Desahan demi desahan yang Reisa keluarkan dari mulutnya, membuat Fino ingin sekali bergabung. Namun, entah kenapa ucapan yang Pase lontarkan membuatnya tidak bergerak ataupun bergabung dengan Septian yang sudah tengah ikut bercinta.
"Apaan ini, kenapa aku hanya jadi penonton." gumamnya kesal.
Pase masih tersenyum saat mendengar ocehan yang Fino lontarkan.
□■□■□
Rano yang baru saja keluar dari dalam rumah utama, dikejutkan saat ibunya Nana memergokinya.
"Bu? Ngagetin aja." ucap Rano terkejut karena ibunya Nana tiba-tiba muncul. Kemudian ia menoleh ke belakang ibunya Nana dan tidak ada Nana. "Bu, Nana mana?" ucap Rano.
Ibunya Nana langsung berbicara dengan nada yang sumbang, karena ia tuli tidak bisa mendengar. Tapi, ia bisa membaca gerak bibir Rano.
"Na-na di-belakang."
Rano mengangguk mengerti, karena Nana pasti akan bergosip dengan security rumahnya yang memang rumpi.
"Kalau begitu permisi bu." ucap Rano yang berniat pergi. Namun, suara ibunya yang sumbang itu membuat Rano menoleh dengan wajah tersenyum ramah.
"Ra-no."
"Iya, bu."
Wajah ibunya Nana tersenyum tipis seraya mengelus lengan Rano. "Ki-ta di-si-ni ha-rus mengikuti a-pa yang ma-jikan ki-ta su-ruh."
Rano yang mendengar ucapan ibunya Nana hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Rano paham betul kalau ibunya Nana ini mencoba memperingatkannya supaya tidak lagi melanggar. Apalagi ia tadi kepergok keluar dari dalam rumah utama.
Ibunya Nana tersenyum dan mengangguk saja. Walaupun ia tidak bisa mendengar. Tapi, Rano pasti memahami apa yang diucapkannya.
"Iya, Bu." Rano pun pergi meninggalkan ibunya Nana yang akan kerumah belakang.
Rano mengerutkan keningnya saat mendengar percakapan Nana dan Doni security rumah majikannya.
"Yang bener kamu, Na." ucap Doni.
"Iya bener. Sebelum Pa Pase menikah dengan Bu Reisa. Pa Pase punya tunangan yang sangat cantik dan sexy."
"Masa, sih."
Nana mengangguk. "Iyalah. Tapi, hubungan mereka tiba-tiba putus begitu saja." ucap Nana saat menceritakan masa lalu majikannya. "Lagian 'kan kamu masih baru. Jadi, belum tau kalau majikan kita itu memang aneh. Mungkin karena itu juga tunangannya pergi."
Rano memang dulu pernah bertegur sapa dengan tunangan Pase yang sering menginap dirumah ini. Namun, entah kenapa setelah seminggu dia bekerja. Tunangannya itu tidak lagi datang kerumah ini.
"Hust. Jangan ngomong ya enggak-enggak. Lagiaan, Nana ngapain kamu ngegosip disini, mending bantuin aku nanam bunga dibelakang rumah." ucap Rano yang menghentikan obrolan Nana dan security baru itu.
Nana bersidekap menatap kesal dengan Rano. "Hei, jangan ngatur-ngatur aku. Lagian bukannya itu kerjaan kamu, ya, Rano, Rano. aku ngasih tau ke orang baru, kalau kerja disini itu banyak peraturan yang harus ditaati, kalau enggak ya keluar, gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Husband 🔞
General FictionWARNING!!! 21+🚫 [Bijaklah dalam membaca] Banyak Adegan Yang Tidak Sepantasnya Dibaca Dibawah Umur! Jadi Bijaklah Dalam Membaca!! Cerita Ini Banyak Mengandung Imajinasi Diatas 21 Tahun Keatas. PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ ...