Bab VII

145 22 3
                                    

Pansa tiba tiga puluh menit sebelum acara dimulai. Sudah banyak yang telah hadir di dalam aula, menggunakan pakaian mewah. Beberapa pasang mata melihat penampilan Pansa dan memberikan senyuman kepadanya. Pansa tidak menyadarinya, ia sibuk melihat keramaian di di dalam asrama. Saat menganalisis kondisi sekitar, Pansa menemukan Ciize dengan balutan long dress yang menawan, menampilkan punggung yang sedikit terbuka. Dia sedang mengobrol dengan teman-teman sekelas, disampingnya terdapat Krist yang menemaninya. Pansa tidak mau menyapanya dulu, ia melimpir ke area lain sekolah. Ia ingin merokok sebentar.

Love sendiri sudah standby sejak sore, memastikan acara prom night berjalan lancar tanpa ada kekurangan. Panggung dan tempat dansa sudah siap, konsumsi juga lengkap, dan rangkaian acara sudah disusun sedemikian rupa. Tampilan Love sangatlah cantik, dengan balutan dress selutut berwarna hitam. Tangannya sibuk dengan kertas dan handy talkie (HT). Sebagai seksi acara, Love sangat perfeksionis untuk acara ini.

Love sudah cukup lelah, meminta rekannya untuk menggantikan posisinya dulu. Seraya mengambil segelas jus, Love ingin merilekskan kakinya yang sudah berjalan lama, apalagi menggunakan wedges. Ia senang dengan acara ini, apalagi Love yang menginisiasi konsep acaranya. Ia belum cukup puas, mengingat acara itu belum dimulai. 

Saat berjalan di taman belakang sekolah, Love menemukan sosok yang sedang memunggunginya. Sosok itu mengembuskan asap, sedang merokok. Sosok itu menoleh, kaget dengan kehadiran Love. Sosok itu adalah Pansa.

Pansa panik, dan mematikan rokoknya. Love menghampiri dirinya, duduk di bangku taman. Pansa mengikutinya. Cukup lama suasana diam diantara mereka.

"Sejak kapan merokok, kak? Hmm?" Love memulai pembicaraan.

"Anu... Sudah beberapa bulan ini." ucap Pansa ragu.

Pansa melanjutkan, "Baru Ayah dan kamu yang tahu."

Love menoleh. Tangannya mengusap lembut pipi Pansa. "Nggak apa-apa, aku nggak marah..."

Pansa menatap Love lekat. Tangannya meraih tangannya Love, mengusap lembut. "Love, kalau berkenan, maukah kamu berdansa dengan saya?"

Love tertawa kecil, "Seorang bintang Dirgantara mengajakku berdansa? Aku khawatir banyak tatapan tidak suka dengan kita."

"Saya nggak peduli, saya ingin melakukannya hanya bersamamu." Pansa tersenyum.

Pansa bangkit dan membuka handphonenya. Memasang lagu Meghan Trainor feat John Legend - Like I'm Gonna Lose You, Pansa menunduk dan menjulurkan tangannya. "Maukah?"

Love menyambut tangan itu. Tangannya memeluk leher Pansa, sedangkan Pansa memeluk pinggang Love. Keduanya bak di mabuk asmara, menikmati dansa di bawah langit malam yang berhiaskan rembulan dan kelap-kelip bintang. Keduanya saling menatap dan perlahan langkah dansa mulai melambat. Wajah Pansa mulai mendekat, napasnya dirasakan oleh Love. Jantung mereka saling beradu cepat, merasakan degup jantung yang tidak karuan. Semakin dekat, Love mulai memejamkan mata.

Bibirnya Pansa mulai menyentuh bibir lembut milik Love. Hanya menyentuh. Perlahan Pansa mulai melumat bibir bawah Love dan Love melakukan hal yang sama di bibir atas Pansa. Gerakan dansanya sangat lambat, sama seperti pagutan bibir mereka. Ketika Pansa menghentikan, kedua pasang mata itu saling menatap dan mulai menempelkan kening mereka.

"That was my first kiss..."

"That was my first kiss..."

Pansa dan Love mengucapkannya bersamaan. Setelahnya, mereka tertawa kecil.

==================================

Love sudah kembali ke tempat asalnya, mengatur jalannya acara. Pansa sendiri sudah di dalam aula, bersama beberapa teman sepermainannya. Banyak pasang mata teman seangkatannya yang melirik Pansa, ia pun tidak peduli.

Datang, Pergi, dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang