CHAPTER 4 : Rumah

81 29 5
                                    

by sheeranamaggie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

by sheeranamaggie

Langit semakin orange dan gelap, sinar sang mentari mulai berganti dengan sinar rembulan malam. Waktu berlalu begitu cepat, berawal dari bangun pagi, bersiap untuk memulai hari yang menyenangkan dan sekarang tidur dimalam hari yang melelahkan namun harus tetap bersiap untuk bangun di keesokan hari nya.

Les matematika ku belum saja selesai, padahal teman-teman ku sudah mengeluh kelelahan, karena hari sekolah yang cukup panjang dan les matematika di sore hari. Kami adalah anak-anak hebat, tidak pulang dan harus belajar lagi.

Tidak lupa dengan tugas yang diberikan oleh guru untuk di kerjakan di rumah. Pusing

Sebenarnya aku bisa saja membolos les hari ini, tapi guru yang mengajar mempunyai mulut lemes dan cerewet, dia sama-sekali tidak bisa menjaga rahasia sedikitpun. Tidak ada satupun dari teman-teman ku yang menyukai guru itu. Dia terkadang cari perhatian dengan Abang penjual bakso yang sering lewat didepan gedung les.

"Dia cerewet banget, kapan selesainya?"

"Aku mau pulang"

"Lapar.."

"Tugas dari sekolah aja udah banyak banget"

"Semoga dia tidak memperikan PR"

Keluhan itulah yang kudengar dari teman temanku, tentu aku merasakan hal yang sama seperti mereka, capek, lelah, lapar. Semuanya tercampur dengan rata dan sempurna. Tapi lebih baik aku merasakan hal seperti ini, daripada dipukuli oleh ayah karena aku membolos les.

Puji Tuhan, si guru mulut lemes itu akhirnya mengakhiri kelasnya, aku dan teman-teman ku sangat senang mendengar perkataannya untuk mengakhiri les hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puji Tuhan, si guru mulut lemes itu akhirnya mengakhiri kelasnya, aku dan teman-teman ku sangat senang mendengar perkataannya untuk mengakhiri les hari ini. Pikiran ku langsung melayang memikirkan 'Makan malam untuk hari ini apa ya?'

Akhirnya aku dan teman temanku berpisah, mengucapkan selamat tinggal, dan mengendarai motor kami masing masing. Ada pula yang di jemput oleh orang tuanya. Itu membuatku iri

Mata mengantukku terus menatap jalan yang sudah mulai gelap, karena sinar matahari sudah mulai menutupi dirinya dengan awan awan kegelapan. Memunculkan bintik bintik cahaya bersinar dari bintang bintang yang bergejolak.

MEET YOU, AT THE SEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang