"Bukankah suaminya emang sudah gila 'kan, bro? Kalau tidak gila, lalu apa coba. Masa istrinya sendiri diperlihatkan seperti itu pada kita." ucap Fino.
Septian pun menganggukan kepalanya, membenarkan ucapan yang Fino katakan. "Iya, lebih baik kita buat strategi supaya tuh cewek bisa kita exsplor sampai ketitik sensitifnya, coy."
Fino menyeringai, karena ia tau apa yang ia rencanakan, supaya mereka bisa bercinta dengan Reisa. Jarang sekali ada suami yang mau berbagi wanitanya. Hal itu tentu harus direncanakan dengan matang.
"Aku punya ide."
□■□■□
"Silahkan." ucap pelayang restoran yang menyediakan makanan diatas meja.
Reisa mengangguk seraya tersenyum. "Terimakasih, ya, mbak."
Pase pun bersiap memakan makannya. Namun, pandangan matanya mengarah kepintu masuk restoran.
Fino dan Septian pun masuk kedalam restoran dengan setelan kolor dan kemeja pantai seraya membawa perlengkapan fotografer.
"Fino, Septian." Pase memanggil seraya melambaikan tangannya kearah kedua laki-laki itu.
Reisa yang mendengar suaminya memanggil laki-laki yang tinggal disebelah kamarnya, membuatnya pun menoleh kebelakangnya.
Matanya sedikit terkejut, karena ia melihat Fino, laki-laki yang sudah melecehkannya. Namun, ia mencoba bersikap biasa saja. Padahal hatinya Reisa sedikit gemetar, kalau Fino berbuat nekat seperti yang terjadi dikamar hotelnya saat Pase masih berada dikamar mandi.
Fino dan Septian pun menghampiri Pase dan Reisa. Walaupun ia tidak sengaja bertemu didalam restoran.
"Kalian ada disini?" ucap Fino seraya menyapa Reisa dengan lembut. "Sepertinya kita berjodoh, ya. Haha."
"Iya, kita lagi mau sarapan. Sini makan bareng." ucap Pase mencoba mengakrabkan diri. Walaupun kedua laki-laki ini asing. Tapi, Pase mencoba berbaur.
"Tidak, usah. Kalian berdua sepertinya sedang berbulan madu. Jadi, nikmati bulan madu kalian." ucap Septian seraya memegang kamera DSLR yang menyita pandangan mata Pase.
"Ah, tidak juga. Kita sengaja habis resepsi kemarin dihotel ini, kita sekalian berbulan madu disini. Jadi, biasa saja. Lagian kita juga butuh refresing juga 'kan. Kalian mau ngapain bawa kamera?"
Fino dan Septian saling pandang seraya tersenyum. "Ah, kita mau cari model untuk foto-foto kolesi kita. Sekalian cari angin segar aja."
Reisa menundukan pandangan matanya, ia tidak ingin melihat Fino ataupun Septian. Ia masih malu, karena percintaan panasnya dengan Pase disaksikan langsung oleh kedua laki-laki ini.
Pase pun terdian sejenak dan melihat Reisa, istrinya yang masih diam sejak kedatangan Fino dan Septian.
"Mmm... kebetulan sekali. Boleh kita jadi modelnya. Kita ingin ada momen selama kita bulan madu disini."
Fino dan Septian terdiam, karena rencananya ternyata semulus ini, tanpa ribet sama sekali. Pase yang melihat Fino dan Septian masih terdiam. Ia pun kembali berucap.
"Kalian tenang saja. Nanti aku bayar, selama hasilnya bagus dan memuaskan. Gimana?"
Fino dan Septian tersenyum lebar. "Oh, kalau begitu, sih. Oke-oke saja. Kapan? Sekarang juga boleh." Fino tersenyum lebar dan melirik Reisa yang yang diam membisu seraya menggerakan tangannya diatas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Husband 🔞
General FictionWARNING!!! 21+🚫 [Bijaklah dalam membaca] Banyak Adegan Yang Tidak Sepantasnya Dibaca Dibawah Umur! Jadi Bijaklah Dalam Membaca!! Cerita Ini Banyak Mengandung Imajinasi Diatas 21 Tahun Keatas. PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ ...