Degup jantung Reisa tak karuan, karena ia harus beradegan saling pelukan dengan Fino. ditambah kejantanan Fino yang membuatnya tak karuan.
Kejantanan yang sudah menembus pertahanannya, Reisa tidak menyangka hidupnya harus menjalani hal-hal baru seperti ini.
"Sayang, bisa menghadap ke kamera dengan kedua tangan memegang kepala Fino."
Reisa pun mencoba memegang kepala Fino. Namun, tubuh bagian depannya terekspos sangat jelas dihadapan Septian dan Pase, suaminya.
Fino tersenyum dan berbisik saat kejantanannya sudah sangat mengeras, dan tepat dibelahan bokong Reisa.
"Kita ikuti saja arahan dari suamimu, Rei. Biar kita bisa tambah dekat dan bisa bermesraan seperti ini." bisik Fino telat ditelinga kirinya.
"Fino, tangan kamu boleh menutupi payudara Reisa. Supaya dikamera terlihat estetik." Septian mengarahkan. Walaupun ia sengaja supaya Fino bisa berdekatan dengan Reisa.
Pase pun mengangguk dengan wajah cerah. "Iya, Fino. Boleh ditutup payudaranya dengan tangan kamu, dan untuk kewanitaan Reisa boleh juga ditutup dengan apapun, asal tidak kelihatan dikamera."
Fino mengangguk seraya tersenyum lebar. "Oke, apa seperti ini?"
Fino pun membenamkan wajahnya keleher Reisa, dengan tangan kanannya meremas payudara dara sebelah kuri, sehingga payudara kanannya otomatis tertutup lengan tangan Fino. Sementara tangan kanannya menutupi belahan kewanitaan Reisa.
Apa yang Reisa pakai saat ini, memang lingerie yang sangat sexy, karena dikedua sisi payudara Reisa berlubang, sehingga kedua areolanya terlihat mencuat, ditambah dibagian bawahnya pun sama, seperti kepunyaan Fino, berluang. Jadi, kalau bercinta bisa langsung tanpa harus membuka kain apa pun.
Reisa dan Fino pun seperti tidak mengenakan apapun, karena pakaian jaring-jaring itu sangatlah terbuka dan sexy.
"Seperti ini 'kan!" ucap Fino kencang.
Hembusan napasnya yang mengenai leher Reisa, membuat bulu roma halusnya berdiri, ditambah kejantanan Fino yang dengan sengaja menusuk-nusuk bokongnya, kemudian jemari tangan kanannya mengelus pelan lubang kewanitaan Reisa.
Hal itu membuat Reisa tidak fokus, karena disetiap tubuh sensitif dimainkan oleh Fino, terutama dipayudaranya yang sangay sensitif.
Tangan kanan Fino masih meremasnya pelan. Ia sengaja nemelankan remasan tangannya dipayudara Reisa, supaya tidak terlihat dengan jelas oleh Pase.
"Iya sempurna." ucap Pase meracau. "Kalau saja foto-foto gini ada dimajalah porno, pasti laku keras, lho, sayang."
Reisa cemberut, karena suaminya sendiri berkata demikian saat laki-laki lain tengah menyentuhnya diberbagai arena sensitifnya.
"Iya, tahan. Aku ambil foto beberapa, baru kalian boleh ganti gaya lagi."
Kejantanan Pase mulai mengeras, karena melihat istrinya tengah disentug oleh laki-laki lain.
"Septian, gaya apa lagi yang bagus ya, buat koleksi aku." bisik Pase saat ia masih melihat Fino tengah menyentuh Reisa, istrinya.
Septian pun tersenyum dan berhenti untuk melihat hasil jepretannya. "Pase, kalau kamu ingin jauh mengairahkan untuk koleksi kamu. Aku sih punya ide, cuma takutnya kamu marah atau tersinggung."
Pase yang penasaran, pun menggelengkan kepalanya, karena ia pun penasaran. Ditambah fantasinya harus terwujud selama ia berbulan madu disini.
"Apa? Apa? Apa? Aku gak akan marah. Lagian kalau aku marah, sudah sejak tadi aku marah, saat tangan Fino meremas payudara istriku. Jadi, apa. Katakan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Husband 🔞
Ficción GeneralWARNING!!! 21+🚫 [Bijaklah dalam membaca] Banyak Adegan Yang Tidak Sepantasnya Dibaca Dibawah Umur! Jadi Bijaklah Dalam Membaca!! Cerita Ini Banyak Mengandung Imajinasi Diatas 21 Tahun Keatas. PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ ...