CHAPTER 25: Kembali

31 19 0
                                    

Kabut pagi menyelimuti sekitar, menciptakan suasana sejuk yang menenangkan, hanya beberapa pengunjung yang menaiki kapal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabut pagi menyelimuti sekitar, menciptakan suasana sejuk yang menenangkan, hanya beberapa pengunjung yang menaiki kapal. Ramai para orang tua memperlihatkan keindahan dari lautan dipagi hari ini.

Aku hanya berdiri memegang pagar tepi kapal dengan tatapan kosongku, berharap aku bisa sampai dengan cepat dan memeluk erat putra tunggalku.

Mungkin aku akan meminta maaf kepadanya? Lalu mencoba membuka lembaran baru lagi bersama nya? Dan menikah dengan Helen?

Kepalaku menoleh menatap Helen, wanita cantik yang sedang berswafoto dengan indahnya lautan, cahaya matahari yang menembus melalui kabut, memecah selimut putih yang menggantung di udara.

"Tiada habisnya dengan memenuhi galeri ponselmu itu" Ujarku, membuatnya tersenyum malu dan memeluk lenganku.

"Iya dong, aku harus memposting foto setiap hari di media sosialku"

Aku mengacak-ngacak rambutnya dengan lembut, lucu sekali tingkahnya, dia mengingatkan ku dengan mendiang istriku. Seakan-akan dia telah lahir kembali dengan wujud yang berbeda, namun isi nya sama.

"Aku tidak sabar melihat wajah anakmu, aku yakin dia akan kaget melihatmu datang menjemputnya"

"Begitu kah?"

"Iya, kaget setelah itu takut akan hukumanmu memekulinya, karena telah kabur"

Aku cekikikan pelan mencubit hidungnya dengan gemas.

Memang sudah menjadi niatku untuk menjemputnya dan membawanya pulang kembali, tapi..apakah memukulinya disaat menjemput itu harus? Amarahku sudah hilang semenjak aku merenungkan ketidak adanya dia.

Aku tidak ingin merasakan kehilangan seseorang lagi, kematian istriku membuat hidupku seakan berhenti, dan semua yang berada sekeliling ku harus merasakan apa yang sedang kurasakan.

Aku ingat saat pertama kali aku menggendong nya, isak tangis kesedihanku menatap wajah mungilnya yang tidak bersalah, tertidur didalam pelukan hangatku dengan nyaman, setelah membuat wanita yang kusayangi tiada.

Varius bersalah dalam kematian istriku, kan?

Suara tawanya bergema dihatiku, membuat hatiku berdetak sangat kencang, tidak berhenti seakan membuatku akan mati didetik ini juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tawanya bergema dihatiku, membuat hatiku berdetak sangat kencang, tidak berhenti seakan membuatku akan mati didetik ini juga.

Faye, pandangan pertama kita bertemu kau sudah merebut hatiku, aku ingin menjadikan mu milikku. Bagaimana caranya.

Duduk bersebelahan bersamanya, bersama wanita cantik aku bingung ingin bertindak seperti apa. Begitu juga dengan dirinya, setiap yang dilakukan itu sempurna dan indah.

Tidak ada kesempurnaan didunia ini kecuali Tuhan, kan? Tapi ciptaan nya kali ini sungguh sama sempurna nya.

Aku tidak bisa memalingkan wajahku begitu saja jika dia sudah berada didekatku, aroma tubuhnya yang khas dengan laut, senyuman manisnya sungguh memukau.

Jika seseorang menyuruhku untuk menjelaskan betapa cantik diri nya, aku akan senang hati duduk berhadapan dan mulai membicarakan tentang kecantikannya.

"Varius, kau melamun lagi"

"Sudah berapa kali kau melamun seperti itu" ujarnya menyadarkan diriku dari lamunanku, aku hanya terkekeh malu.

"Maaf..aku hanya memperhatikan sesuatu yang sangat indah"

Dia memiringkan kepalanya dengan raut wajah bingungnya. "Kau daritadi menatapku, kau pikir aku indah?"

Pertanyaan nya membuatku terkejut dan membeku, malu, gugup, semuanya menyerangku. Apa yang harus kukatakan?!

"Iya..kau indah, Faye"

"Aku tidak bisa menjelaskannya dengan jelas, tapi kau indah"

Jelasku, dan dia terkekeh.

"Terimakasih, tapi kau berlebihan Varius, apakah kau tidak pernah bertemu wanita indah selain diriku?

"Tidak..kau pertama, kau satu-satunya"

Bibir manis nan-pink nya terangkat sedikit, terlihat cahaya mengkilap dari bibirnya, seperti adanya pelembab dibibir pinknya.

"Terimakasih"

Waktu terus berlalu, cukup lama selama perjalanan diatas lautan lepas, bahkan Helen sudah 5kali muntah karena gerakan dari ombak laut, yang membuat perutnya berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berlalu, cukup lama selama perjalanan diatas lautan lepas, bahkan Helen sudah 5kali muntah karena gerakan dari ombak laut, yang membuat perutnya berputar.

"Kapan..kita akan sampai..?" Tanyanya dengan wajahnya yang pucat, setelah mengeluarkan sarapan dari hotel tadi pagi.

Aku melihat arlojiku, ini sudah menunjukkan pukul 15.37PM. "Sebentar lagi"

Helen menutup mulutnya dengan tangannya, tidak kuat mendengar perkataanku yang terus menyebut 'Sebentar lagi'

Aku cekikikan menatapnya, reaksinya saat menahan isi perutnya naik keatas itu sungguh sangat menggemaskan. "Bersabar saja, lebih baik kamu tidur dikursi, agar melupakan mualmu"

Helen melirikku kesal dan sinis, mungkin akibat kepalanya pusing dan perutnya, dia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih.

Aku cekikikan pelan melihat wajahnya dan menepuk pelan puncak kepalanya.

Aku cekikikan pelan melihat wajahnya dan menepuk pelan puncak kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MEET YOU, AT THE SEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang