➣ 06 ; Misi gagal.

45 34 8
                                    

Setelah suasana tegang usai tuduhan terhadap Galen, seluruh anggota Megaverse tetap waspada. Mereka tahu ini bukan sekadar pencurian biasa-ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini.

Di ruang utama markas, Orion memecah kesunyian. "Kita butuh investigasi mendalam, nggak bisa asal tuduh orang."

Altair segera memutar rekaman CCTV di laptopnya, menunjukkan seorang pria mendekati tas kepala sekolah Horizon. Wajahnya tertutup topi, tapi gerak-geriknya jelas terekam.

"Ini bukan Galen. Lihat cara dia gerak," Aydan berkata serius.

"Gue tahu dan gue tahu betul, cara Galen gerak, cara Galen jalan, cara Galen napas pun gue tahu," lanjutnya.

Ora mengernyit. "Kamu yakin dia bukan siswa Nexus? Aku nggak pernah lihat dia sebelumnya."

Zave, yang duduk di sudut ruangan, hanya memberikan respons singkat sambil menatap layar. "Zander."

"Siapa itu?" Ora menatap Zave bingung.

"Siswa Horizon," jawab Elvino. "Sering ke sini, tapi nggak ada urusan baik."

Galen tampak bingung. "Apa urusannya nyolong berkas kepala sekolah?"

Altair bersandar ke kursinya, berpikir. "Mungkin dia disuruh sama orang lain. Ada agenda lebih besar di sini."

Ora menarik napas panjang. "Kamu pikir dia mau mengacaukan Nexus?"

"Lebih dari itu," Zave menyela singkat, tanpa ekspresi. "Ada sesuatu yang dia sembunyikan."

Axel, yang sedari tadi fokus pada layar, menambahkan, "Kita bisa cek CCTV luar aula, lihat jalur kabur dia."

"Gue setuju. Alta, bantu gue cari rekamannya," Axel mulai bergerak cepat. "Zander nggak bisa jauh."

Ora menatap Zave dengan cemas. "Kamu yakin kita bisa temukan dia sebelum terjadi hal buruk?"

Zave menatap balik, matanya dingin. "Yakin."

✧✧✧

Di Nexus, Zave dan Ora berjalan menyusuri lorong yang sepi, mencari petunjuk lebih lanjut. Suara langkah mereka terdengar jelas di keheningan malam.

"Kak Zave," Ora membuka percakapan. "Kamu pikir Zander melakukannya karena dia disuruh? Atau dia benar-benar ingin menyakiti kita?"

Zave tidak langsung menjawab. Setelah beberapa detik, dia hanya berkata, "Nggak penting kenapa. Penting apa yang dia bawa."

Ora menggigit bibir, merasa cemas. "Tapi kalau dia terpaksa, kita masih bisa bantu dia, kan?"

Zave berhenti sejenak, menatap Ora dengan ekspresi datar. "Kita lihat nanti."

Di ruang keamanan, Axel dan Alta sedang memeriksa rekaman lebih detail. "Gue nemu! Dia keluar aula terus ke arah pintu belakang," kata Axel sambil menunjuk layar.

Alta mengangguk. "Oke, kita ikutin dia ke luar. Mungkin ada jejak lain."

Sementara itu, Altair menghubungi temannya di Horizon, berharap bisa mendapatkan lebih banyak info tentang Zander.

MEGAVERSE : ZAVE DAN ORA ( On going || revisi ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang