Bab XIII

152 19 1
                                    

Satu minggu kemudian, lima hari sebelum pernikahan Love...

Kesibukan Racha semakin menggila, apalagi Racha sudah mengikuti beberapa organisasi dan kursus. Racha aktif sebagai Staff Departemen Keilmuan di BEM FH UNDIP dan ikut PKM jurnalistik, bahkan ia mengikuti jejak kakaknya, yaitu anggota ALSA di kampusnya. Meskipun begitu, Racha tetap menikmatinya disaat tugas kuliahnya semakin banyak.

Ia sudah tidak bertemu lagi dengan Love, entah kenapa Love tidak ada di indekos. Racha sudah menghubungi Love melalui pesan WhatsApp, tidak kunjung dibalas oleh lawan bicaranya. Ia pun sering menanyakan keberadaan Love kepada Mas Pakin dan Mbak Jan, tetapi mereka tidak tahu. Racha menghela napas, khawatir dengan Love.

Racha selalu berpikir panjang, mulai menghubungi sahabat-sahabatnya. Nihil, mereka mengalami kendala yang sama. Racha meminta tolong kepada View untuk mampir ke rumah Love, berjaga-jaga kalau ada Love di rumah.

===

Jadwal kuliah View hari ini cukup senggang, hanya dua mata kuliah. Ia pun memutuskan pergi ke rumah Love. Walaupun cukup jauh dari kampusnya, ia pun rela pergi berlawanan arah untuk memastikan sahabatnya baik-baik saja.

Rumah Love tampak sepi dan menyeramkan, itulah yang View pikirkan. View menekan bel dua kali, lalu seorang asisten rumah tangga membukakan pintu. View kenal dengan orang itu.

"Oh, Neng View. Mau cari Non Love ya?"

"Iya, bibi. Love nya ada?"

Bibi terdiam sesaat dan meminta View untuk menunggu. View menaikkan alis, biasanya Bibi selalu mempersilakan masuk. Kali ini, berbeda.

Beberapa menit kemudian, Bibi kembali dan mempersilakan masuk. View menemukan ibunya Love sedang duduk di sofa. Ia pun dipersilakan untuk duduk.

"Tante, Love kemana ya? Soalnya Love nggak bisa dihubungi." tanya View dengan sopan. Ibunya Love menatap View dengan sedih.

"Love baru saja ke bandara. Pulang ke Semarang."

"Lho, seminggu ini Love disini?! Kok nggak ada kabar ya?"

"Handphone Love disita ayahnya..." lirih ibunya Love. View yang sadar kondisinya langsung mendekat kepadanya, memegang tangan ibu Love yang raut wajahnya hampir menangis.

"Tante, ada apa? Kenapa tante sedih?"

Ibu Love menatap View dengan sendu, mulai menceritakan kondisi Love yang sebenarnya. "Love... akan menikah dalam waktu dekat. Ia pergi ke Semarang bersama beberapa penjaga suruhan ayahnya. Ia dijodohkan oleh anak rekan bisnis ayahnya."

Muka View mengeras, menahan tangis dan shock mendengar penjelasan Ibu Love. "Kalau boleh tahu, siapa calon suami Love? Kapan dan dimana Love menikah?"

"Love akan menikah dengan Nanon di katedral Kalibanteng, pernikahannya lima hari lagi."

View sangat ingin mengabari Racha, tetapi karena Ibu Love menangis, ia harus menenangkannya lebih dulu.

===

Racha sedang bersantai di ruang tamu sambil membaca novel. Terdengar suara beberapa mobil dari luar, tampak Love bersama beberapa orang asing. Orang asing itu menuju kamar Love, sedangkan Love menghampiri Racha.

"Film..." ucap Love sambil memeluk Racha. Racha kaget dengan penampilan Love yang cukup prihatin. Wajahnya pucat dan tubuhnya kurus. Racha pun melepas pelukan Love dan memegang pundaknya.

"Love, apa yang terjadi? Lo bareng siapa? Kenapa mereka masuk kamar lo gitu aja?"

Love tersenyum masam, "Maafin gue ya, Film. Gue pindah ya?"

Racha kaget bukan main. Racha mengajak Love untuk duduk dan meminta Mbak Jan untuk dibuatkan minum.

"Lo mau pindah? Kenapa? Kurang betah lo disini?"

Love memainkan jarinya, menimbang-nimbang untuk menjawab. "Film, lo dateng ya ke nikahan gue di katedral Kalibanteng hari minggu ini, jam 10 pagi."

Pernikahan? Love akan menikah? Racha langsung memeluk Love, perlahan air matanya mengalir. "Kok lo tiba-tiba nikah? Lo nggak bisa nunggu kak Pansa? Love..."

Love tidak mampu membalas pelukan Racha, ia sungguh tidak kuat. "Tolong sampaikan maaf gue ke dia ya? Bilang ke dia, kalo gue akan selalu sayang dan cinta sama dia. Sorry kalau beritanya mendadak." lirih Love.

"Gue akan sampein kok, mending lo ceritain dulu gimana kejadiannya. Oke?" lirih Racha. Love pun menceritakan kejadian ia dijodohkan. Racha pun mendengarkannya dengan serius. Banyak kejadian di luar dugaan, sehingga Racha merasa kasian dengan kondisi Love. Ia juga sedih, tidak bisa menemani Love di fase terendahnya.

Proses pindahan Love tidak membutuhkan waktu yang lama. Seorang bodyguard Love meminta Love untuk pergi. Setelah Love berpamitan dengan Racha, ia membalikkan badannya. Love terpaku melihat sosok yang sangat ia rindukan.

"Kak Pansa..."

"Love..."

-----

Halo, Pembaca! 

Kaget nggak tiba-tiba Love ketemu Pansa? Saya sendiri pun kaget sih. Hahaha... Mohon dukungannya ya dengan mengikuti cerita ini. 

Kalo kamu jadi Pansa, gimana perasaannya?

Salam dari Nabastala.

Datang, Pergi, dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang