"Halo."
Suara Sonia menggelegar membuat ketiga orang yang sedang dilanda gairah itu menoleh dan betapa terkejutnya Pase, siapa yang saat ini tengah berdiri dengan senyuman lebarnya.
Reisa dan Septian pun langsung menghentikan gerakannya dan segera menutupi tubuh polosnya saat melihat wanita yang tidak dikenalnya itu memasuki rumah dengan santainya.
Namun, Pase langsung menghampiri Sonia, mantan tunangannya yang tidak disangkanya saat ini tengah berdiri dengan penampilan yang menyala.
"Lama tidak jumpa." ucap Pase santai dengan tubuh sixpack itu mendekati Sonia, mantan tunangannya. "Ada apa kemari?"
Pase berhenti tepat didepan Sonia dengan tubuh yang tanpa sehelai benang apa pun.
Sonia melihat kejantanan Pase yang sudah tidak mengeras. Namun, masih cukup besar dan panjang.
Wajah Sonia hanya memperhatikan kejantanan mantan tunangannya itu. Namun, kembali menatap wajah tampan Pase. "Ada perlu. Maaf ganggu keseruan kalian. Tapi, aku kesini karena mendesak, Pase."
Pase mengangguk dan mengambil handuknya yang ada dilantai, kemudian mengenakannya dipinggulnya. "Aku gak sangka, kamu menginjakan kaki kerumah ini lagi."
Pase pun melihat Reisa dan mendekati istrinya kembali seraya menampilkan senyuman diwajahnya. "Sayang, kamu masuk kedalam kamar dulu. Nanti aku akan cerita." ucap Pase seraya mengecup bibir Reisa dan mengelus kepalanya lembut.
Reisa hanya menganggukan kepalanya, menuruti ucapan Pase, suaminya. Ia pun berjalan pergi meninggalkan mereka semua. Namun, dihati Reisa masih penasaran dengan siapa wanita yang datang itu?
Septian pun malu, karena dipergoki seorang wanita yang tidak dikenal. Apalagi saat ia tengah bercinta dengan Reisa.
Gila.
Siapa wanita itu?
Kenapa memergokinya dengan santai seperti sering melihat apa yang dilakukan Pase kepada istrinya.
Septian Fino, kalian pergilan. Nanti aku hubungi lagi. Urusan kita belum selesai. "Ucap Pase pelan. Namun mengandung arti yang sangat dalam."
Septian pun merespon. "Em, boleh aku mandi dulu, Pase." ucapan Septian, membuat Fino mempunyai ide.
"Ayolah, Pase. Jangan buat mobilku bau, karena sahabatku belum mandi." sahut Fino.
Pase pun melirik Septian dan Fino. Kemudian ia pun mengangguk. "Silahkan."
Fino pun melirik Sonia dan Pase. "Ekem, silahkan kalian berdua berbicara, kita tidak akan mengganggu."
Sonia melihat Fino, laki-laki yang cukup tinggi dan berotot. Sonia pun membayangkan kalau kejantanan Fino pastilah panjang dan besar juga, terlihat dari jemari-jemarinya yang panjang dan beberapa titik sensitif yang Sonia tau, kalau Fino mempunyai kejantanan yanh cukup wow.
□■□■□
Pintu kamar itu terbuka perlahan dan langkah kaki Fino memasuki kamar, dimana saat ini Reisa tengah berada didalam kamar mandi dengan air shower yang mengalir.
Fino pun perlahan membuka seluruh pakaiannya, sehingga kini dirinya pun tanpa sehelai benang apa pun yang melekat ditubuhnya.
Kejantanan yang panjang dan besar itu mulai mengeras, saat melihat seluet tubuh indah Reisa.
Saat pintu geser kaca itu terbuka. Reisa langsung berbalik badan dan melihat siapa yang masuk kedalam toilet.
"Kamu. Ngapain kamu, Fino." ucap Reisa terkejut, kemudian pandangan matanya mengarah kebawah, dimama kejantanan Fino sudah mengeras maksimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Husband 🔞
General FictionWARNING!!! 21+🚫 [Bijaklah dalam membaca] Banyak Adegan Yang Tidak Sepantasnya Dibaca Dibawah Umur! Jadi Bijaklah Dalam Membaca!! Cerita Ini Banyak Mengandung Imajinasi Diatas 21 Tahun Keatas. PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ ...