part 18

365 96 53
                                    

Happy reading...

Di balik pot besar di samping lift, seorang pria manis bersembunyi sambil menikmati mie pedas yang ia beli beberapa waktu yang lalu.

Wajahnya sudah memerah, serta keringat yang juga menghiasinya. Dan beberapa botol air mineral yang tergeletak di depannya.

"Huahh!" Gaizka mengipasi mulutnya ketika rasa pedas memenuhinya. Matanya berkaca-kaca tak kuat menahan rasa pedas tersebut.

"Pedes banget, tapi enak," gumam Gaizka yang kembali melanjutkan acara makannya. Meskipun diselingi minum, tetapi Gaizka berusaha menghabiskan mie yang pedas itu.

Di lantai yang berbeda, Mees keheranan karena tak menemukan pria manisnya. Dirinya terlalu fokus bekerja hingga tak menyadari pacarnya hilang.

Mees mencari ke ruangan Jia, ruang meeting, ruang divisi dimana Gaizka biasa main di sana, tetapi dia tak menemukannya.

"Besok harus gue iket, biar nggak ilang terus," gumam Mees kemudian masuk ke dalam lift.

Mees mencari Gaizka di setiap lantai. Ketika dia keluar dari lift di lantai 7, telinganya tak sengaja menangkap suara grusak grusuk di balik pot tepat di depan lift paling pojok.

"Huhh, pedes, pedes." Mees mengerutkan keningnya. Perlahan dia mendekati lift tersebut untuk melihat siapa yang berada di balik pot itu.

"Umm, nyam, nyam." Mees mempercepat langkahnya ketika merasa yakin kalau orang itu adalah Gaizka.

Gaizka menghentikan kegiatannya ketika melihat sepasang sepatu tepat di hadapannya. Badannya mematung, kemudian dengan kaku dia mendongakkan kepalanya.

"Hehe." Gaizka tersenyum saat melihat Mees yang menatapnya tajam, kemudian dia menyodorkan mie nya.

"Kakak mau?" Tawarnya basa basi agar Mees tidak memarahinya. Mees segera merebut mie tersebut dari tangan Gaizka lalu membuangnya ke tempat sampah.

Gaizka yang melihat itu pun membelalakan matanya tak terima. Dengan rasa pedas yang berada di mulutnya, Gaizka bangkit.

"Ih kenapa dibuang?!" Pekiknya kesal. meskipun wajahnya sudah memerah, Gaizka masih ingin memakan mie tersebut.

Mees tak membalas ucapan Gaizka. Dia menarik tangan Gaizka untuk masuk ke dalam lift.

"Akhh! Lepas!" Gaizka memberontak, cengkraman Mees terlalu kencang membuat pergelangan tangannya sakit.

Mees bersikap acuh, kali ini dia benar-benar marah pada Gaizka. Bisa-bisanya pria manis itu memakan mie dengan warna merah yang sangat menyala? Bagaimana kalau dirinya sakit?

"Kakak Mees!" Gaizka terus memekik selama berada di dalam lift. Ketika keluar dari lift pun pekikannya semakin kencang karena Mees menyeretnya.

"TOLONG! TOLONGG!" Gaizka berteriak meminta tolong pada karyawan yang berpapasan dengan mereka.

"HEH! TOLONG!"

Namun siapa yang berani menolong Gaizka? Melihat ekspresi Mees saja mereka sudah ketakutan.

Mees mengunci pintu ruangannya, setelahnya dia melepaskan cengkeramannya dengan ekspresi marah yang masih terlihat di wajahnya.

"Hiks, kakak jahat!" Gaizka mengelus pergelangan tangannya yang terasa sakit. Setetes air matanya keluar ketika merasa perlakuan Mees sangat kasar kepadanya.

Mees pergi menuju kulkas yang berada di sudut ruangan. Dia mengambil susu kotak yang tersisa satu buah, lalu memberikannya pada Gaizka.

"Minum," perintah Mees sembari menyodorkan susu kotak tersebut. Gaizka menggelengkan kepalanya kecil, pipinya basah karena lelehan air mata.

Mees And The Candy LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang