CHAPTER 22: Helen

29 13 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dimalam hari minggu yang cukup larut, ramai para PSK bersama pelanggan mereka, dan ada juga yang sibuk menggoda para pria kaya. Meskipun tua tapi jikalau banyak uang, itu tidak masalah

Musik jazz mengalun lembut didalam bar, beberapa orang duduk santai disofa kulit, menikmati koktail sembari berbicara perlahan.

Aku duduk dimeja bartender, melamun melihat bagaimana es batu didalam minuman perlahan mencair.

"Masih belum menemukan pelanggan, Helen?" Tanya bartender tiba-tiba, memecahkan lamunanku.

"Oh? Iya.." Kataku dengan lesu, akulah satu-satunya anak baru yang belum mendapatkan pelanggan, mungkin para pria itu tidak tertarik denganku, karena gigiku yang sedikit maju ini.

Bartender itu hanya terkekeh pelan. "Bersabar saja, aku yakin kau akan menemukan pelanggan yang setia kepadamu"

Aku hanya menghela nafas lelah, dan memutar mataku, rasanya itu hanya angan-angan saja. Yang bermaksud untuk menghibur diriku.

Bughh!

Suara benturan suatu benda dan meja bartender sangat keras, membuat air yang berada didalam gelasku sedikit bergetar.

Aku menoleh kearah sumber suara, terlihat pria paruh baya, namun terlihat masih sedikit muda, karena tidak ada rambut putih diantara rambut hitamnya. TAPI WAJAHNYA SANGAT PUCAT!

"Huh?"
Dia menoleh kearahku!

"Kau anak baru, ya?" Tanyanya dengan matanya yang sayu, membuatku cukup terkejut dan bingung.

'Siapa dia?'

'Aku tidak pernah melihatnya'

"Iya pak" jawabku, dan dia hanya tersenyum tipis, kerutan dibawa kelopak matanya cukup terlihat jelas. SERAM!

"Ayo kekamar, saya sudah pesan yang VVIP"

Mataku membulat terkejut 'VVIP KATANYA?! Anjay, kaya raya nih.

Perlahan tangan besar Yudho memeluk pinggang langsing dari Helen, dan membenamkan wajahnya dipinggang nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan tangan besar Yudho memeluk pinggang langsing dari Helen, dan membenamkan wajahnya dipinggang nya itu.

"Aku merindukan istriku" kata Yudho, dengan suaranya yang terpendam.

Helen memutarkan matanya dengan malas, Yudho sudah menjadi pelanggan tetap untuknya dan sering memberikan tip serta barang mahal tanpa diminta. Itu sebabnya Helen selalu berada untuk Yudho, bahkan disaat ia merindukan mendingan istrinya.

"Jika istriku hidup, mungkin hal seperti ini tidak akan pernah terjadi" timpal Yudho lagi.

"Dan kita tidak akan pernah bertemu"

Yudho menganggukkan kepalanya "ya"

Melihat hal itu cukup membuat hati Helen menyelekit menyakitkan, alasan dia selalu bersama Yudho karena dia mencintai  pria tua ini.

Bukan hanya karena dari hartanya, tapi menurutnya wajahnya cukup menawan untuk pria berumur 43 tahun. Masih terlihat mudah, karena tubuh Yudho yang berisi akan otot dan tidak buncit.

"Helen.."

"Hmn?"

Kepala Yudho mendongak menatap wajah Helen yang bulat nan-cantik.

"Terimakasih sudah ingin menemaniku" ucap Yudho---menatap polos kepada Helen, membuat wanita cantik itu tertawa.

"Ada apa berkata seperti itu? Kepalamu terbentur kah?" Helen berkata sembari cekikikan.

Yudho menatapnya hanya terdiam tidak berkutik. Membiarkan pacarnya ini tertawa sepuasnya.

 Membiarkan pacarnya ini tertawa sepuasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MEET YOU, AT THE SEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang