Bab XIV

177 23 4
                                    

Hari pernikahan Love...

Acara pernikahan Love dan Nanon diadakan tertutup di sebuah katedral. Hanya keluarga besar dan rekan bisnis Papa dan Bapak Sagara yang dapat mengikuti acara tersebut dengan kartu undangan yang dibuat khusus. Tidak ada orang lain yang tahu mereka akan menikah, bahkan teman kuliah Love dan Nanon.

Hal ini tidak berlaku bagi sahabat Love. View telah mengabari Tu dan Prim melalui teleconference. Alangkah terkejutnya Tu dan Prim mendengar cerita View yang menjelaskan kondisi Love. Alhasil, Tu langsung bergegas menuju Semarang dan menginap di salah satu hotel, bahkan Prim rela mengajukan cuti yang tidak pernah ia pakai untuk pulang ke Indonesia dan menuju Semarang. Mereka bertiga menginap bersama di salah satu kamar hotel yang telah Tu pesan.

Racha sendiri tidak ikut bersama mereka. Racha masih menemani Pansa dan Namtan yang tinggal di indekos. Racha meminta mereka untuk mencoba menghadiri pernikahan Love lebih dulu, sedangkan kakak beradik Atmadja dan Namtan akan menyusul.

===

View, Tu, dan Prim telah sampai di parkiran katedral di daerah Kalibanteng setengah jam sebelum acara. View melihat sekeliling area tempat suci itu, terlihat beberapa penjaga berbadan kekar yang telah standby dan beberapa laki-laki berpakaian batik juga turut mengawasi. View merasa sedikit takut.

"Sist, ini beneran kita masuk? Penjagaannya ketat banget anjir!" selidik View yang masih memantau kondisi luar dari mobil Tu.

Tu menimpali, "Iyalah, lagian kita sahabatnya lho! Ya kali kita nggak diizinin masuk, mana kita udah cantik mempesona begini"

"Tapi penjaganya banyak banget njir, mana ada pemeriksaan di depan pintu katedral."

"Seenggaknya kita coba dulu masuk deh." ujar Prim. View dan Tu menganggukkan kepala.

Sesampainya di depan pintu katedral, mereka bertiga dihadang oleh seseorang. "Mohon maaf, kalian mau kemana? Katedral ditutup sementara karena ada prosesi pernikahan." ucap sosok itu dengan senyum.

"Kami mau hadir di pernikahan Love, sahabat kami."

"Ada undangannya?"

"Nggak ada, Mas. Kami diundang langsung sama Love." ucap Tu.

Sosok itu sedikit menjauh sambil menggunakan HT. Mereka bertiga sangat gugup, menanti jawaban dari lelaki itu. Lelaki itu kembali.

"Mohon maaf, kalian tidak diizinkan masuk. Silakan kalian pulang." jelas lelaki itu dengan dingin. View langsung membantah.

"Nggak bisa begitu dong, Mas. Kami diundang langsung yang punya kawinan, masa kami gak dibolehin masuk?" teriak View. Melihat View agak naik pitam, Tu menarik tangannya View dan berbisik.

"Udah, View. Kita pergi aja, kita tunggu di parkiran aja sembari nungguin Racha. Oke?"

View menghela napas, ia melirik Prim yang sedari tadi menatapnya. Prim mengangguk. Kemudian, mereka bertiga pergi.

===

Langit Semarang tampaknya tidak mendukung suasana pernikahan Love, dimana awan hitam telah menampakkan diri. Racha, Pansa, dan Namtan bergegas menuju katedral. Racha sudah mengabari View bahwa mereka sedang di perjalanan. Namun, tidak ada balasan darinya.

Pansa tidak mampu menahan emosinya, dilihat dari gaya setirnya yang cukup ugal-ugalan. Saking paniknya, Namtan komat-kamit sambil memegang pegangan pada pintu mobil.

"Pan, aku tau kamu buru-buru ingin menghentikan pernikahan cewekmu, tapi bukan berarti kamu ngebut dan sampai ngorbanin nyawa kita hey!" ujar Namtan. Pansa tidak menanggapi, ia fokus pada jalanan dan berusaha untuk menyalip setiap kendaraan.

Datang, Pergi, dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang