Suara ledakan keras menggema di seluruh gedung tua itu, mengguncang setiap dinding. Asap tebal segera memenuhi lorong, memaksa semua orang mundur dengan cepat. Axel memanggil dari belakang, suaranya tenggelam dalam gemuruh yang menyusul setelah ledakan.
"Tetap tenang!" seru Orion, mengangkat tangannya untuk memberi aba-aba. "Zave, cek bagian depan. Axel, lo amankan Ora!"
Zave dengan segera maju ke depan, sementara Axel bergerak ke arah Ora, menariknya ke tempat yang lebih aman. Asap tebal membuat pandangan semakin terbatas. Sisa-sisa ledakan bertebaran di sekitar lorong.
"Kita bisa kejar dia nggak?" tanya Axel, sedikit terbatuk karena bau bahan peledak yang menyengat.
Zave menatap lurus ke depan, suaranya dingin dan tegas. "Dia mainin kita. Dia nggak cuma kabur. Ini jebakan."
"Maksud lo, kita yang dijebak?" Axel menatap Zave dengan dahi berkerut.
Zave mengangguk singkat. "Dan ini baru permulaan."
Sementara debu mulai mereda, suasana di lorong masih terasa tegang. Zander tampaknya sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Dia tahu kapan harus menekan tombol peledak itu, seolah semuanya sudah diperhitungkan.
Orion bergerak cepat, menoleh ke arah Axel. "Lo denger tadi dari Rayden? Gue rasa Zander nggak sendirian. Ada yang bantu dia dari belakang."
Axel mengangguk pelan, wajahnya serius. "Ya, kayaknya ini lebih dari sekadar pencurian biasa. Zander udah siap dengan segala kemungkinan."
"Zander bukan murid biasa," Orion berkata dengan nada yakin. "Dia punya rencana yang lebih besar. Kita harus tahu siapa di belakang semua ini."
Zave menyela dengan suara dinginnya. "Dan kita baru aja masuk ke dalam permainan mereka."
Frustrasi jelas terlihat di wajah Axel. "Terus sekarang kita harus ngapain?"
Orion menatap lurus ke depan, pandangannya tajam. "Kita harus cari tahu siapa dia sebenarnya. Zander lebih dari sekadar pencuri berkas."
✧✧✧
Di markas Megaverse, suasana semakin tegang setelah kejadian tadi. Zave dan Axel sibuk memeriksa ulang rekaman kamera sebelum ledakan. Ora duduk di sudut ruangan, wajahnya pucat, meski tetap berusaha tenang.
"Zander nggak cuma murid bermasalah," kata Axel, menunjuk layar. "Lihat ini. Sebelum ledakan, dia kayak tahu persis posisi kamera kita."
Alta berdiri di belakang Axel, mendesah frustasi. "Dia main di level lain. Kita nggak bisa asal bergerak lagi."
Ora akhirnya berbicara, suaranya lembut dan gemetar. "Jadi, dia benar-benar musuh kita? Kalau dia cuma disuruh, kenapa sampai melakukan semua ini?"
Altair yang duduk di kursinya, menatap Ora serius. "Gue rasa dia nggak cuma disuruh. Zander punya rencana sendiri. Kita harus tahu apa rencananya."
Zave mengalihkan pandangannya dari layar, matanya tajam. "Siapa di balik semua ini?"
Orion yang berdiri di tengah ruangan akhirnya bicara. "Horizon."
Axel menoleh cepat. "Lo yakin?"
Orion mengangguk. "Horizon punya motif. Mereka selalu bertindak di batas hukum, main aman tapi licik. Kalau Zander terlibat sama mereka, kita harus waspada."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGAVERSE : ZAVE DAN ORA ( On going || revisi )
Ficção AdolescenteDalam dunia yang penuh rahasia dan kekuatan tersembunyi, Zave dan Ora terjebak dalam konflik yang lebih besar dari diri mereka. Meski Zave terus menolak, kelembutan Ora perlahan mulai meruntuhkan dinding yang ia bangun di sekeliling hatinya. Tapi ak...