➣ 08 ; Penghianat.

43 34 5
                                    

Pertarungan berlangsung cepat dan intens. Zave maju dengan gerakan yang penuh presisi, tidak memberikan Zander ruang untuk bernapas. Altair melingkari sisi kanan, mencari celah untuk menaklukkan Zander dengan serangan strategis. Zander, meskipun gesit, terlihat mulai terdesak oleh kekuatan gabungan mereka.

"Lo nggak akan bisa lari lagi," Zave menggeram dengan nada tajam, meninju udara dengan cepat dan terarah, nyaris mengenai wajah Zander.

Zander tersenyum licik, menghindar dengan lompatan cepat ke belakang. "Gue nggak lari. Gue cuma main sesuai rencana."

Saat Zave kembali menyerang, Zander dengan cepat menarik sesuatu dari sakunya. Sebuah remote kecil dengan tombol merah yang memancarkan aura bahaya. Zave berhenti sejenak, matanya tajam memperhatikan benda di tangan Zander.

"Lo pikir lo bisa berhentiin gue, Zave? Sebelum lo bertindak, semua udah terjadi."

Altair melirik ke arah remote tersebut dan berteriak, "Axel, lo tau apa itu?"

Axel, yang berdiri di dekat pintu, dengan cepat memindai sinyal dari remote yang dipegang Zander. Wajahnya berubah serius. "Itu trigger buat ngebom markas kita. Kalau dia pencet itu, Megaverse bisa rata!"

Zave menyipitkan matanya, mencoba membaca niat Zander. “Lo kira kita bakal gentar cuma gara-gara lo pegang remote?”

Zander mengangkat bahunya santai. “Bukan soal gentar. Tapi soal siapa yang lebih siap.”

Zave melangkah maju, ekspresinya tak berubah, tetap dingin. “Lo main api, Zander. Dan lo bakal kebakar sendiri.”

Sebelum Zander bisa merespons, Zave bergerak secepat kilat, meraih tangan Zander yang memegang remote. Serangan mendadak itu membuat Zander terkejut. Mereka terlibat dalam pertarungan singkat, sementara remote tergelincir dari tangan Zander dan jatuh ke lantai. Altair segera menendang remote itu menjauh, menghancurkannya dengan satu pukulan cepat.

Zander terengah-engah, kini tanpa senjatanya. "Lo nggak ngerti, kan? Bahkan tanpa remote ini, permainan gue tetep berjalan."

Zave mencengkeram kerah baju Zander, mengangkatnya sedikit dari lantai. "Permainan lo selesai. Sekarang lo yang bakal jawab."

Namun, Zander masih tersenyum, seolah-olah dia memegang kendali. “Lo nggak paham, Zave. Ini bukan soal lo, atau gue. Ini tentang sesuatu yang lebih besar.”

Axel, yang terus memantau sistem melalui peralatannya, mendadak berhenti. Wajahnya berubah tegang. "Gue dapet sinyal baru. Kayaknya ada lebih banyak orang yang bergerak di Nexus."

Altair menyipitkan mata. “Apa maksudnya?”

Axel menatap mereka dengan ekspresi penuh kekhawatiran. "Gue baru sadar... ini cuma pengalihan."

Zander tertawa pelan. “Akhirnya lo ngerti. Megaverse bakal jatuh, dan lo semua nggak bisa apa-apa.”

Zave dengan cepat meninju Zander, menghentikan tawa liciknya. “Lo nggak bakal lolos dengan ini semua.”

“Oh, ya?" Jawab Zander seperti mengejek.

Plak!

Tamparan mulus tepat di pipi Zander, tangan Zave yang kuat membuat bekas merah jelas disana. Darah perlahan keluar dari mulutnya, tamparan itu berhasil membuat beberapa gigi Zander copot.

MEGAVERSE : ZAVE DAN ORA ( On going || revisi ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang