Bab XXI

175 22 6
                                    

Beberapa tahun ke belakang, banyak hal yang telah terjadi di hidup Pansa. Kini, usianya terus bertambah, bukan berarti kesibukannya akan berkurang. Jangankan untuk bersenang-senang, beristirahat yang cukup pun sudah menjadi mimpi indahnya. Sudah sebelas tahun kepergian Ayah dan Ibu, Pansa belum sama sekali merasakan kedamaian yang hakiki. Hidupnya hanya dikelilingi kerja keras.

Setelah puluhan bulan berlalu, akhirnya Pansa menjadi seorang hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Prosesnya menjadi hakim tidaklah mudah, tetapi ia mampu membuktikannya bahwa apa yang telah ia janjikan kepada Ayah dan Ibu telah ditunaikan. Setidaknya, salah satu tujuan hidupnya telah tercapai. 

Tidak hanya Pansa yang menjadi hakim, tetapi Namtan dan Ajrin mengikuti jejaknya. Tiga ksatria hukum telah berubah menjadi The Judge Muskeeters dan dikenal oleh instansinya. Banyak pihak internal yang menyukainya, tetapi tidak sedikit yang membenci eksistensinya oleh pihak eksternal. Kenapa mereka dibenci? Mereka sulit ditaklukkan.

Rumor yang beredar adalah mereka sangat menjaga integritasnya. Mereka tegas menolak adanya gratifikasi dari pihak luar. Selain itu, mereka selalu menarik batas hitam dan putih saat sidang. Apabila terdakwa bersalah, maka ia menjatuhkan hukuman maksimal. Berbeda dengan terdakwa dengan kasus yang berat dan sulit termaafkan, mereka tidak segan-segan untuk memberikan hukuman seumur hidup.

Walaupun dirinya telah menjadi hakim, Pansa tidak benar-benar melepaskan bisnis yang telah ia kembangkan dari bisnis orangtuanya dan kakeknya. Ia tetap memperhatikan operasional bisnis dan perusahaannya. Maka dari itu, Pansa meminta bantuan dari orang-orang kepercayaannya.

Lalu, bagaimana dengan Racha? Racha telah menyelesaikan studi hukumnya dan sedang menikmati profesinya sebagai pengacara di bawah firma hukum terkenal. Di sisi lain, Racha tetap mengurus Atmadja Corp yang dibantu oleh Ciize, Krist, View, dan Prim. Prim telah pensiun dini dari industri hiburan di Thailand dan memilih bekerja di perusahaan bersama sahabat-sahabatnya. Sedangkan, Krist memilih resign dari pekerjaan sebelumnya dan membantu Pansa dalam mengelola perusahaan. Ia juga tidak ingin LDM dengan Ciize dan putranya yang telah berusia 3 tahun.

===

Sebagai pegawai negeri sipil, Pansa selalu pulang bekerja tepat waktu. Ia kelewat lelah, harus mengadili lima sidang hari ini. Kepalanya mau pecah, apalagi ia sedang tidak memiliki mood untuk bekerja di luar batasnya. Ia memilih untuk pulang ke rumah keluarganya yang ia sangat rindukan.

Ketika Pansa sampai di halaman, sosok perempuan menghampiri dengan penuh tenang. Ia langsung mengambil jaket dan tas kerja Pansa, lalu berjalan berdampingan dengan sosok di sebelahnya.

"Hari ini nggak ke klinik gigi, Tu?"

Tu menggeleng pelan, "Nggak ada jadwal hari ini, Mas. Hari ini aku di rumah saja."

"Racha belum pulang ya?"

"Adikmu pulang jam delapan malam, ada meeting sama klien."

Pansa menggangguk. Ia berjalan menuju ruang keluarga, duduk di sofa yang empuk dan penuh kenangan. Ia menyalakan televisi, menyimak berita terkini. Tu sudah menyiapkan air putih dan cemilan di meja ruang tamu.

Setelah Tu menyelesaikan studi dan lainnya, ia menjadi seorang dokter gigi di Rumah Sakit Mayapada. Maka dari itu, ia tinggal bersama Pansa dan Racha karena lokasinya yang dekat dari rumah sakit. 

Tidak ada hubungan khusus antara Pansa dan Tu. Berbeda dengan orang lain yang menganggap mereka sebagai sepasang kekasih. Mereka tidak peduli pandangan orang lain, toh mereka sama-sama nyaman dengan apa yang mereka miliki. Mereka saling menjaga satu sama lain. Racha memberikan restu kepada mereka tanpa diminta, bahkan Racha ingin mereka tidur bersama. Akan tetapi, Pansa dan Tu tetap tidak tidur di satu kamar tanpa adanya ikatan pernikahan.

Datang, Pergi, dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang