung dalam keadaan telanjang bulat, para relawan ini tergabung dalam tim medis dan para pengajar.
Purnomo berkata "apa yang kalian inginkan?"
Indra Jayendra membalas "Kami ingin kerajaan Indonesia segera tunduk kepada kami, atau..." seketika prajurit Majapahit menggorok leher salah satu tawanan pria hingga putus, kemudian melemparkan kepalanya kehadapan Purnomo.
Purnomo dan pengawalnya seketika terdiam menyaksikan hal itu, para tawanan yang lain semakin ketakutan menyaksikan salah satu rekannya dibunuh secara sadis.
Perasaan marah terus bergejolak dalam hati Purnomo dan para pengawalnya, tapi Purnomo memerintahkan para pengawalnya untuk menahan diri.
"Tindakanmu ini benar - benar tidak bisa dimaafkan. Apakah kau kira saat ini Majapahit cuma ada satu? Bangsaku tidak akan bisa memaafkan kelakuan kalian" ucap Purnomo sambil menahan emosi.
Mendengar itu, Indra Jayendra berkata "Memaafkan kami? Asalkan kau tahu, sampai kapanpun Majapahit cuma ada satu, kalian berperang melawan kami dengan panji - panji kami dan itu merupakan penghinaan, dan sekarang...." kemudian menikan salah satu tawanan wanita dibagian atas dada dan membelahnya hingga ke bagian v*ginanya. Tawanan wanita itu tewas secara perlahan dengan isi perut yang menjulur keluar.
Purnomo yang amarahnya sudah memuncak memperhatikan sekitar, ternyata beberapa pasukan kopasus sedang bersembunyi, salah satu dari pasukan kopasus memberikan isyarat dan Purnomo mengerti dengan isyarat itu.
Indra Jayendra kemudian pergi ke tawanan selanjutnya. Disaat dia mengangkat pisaunya, seketika tanganya langsung buntung akibat tertembak oleh peluru sniper bertipe 7,62mm magnum.
Melihat tangannya yang sudah buntung, Indra Jayendra berteriak kesakitan. Dari lokasi pasukan kaveleri Majapahit bersembunyi, membumbung tinggi asap berwarna oren, tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh aneh dan lokasi itu akhirnya meledak.
Rombongan yang terdiri dari 22 pesawat F60 Flicker mengebom area hutan dan perkebunan tempat pasukan Majapahit bersembunyi. Menewaskan sebagian besar pasukan dan memaksa sisanya untuk mundur.
Pasukan kaveleri yang tersisa tanpa sengaja bertemu dengan konvoi militer TNI. Tank dan robot tempur menembaki para pasukan kaveleri berkuda hingga habis.
Salah seorang prajurit Majapahit yang masih hidup terhimpit oleh kudanya yang sudah mati, melihat tank indonesia yang mendekat, dia berteriak ketakutan berusaha menyingkirkan mayat kudanya, tapi dia tidak akan bisa melakukannya. Tanpa memperdulikan, tank MBT Indonesia langsung melindas prajurit itu hingga tewas dan remuk bersama kudanya.
Pasukan pengawal Indra Jayendra ketakutan mendengar teriakan dari pasukan Majapahit yang jadi korban keganasan pasukan Indonesia. Moral mereka benar - benar hancur, disaat mereka hendak kabur, pasukan kopassus langsung menembaki mereka hingga tidak bisa bergerak.
Kemudian seluruh pasukan TNI yang bersembunyi keluar dan menganiaya Indra Jayendra beserta pasukan pengawalnya. Indra Jayendra berteriak "HENTIKAN!!! TOLONGG!! SAKIT!!!"
Purnomo kemudian menghentikan aksi pengeroyokan tersebut dan berkata "jangan biarkan dia mati dulu, pastikan dia sampai ke pangeran Wardana"
Para pasukan TNI menaikkan Indra Jayendra ke kudanya. Purnomo dengan perasaan murka, menempelkan kertas anti air berisikan pesan untuk pangeran wardana, kemudian menancapkannya pisau yang dipakai Indra untuk membunuh para tawanan ke punggung Indra Jayendra agar surat itu bisa tergantung.
Sore harinya mayat Indra Jayendra tiba dihadapan pangeran Wardana. Pangeran Wardana yang melihat mayat itu berkata "apa yang mereka lakukan kepadamu?" Kemudian mencabut pesan itu dari punggungnya.
Amarah pangeran Wardana memuncak setelah membaca pesan ancaman tersebut. Kayana yang melihat itu berkata "putra mahkota?"
"Mereka mengancam akan segera menyerang Trowulan, tetapi kita tidak akan mundur sampai Gusti Ayu ikut dengan kita" ucap pangeran Wardana.
Kayana sendiri merupakan satu - satunya panglima wanita yang selalu mendampingi pangeran Wardana. Dalam hatinya sendiri dia sangat mencintai putra mahkota tersebut, dan dia sangat khawatir atas keselamatannya, tetapi sifat angkuh pangeran yang terus mengejar putri Rai menghalangi perasaan cintanya. Dia juga bersumpah akan menghabisi Rai agar bisa mendapatkan cinta sang pangeran seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Nusantara World : Bagaimana Negara +62 Bekerja Di Dunia Lain
Fantasybagaimana jika kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara hidup berdampingan di era waktu yang sama. Republik Indonesia dari awal abad ke 22 tiba - tiba berpindah ke dunia asing dimana kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan - kerajaan lain yang p...