Bab XXXIX

149 23 6
                                    

Cieee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cieee... Anda tertipu ~~~


Entah beberapa kali Pansa tidak sadarkan diri karena menahan sakit pada tubuhnya. Pansa mengutuk Pak Sagara yang memiliki jiwa psikopat. Pansa tidak tahu betapa mengerikan dirinya. Mukanya babak belur sampai ujung bibirnya membengkak, matanya lebam sampai ia tidak dapat melihat dengan jelas. Tubuhnya banyak sekali sayatan yang sudah mengering. Dada dan perutnya terdapat titik kebiruan. Kedua tangan dan kakinya sudah tidak dapat digerakkan karena diinjak-injak.

Sialan orang itu... Sudah berapa banyak darah yang sudah keluar? batin Pansa.

Pansa hanya bisa bertahan hidup dengan air putih yang diberikan oleh anak buah Pak Sagara. Itu pun diminum dengan cara yang tidak biasa. Anak buah itu memasukkan botol yang sudah dibuka tutupnya dan memasukkan itu ke dalam mulutnya. Sosok yang melakukannya adalah... Gun.

Pansa duduk sendirian di dalam ruangan berukuran panjang dan lebar masing-masing dua meter. Pansa mencoba mengingat kembali bagaimana ia sampai disini, meski kepalanya sangat sakit. Batuknya tidak kunjung berhenti sampai dadanya sakit. Saat mengeluarkan dahaknya, darah pun keluar lebih banyak. Rasa sakitnya pun tidak terbendung.

Flashback...

Pansa sudah tiba di lokasi proyek pada pagi hari. Para pekerja borongan itu belum datang, sehingga Pansa leluasa mengecek setiap rumah secara detail. Ia memasuki setiap rumah itu dengan membawa peralatan tukangnya. Memukul dinding, mengecek lantai, dan semuanya detail rumah itu dengan teliti.

Setelah mengecek kondisi rumah, Pansa keluar dan mengeluarkan permen lolipop rasa mint. Ia tidak lagi merokok atas keinginan dirinya dan permintaan dari istri tercintanya. Pansa lupa mengirimkan pesan kepada Love. Ia berswafoto bersama mengirimkan pesan pada istrinya.

Selamat pagi, istriku. Aku sudah berangkat lebih awal tanpa membangunkanmu. Hari ini, sahabatmu akan datang buat menemanimu. Jangan lupa memperhatikan kesehatanmu ya, sayang. Aku kerja dulu di lokasi proyek dulu, baru ke PN. Aku mencintaimu, Love Pattranite Atmadja! - Suamimu.

"Pak Pansa, Anda datang pagi sekali." sapa Gun dengan ramah. Pansa pun menyimpan kembali ponselnya.

"Saya mengecek setiap rumah, katanya ada problem disini. Tapi saya cek, semua aman saja kok."

"Oh, problemnya ada di pemasangan instalasi listrik. Boleh ikut saya, Bapak."

Pansa melupakan bagian itu. Ia pun mengikuti Gun berjalan pada suatu tempat. Tiba-tiba, mulut dan hidung Pansa dipaksa tutup dengan menggunakan kain. Saat itulah, Pansa pingsan.

Pansa tidak mengetahui bahwa Gun dan Satang yang menyekapnya.

Pansa tidak mampu mengingat semuanya dengan jelas. Pansa hanya ingat bahwa ia sedang mengikuti Gun untuk memeriksa listrik.

Datang, Pergi, dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang