CHAPTER 20 : Rasa rindu

30 12 0
                                    

Rintik hujan perlahan mulai mengguyur tanah yang padat, disertakan angin bertiup dingin, membuat siapapun akan menggigil seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rintik hujan perlahan mulai mengguyur tanah yang padat, disertakan angin bertiup dingin, membuat siapapun akan menggigil seketika. Lampu-Lampu menyinari setiap sudut jalan, namun hanya menyisakan gang yang sempit dan gelap.

Ponselku menyala, memutar lagu favorit ku. Yang terdaftar jelas di playlist ku. Entah sudah berapa lama aku mendengar lagu dengan volume yang cukup besar.

Melodi lirik lagu-lagu itu, berputar-putar didalam kamarku yang gelap. Seakan seperti membuat dunia sendiri diruangan ini.

Sepenuhnya Lampu sudah kumatikan, yang tersisa hanyalah lampu tidur yang dia berikan kepadaku. Saat aku berulang tahun.

Ting!
Ting!
Ting!

Suara nada pesan ponselku terdengar sangat jelas, membuat lagu yang kuputar berhenti-henti, setiap suara notifikasi itu muncul.

Aku melihat, siapa yang mengirimkan ku pesan dimalam sunyi seperti ini.

"Nih perempuan.."

Keluhku, setelah melihat siapa yang mengirimkan ku pesan sebanyak ini. Sepertinya memang sangat penting baginya, atau mungkin bagiku juga?

 Sepertinya memang sangat penting baginya, atau mungkin bagiku juga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum melihat bubble chat kami, meskipun dimasa genting seperti ini, Vara masih ingin sedikit komedi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tersenyum melihat bubble chat kami, meskipun dimasa genting seperti ini, Vara masih ingin sedikit komedi. Aku tahu, dia khawatir dengan Varius, akupun begitu.

"Bukan hanya dia saja yang khawatir"

"Aku juga sama, teman yang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri, tiba-tiba menghilang begitu saja, tanpa kabar ataupun jejak"

"Aku juga sama, teman yang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri, tiba-tiba menghilang begitu saja, tanpa kabar ataupun jejak"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebangku dengan nya itu sangat menyenangkan, jika sudah beberapa bulan. Tapi saat Minggu pertama ia datang dan duduk di sebelahku, itu sangat canggung. Aku seperti duduk bersama seorang gadis Yandere, dibandingkan seorang pria, yang katanya mudah bergaul. Cuek, sinis dan pelit itu sangat mencerminkan dirinya.

"Varius itu apasih?"

"Sebelanya √0,3+√0,08= berapa sih?"

Aku bertanya.

Dan aku.

Di abaikan.

Dia hanya diam, fokus menghitung, mengabaikan kehadiranku, lalu angkat tangan dan berkata. "Kalau sudah selesai, bukunya ditaruh dimana Bu?"

Mulutku ternganga tidak berkutik, bagiku soal itu cukup sulit, karena aku belum belajar dan belum membiasakan diriku untuk ambis belajar dipelajaran mengerikan ini.




"Apa yang kau lakukan saat libur sekolah, Varius?"

"Belajar, praktek, lomba"

"Dan ulangi lagi"

"Najis, tiada habisnya dengan itu"

Dia selalu menjawab sarkas jika aku bertanya, ini bukan termaksud pertanyaan konyol, kan? Lagipula apa salahnya jika seorang teman bertanya, apa yang akan dilakukan saat libur sekolah? Entah mungkin ada yang tiba-tiba datang kesekolah karena kangen ruang kelas.

"Lalu, kau sendiri bagaimana? apa yang kau lakukan saat libur sekolah?"

Dia bertanya tiba-tiba, membuatku hanya tersenyum menghela nafas.

"Aku? aku hanya"

"Mendengarkan orang tuaku bertengkar"

Suara pecahan terdengar jelas, dengan serpihan-serpihan itu yang bergelinding masuk kekamarku, dari bawah pintu kamarku.

Rasanya mendengar mereka bertengkar, itu sudah seperti makanan sehari-hariku, entah itu saat aku ingin berangkat sekolah, ataupun tidur dimalam hari.

Tapi aku bersyukur, akh tidak mempunyai adik, ataupun kakak. Jadi yang mengetahui hal ini, hanya diriku.

Cahaya rembulan menyinari ombak laut yang bergelombang, membuat jejak bercahaya disetiap air laut yang terkena pantesan cahaya rembulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya rembulan menyinari ombak laut yang bergelombang, membuat jejak bercahaya disetiap air laut yang terkena pantesan cahaya rembulan. Angin lembut terus menyinak rambutku dan suraian rambut panjangnya.

Menikmati pemandangan pantai dengan seorang gadis cantik itu sangat menyenangkan, bukan? Rasanya kami seperti kencan.

Jantungku berdetak sangat kencang, rasanya ingin meledak, setiap dia berada sangat dekat denganku. Meskipun jarak kami mungkin hanya berkisar 3cm TAPI AKU GUGUP!

Melihatnya dari jauh saja sudah membuat kupu-kupu didalam tubuhku bergelora, berterbangan kemana-mana mencari tempat persembunyian didalam tubuhku.

Tapi bagaimana jika saat aku menyentuh tubuhnya?

"Ahh..perasaan ini datang kembali.."

"Aku suka perasaan ini.."

"Kau milikku, Faye.."

MEET YOU, AT THE SEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang