Part 1

404 90 27
                                    

Maaf kalo ada kesamaan nama tokoh dengan cerita orang lain. Author bener-bener murni mencari nama tokoh sendiri. 

Hehehe

Selamat membaca, jangan lupa vote dan jangan sungkan komen ya! Meskipun author jarang balas komen kalian, tapi komen kalian bisa jadi masukan buat author.

Siap dengan perjalanan baru??

Cerita akan di mulai dalam hitungan...

1

2

3

Hari yang cerah menyinari gedung perkantoran megah milik LC Group, sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di berbagai bidang bisnis.

Para karyawan yang semangat dan bersemangat tiba di kantor, siap memulai hari dengan penuh energi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para karyawan yang semangat dan bersemangat tiba di kantor, siap memulai hari dengan penuh energi.

Suasana hangat dan ramah terasa di seluruh lantai, di mana kolaborasi dan dedikasi menjadi kunci kesuksesan perusahaan ini.

Di lantai 23, di mana letak ruang CEO berada. Suasana di sana cukup ramai setelah seorang pria manis menangis karena merasa lelah.

"Hiks, sudah, sudah, aku capek hiks," seru pria manis itu sambil menangis tersedu-sedu. Wajahnya memerah dengan air mata yang senantiasa meluncur di pipi bulatnya.

"Ini sebentar lagi, udah 3 bulan kamu di ajarin tapi masih ngga bisa!" Seru pria yang lebih tua. Dia merasa kesal karena adiknya masih saja salah ketika mengerjakan sesuatu.

RAZIEL GAIZKA LUCIANN, atau biasa di sapa GAIZKA itu semakin menangis saat kakaknya keduanya tak membiarkannya beristirahat. Dia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

"Hiks, otak adek sudah tidak mampu lagi hiks, kepala adek pusing hiks, nanti kepala adek meledak," rengek GAIZKA sambil menyandarkan kepalanya di lengan Ezio.

RAYLAN EZIO LUCIANN, kakak kedua Gaizka sekaligus pemegang cabang perusahaan LC group. Kini dia di tugaskan untuk mengajari Gaizka agar bisa memegang cabang perusahaan LC group yang lain juga. Tetapi bocah itu selalu saja menangis seperti ini.

"Diem! Liat komputer! Jangan liatin kakak!" Gaizka mengatupkan bibirnya dengan sesenggukan, matanya menatap layar komputer di mana Ezio sedang berusaha mengajarinya.

"Jadi ini di giniin, kan kakak udah pernah bilang waktu itu, adek paham kan?" Tanya Ezio membuat Gaizka menggelengkan kepalanya pelan.

"Ndak hiks," cicitnya.

Ezio menghela nafasnya pelan, merasa frustasi melihat adiknya yang terus menangis.

"Astaga, makanya adek jangan kebanyakan makan permen! Adek itu pinter, cuma males aja," seru Ezio yang memilih mendudukan dirinya di sofa. Dia sudah tidak tahan lagi menghadapi Gaizka.

Gaizka mencebikkan bibirnya, air matanya masih senantiasa menetes dari sudut mata. Namun Ezio tampak acuh dan tak peduli.

Ceklek.

Mees And The Candy LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang