Sejak kecil, Varius selalu di perlakukan kasar oleh ayahnya, yang bertujuan agar Varius selalu tetap siaga menghadapi masalah apapun. Namun bukan itu yang di inginkan Varius
***
Saat masih anak-anak dia sering mendapatkan perilaku kasar oleh sang ay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
By : sheeranamaggie
Aroma harum dari lembaran kertas buku yang terpajang di rak Gramedia, berbagai genre dan alur yang berbeda tak menghalangi betapa indahnya melihat buku berjajar rapih di rak. Sampul plastik yang terpasang satu persatu, bertujuan untuk melindungi dari debu.
Dingin nya AC yang terus menyala, membuat bulu kuduk merinding. Cahaya lampu menerangi setiap sudut ruangan Gramedia. Orang orang terlihar berdiri didepan rak buku, memilih genre yang mereka inginkan untuk dibaca.
Disudut ada yang membaca novel yang sudah terlepas dari pelindung plastiknya. Tenggelam dalam cerita-cerita dari dunia yang berbeda.
"Buku apa yang ingin kau beli? Novel?" Tanyaku melirik Sina, yang langsung terpaku dengan novel Laut Bercerita.
"Alurnya bagus gak sih? aku penasaran deh, kata temanku ini alurnya bagus"
"Tapi aku ingin beli novel karya Tere liye, Bumi"
Jelas Sina, ia bingung dengan pilihannya sendiri, ingin mengikuti perkataan teman nya, atau isi hatinya.
"Menurutmu saja, mana yang lebih kau inginkan, jangan sampai menyesal mengikuti pilihan teman"
Sina semakin memajukan bibir pink nya dan bingung dengan pilihannya, bahkan saranku. Sina mengambil novel Bumidan Laut Berceritalalu melihat kedua novel itu secara bersamaan. Mungkin dia menilai novel melalui cover?
Sudut bibirku sedikit melengkung, melihat tingkahnya yang lucu, seperti anak kecil yang diberi dua pilihan. Ayam paha atau sayap. Cukup lama dia cemberut seperti itu, fokus kedalam pilihannya agar tidak menyesal setelah membel.
"Kenapa kau tidak membeli keduanya saja?" Tanyaku bingung, menghamburkan lamunan nya. Membuatnya sedikit terkejut nyaris menjatuhkan keduabuku novel itu.
"Uang ku hanya sedikit, tidak cukup untuk membeli keduanya, jika uangku sangat banyak, aku sudah membeli semua novel impianku" Keluhnya sembari menggerutu, dengan sedikit meringis bercanda.
Mendengar keluhnya dengan cepat aku mengambil novel Laut Bercerita dari tangan nya. "Aku akan membeli ini, kau yang itu" Ucapku singkat, dan berjalan menuju kasir.
Sina terkejut bingung, ia pun langsung mengikuti kukearah kasir tepat dibelakangku. "Tidak perlu, aku saja yang membelinya" bela nya mencoba menghentikan apa yang sedang kulakukan.
"Aku sudah memutuskan jawaban nya, Varius"
"Kau tidak perlu membeli novel itu"
"Itu hanya akan membuang uang mu saja"
Aku mengabaikan protes nya, untuk menghentikan ku. Tapi keputusan ku sudah bulat, tidak bisa di ubah secara tiba tiba. Lagipula aku bisa menambah koleksi novelku. Menyerahkan kedua novel itu ke mbak kasir, untuk dihitung berapa totalnya.
"Ini saja kak?" tanya nya, dan aku mengangguk mengeluarkan dompet coklatku.
Setelah aku memberikan kartu kredit atas nama ku, untuk membayar kedua novel itu, Sina hanya terdiam bingung. "KENAPA DIA YANG BAYAR?!" Kejut Sina didalam pikirannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku memberikan paperbag yang bergambar logo Gramedia itu kepadanya, berisi kedua novel yang dia inginkan. "Ini, kau bisa membayarnya kapan saja"
Sina mengambil paperbag itu dariku, dan dia mengeluarkan novel Laut Bercerita, memberikannya kepada ku.
"Ini novel punyamu, aku akan meminjamnya saja kepadamu, jadi kita bisa saling menukar novel saja, tidak perlu aku membayar keduanya"
Jelasnya dengan lembut, entah dia merasa bersalah atau lega, tapi suaranya sungguh perlahan namun masih bisa terdengar di telingaku, meskipun banyak orang berlalu-lalang disekitar.
Aku mengangguk menatapnya. "Tidak apa, tujuan dari aku membeli novel ini, agar kita bisa bergantian membaca nya, jadikau tidak perlu mengeluarkan uang lebihhanya untuk novel, jika kau bisa meminjamnya dariku"
Kataku, menjelaskan tujuan awalku tadi.
Dia menganggukkan kepalanya, poni nya yang rata terpapar rapih di kening nya, bergerak mengikuti gerakan anggukan kepalanya dengan lucu.
"Baiklah, setelah aku selesai membaca novel ini, kita bertukar novel"
"Itu lebih baik"
Dia menampilkan senyuman manisnya, membuat jantungku berdegup cukup kencang, perasaan ini datang kembali. Ribuan kupu kupu berterbangan di dalam tubuh ku, mengocok isi dalam perutku. Rasanya aku ingin muntah.
Aku sering bertanya, kenapa perempuan yang memiliki suara lembut sudah pasti senyumannya juga sangat manis untuk di lihat?
Aku jadi memikirkan, betapa cantiknya ibu ku, jika saja masih ada satu kesempatan, aku ingin sekali melihat wajah ibu. Ayah tidak pernah memberitahukan tentang ibu, dan nenek hanya bilang ibu itu cantik dan baik.
what does she look like?
🪸🪸
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.