Sejak kecil, Varius selalu di perlakukan kasar oleh ayahnya, yang bertujuan agar Varius selalu tetap siaga menghadapi masalah apapun. Namun bukan itu yang di inginkan Varius
***
Saat masih anak-anak dia sering mendapatkan perilaku kasar oleh sang ay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jantungku berdetak sangat kencang didalam, telingaku sudah tuli tidak mendengar debur ombak yang terus menghantam pesisir. Perkataan nya teringang-ngiang dipikiranku.
Mati? Faye akan mati?
"Kau bisa membantuku mencarinya?" Tanyanya dengan lembut, senyuman nya tetap manis dengan tatapannya yang terlihat sudah putus asa dan hampir menyerah.
"Tapi..jika kau mendapatkan nya, apakah-"
"Aku akan pulang, kelautan" Jawabnya memotong perkataanku.
"Dan tidak akan pernah kembali lagi"
Tubuhku kaku..membeku, jantungku berdetak sangat kencang rasanya ingin meledak didalam. Kepalaku seperti ditebas cepat.
"Tidak bisa..Faye harus bersamaku"
"Apapun yang terjadi, dia harus bersamaku, selamanya.."
Tanganku gemetar perlahan merogoh saku celanaku, mengeluarkan separuh patahan batu itu. "Ini..kan?"
Kataku menunjukkan patahan batu itu kepadanya, dan dia terkejut tersenyum lebar dengan matanya berbinar-binar, mengambil cepat batu itu dari tanganku dan memelukku erat.
"Terimakasih!! Aku tidak menyangka kau sudah menemukannya"
"Dimana kau menemukan ini?!" Tanyanya antusias, tersenyum lebar, mata berbinar-binar.
"Nenek, mungkin nenek yang menemukannya lalu memberikan kepadaku"
Dia berdiri melompat-lompat kegirangan, kebahagiaan yang tak bisa ditahan. Perasaan tak dipercaya diikuti oleh kebahagiaan mendalam.
"Terimakasih nenek Varius!!" Teriaknya kencang. Bibirku terangkat sedikit, hatiku terasa bersinar melihat wajahnya yang berbinar. Kupu-kupu didalam diriku berterbangan, perasaan ini muncul kembali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Delman berhenti disebuah gang dengan tanda bertuliskan Gg Bhuria. Perlahan Yudho dan Helen turun dari delman setelah memberikan uang 10rb kepada pak kusir, dan berjalan dijalan setapak.
"Ini gang atau apa? Serem banget, kanan kiri pohon tinggi semua" Tanya Helen melihat sekeliling yang hanya menunjukkan batang pohon tinggi.
"Memang seperti ini, tidak perlu terkejut" Kataku menenangkan Helen, dan terus berjalan menyusuri jalan setapak, melihat kanan-kiri berusaha agar tidak tersesat disini, karena hampir sudah 5tahun tidak berjalan gang ini.