Air embun yang berada didedaunan taman itu sedikit demi sedikit menetes, karena cahaya matahari mulai muncul perlahan dan mulai naik keatas, udara segar dipagi hari itu membuat tubuh Rano cukup bugar untuk beraktifitas dipagi hari.
Rano perlahan joging pelan disekitar taman, hanya sekadar merileksasikan tubuhnya. Nana dan ibunya berjalan mendekati Rano yang sedang olahraga kecil.
"Pagi, Rano." ucap Nana yang tengah tersenyum ceria seperti biasanya. "Rano, tadi aku dapat pesan dari Bu Reisa, katanya seminggu ini kita tidak boleh kerumah utama. Lalu, kita harus ngapain?"
Ibunya Nana hanya diam, karena beliau tidak bisa mendengar yang disebut Tuna rungu, ibunya itu punya kelainan fisik yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pendengaran, Ibu Nana yang sejak kecil dan menjadi pembantu dirumah itu, bahkan sampai mempunyai anak Nana. Hal itu ia lakukan, karena sejak dulu keluarga Pase selalu memberikan apa yang tidak diberikan oleh orang lain. Sehingga ibunya Nana tahu apa yang tidak diketahui orang lain. Namun, ibunya Nana tuli dan tidak terlalu ikut campur dikeluarga Pase.
Rano mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Ya gak tau, tinggal biasa aja. Bukankah itu bagus, buat kamu, Na. Gak harus repot membersihkan rumah dan tidak harus masak. Lagian sepertinya Pak Pase sekarang ada dirumah."
Nana mengangguk, kemudian ia pun memeluk lengan ibunya. "Ayo ma. Kita jalan-jalan pagi aja. Kita lebih bebas soalnya, haha." ucap Nana yang disambut dengan senyuman ibunya.
Rano pun ikut tersenyum, karena melihat ibu dan anak itu begitu akrab seperti teman dan sahabat. Selang beberapa saat, ada mobil yang masuk kehalaman rumah. Keningnya mengerut saat ada kedua laki-laki yang keluar dari dalam mobil.
Rano mengetahui kalau salah satunya itu adalah Fino, laki-laki yang kemarin sudah bercinta dengan Reisa ditoilet mall.
Tiba-tiba Rano mengingat ucapan yang dikatakan Pase, majikannya, saat tengah bercinta dengan Reisa. Ia mengingat kalau Reisa selama seminggu ini tidak dibolehkan memakai apapun selama dirumah. Tapi, kenapa kedua laki-laki ini pagi-pagi sekali sudah bertamu?
Rano pun melangkahkan kakinya mendekati keduanya dan menyapa. "Pagi." sapa Rano dengan menampilkan wajah seramah mungkin.
Fino yang melihat Rano, laki-laki yang kemarin ada bersama Reisa ke mall, membuat Fino pun ikut tersenyum saat melihat laki-laki ini. "Pagi. Kamu yang kemarin bersama Reisa ya."
Rano mengangguk dan masih tersenyum, walaupun Rano tau kalau laki-laki ini sudah bercinta dengan Reisa, majikannya. Tapi, hal yang mengganjal dihatinya itu, kenapa pagi-pagi sekali laki-laki ini datang kerumah? Rano masih penasaran, karena Pase pun sepertinya mengenalnya.
"Iya. Kebetulan kamu ada disini. Pase dan Reisa ada?"
Rano mengangguk. "Iya ada didalam." ucapnya. Kemudian pandangan mata Rano mengarah ke laki-laki lain yang baru pertama ia lihat.
Fino pun mengangguk seraya melihat sekeliling rumah yang cukup sangat besar. "Terimakasih ya." kemudian Fino pergi meninggalkan Rano yangbmasih diam ditempatnya melihat punggung keduanya.
"Bro. Septian, ternyata mereka tidak seperti yang kita pikirkan." ucap Fino yang sedang berbicara dengan Septian.
Pembicaraan mereka masih terdengar oleh Rano, dan ia pun mengetahui kalau laki-laki yang bersama Fini adalah Septian.
"Iya, kenapa kita harus berurusan dengan mereka lagi, sih, coy. Fino. Aku kan sudah bilang, jangan sampai kembali berurusan dengan mereka." ucap Septian yang tengah mengeluh.
Rano mengerutkan keningnya, karena mendengar obrolan mereka berdua, hal itu membuatnya menjadi penasaran dan tanda tanya dengan pikirannya yang semakin penasaran dengan lingkungan pergaulan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Husband 🔞
Ficción GeneralWARNING!!! 21+🚫 [Bijaklah dalam membaca] Banyak Adegan Yang Tidak Sepantasnya Dibaca Dibawah Umur! Jadi Bijaklah Dalam Membaca!! Cerita Ini Banyak Mengandung Imajinasi Diatas 21 Tahun Keatas. PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ ...