part 16

252 101 42
                                    

Nungguin nggak?
























Happy reading......



































Hehe












































Gaizka melangkah riang dengan 2 minuman boba di pelukannya. Senyumannya terukir manis sembari menatap kedua minuman itu bergantian.

"Hihihi banyak!" Gumamnya senang. Dia lalu  meminum keduanya secara bergantian. Dan mengecap-ecap rasanya.

"Ini harus diumpetin, kalo kakak Mees liat, bisa dimarahin aku," bisiknya sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada Mees.

Melihat suasana aman, Gaizka kembali melangkahkan kakinya menuju lift. Sesekali menyedot dari kedua minuman tersebut.

"Uhm!" Gaizka memejamkan matanya ketika memakan bobanya, dia mengunyahnya pelan, untuk meresapi rasa Boba tersebut.

Ting!

Di saat Gaizka sibuk menyicipi kedua minuman boba tersebut, matanya membulat ketika melihat Mees yang berada di dalam lift tersebut.

Gaizka membalikkan badannya, berjalan cepat berusaha menghindari Mees yang mengejarnya di belakang.

"Uih!" Gaizka semakin mempercepat langkahnya, namun Mees dengan mudahnya menangkap Gaizka hingga Gaizka terpaksa  berhenti.

"Mau kemana hm?" Tanya Mees membuat bulu kuduk Gaizka berdiri, dia meneguk minumannya dan memberanikan diri untuk membalikkan badannya menghadap Mees.

"Mauuu.. mm... Ke situ," ucap Gaizka dengan menunjuk pintu keluar. Dia ingin melangkah lagi, tetapi Mees segera menahan lengannya.

"Pinter, beli minumannya banyak banget, siapa yang izinin?" Tanya Mees sedikit mengintimidasi, tatapannya datar meskipun dalam hati dia menahan gemas melihat Gaizka yang sangat lucu.

"I..ini..," cicit Gaizka dengan menunjuk dirinya sendiri. Sesekali dia menyedot minuman boba tersebut.

Mees menghela nafasnya, dia menarik lengan Gaizka hingga mereka berdiri tepat di depan tempat sampah.

Mees bersedekap dada, memberi isyarat pada Gaizka agar pria manis itu membuang semua minuman bobanya.

Gaizka mengerjapkan matanya beberapa kali, bibirnya sedikit ia majukan agar Mees luluh padanya, dan mengurungkan niatnya itu.

"Ayo Gaizka, atau aku telfon Ezio sekarang," ancamnya membuat Gaizka membelalakan matanya dan menggeleng cepat.

"Ih jangan!" Pekiknya panik. Sudah pasti kalau kakaknya itu tahu, dia akan diceramahi hingga telinganya terasa panas.

"Ya udah, buang," perintah Mees pada Gaizka.

Gaizka menghela nafasnya pelan, menatap nanar kedua minuman tersebut. Dirinya merasa sedih karena harus membuangnya.

"Satu aja boleh Ndak?" Tanya Gaizka namun Mees tetap menggelengkan kepalanya. Menolak permintaan pria manis itu.

Gaizka semakin cemberut, perlahan-lahan dia mengangkat kedua minuman boba tersebut seakan tak rela jika harus membuangnya.

Tiba-tiba Gaizka membalikkan badannya, menenggak cukup cepat kedua minuman tersebut dengan banyak, lalu segera membuangnya ke tempat sampah.

Mees yang awalnya terkejut kini tersenyum, dia mendekati Gaizka yang masih terdiam karena merasakan aneh dari kedua minuman diminum secara bersamaan.

Mees And The Candy LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang