Rapat 13

6 0 0
                                    

Setelah acara, Andre merasa lega. Namun, saat dia kembali ke ruangannya, ponselnya bergetar. Itu adalah pesan dari Eko.

"Andre, kita perlu bertemu lagi. Ada informasi penting."

Andre segera merespons. "Di mana dan kapan?"

"Sama tempatnya, besok sore."

Keesokan harinya, Andre bertemu Eko di kafe yang sama. Eko tampak lebih tenang kali ini. "Terima kasih sudah datang, Andre. Saya mendapatkan informasi tambahan," ucap Eko.

"Apa itu?" tanya Andre dengan antusias.

"Setelah menyelidiki lebih lanjut, saya menemukan bahwa ada beberapa dokumen yang tersembunyi di arsip perusahaan. Mereka berisi rincian proyek yang tidak tercatat," jelas Eko.

"Anda bisa membantu kita menemukan dokumen itu?" tanya Andre, merasa harapan semakin besar.

"Saya bisa. Tapi kita harus hati-hati. Banyak yang terlibat dalam skandal ini," kata Eko, wajahnya terlihat serius.

"Apakah Anda merasa aman untuk melakukannya?" tanya Andre.

"Saya merasa lebih baik jika saya bisa membantu. Ini adalah kesempatan untuk membersihkan nama kita semua," jawab Eko dengan tekad.

Andre segera kembali ke yayasan dan membahas hal ini dengan timnya. "Kita harus menyusun rencana untuk mengakses arsip perusahaan. Eko akan membantu kita menemukan dokumen penting," ucapnya.

Maya mengangguk. "Kita perlu mengatur agar tidak ada yang curiga. Ini harus dilakukan secara diam-diam."

Dika menambahkan, "Kita juga harus menyiapkan tim keamanan untuk melindungi Eko. Jika dia merasa terancam, dia mungkin tidak akan mau membantu."

"Betul. Mari kita lakukan dengan hati-hati. Kita tidak ingin memperburuk situasi," kata Andre, merasa tegang namun bersemangat.

Malam itu, mereka menyusun rencana dan menentukan waktu untuk mengakses arsip perusahaan. Andre merasa ada harapan baru, tetapi dia juga tahu bahwa risiko yang mereka ambil cukup besar.

Beberapa malam kemudian, Andre dan Eko tiba di gedung Hartono Corp. Mereka masuk dengan hati-hati, mengikuti rencana yang telah disusun. Andre berusaha tetap tenang meskipun jantungnya berdegup kencang.

"Di sini, di ruang arsip," bisik Eko, menunjukkan pintu ke arah ruang yang dimaksud.

Mereka membuka pintu dan masuk. Ruangan itu gelap dan berdebu, tetapi penuh dengan kotak-kotak berisi dokumen. "Kita harus cepat," kata Eko.

Andre mulai mencari dengan cepat. "Di mana dokumen yang kau maksud?"

"Coba lihat di kotak paling belakang," jawab Eko.

Setelah mencari beberapa saat, Andre menemukan kotak yang dimaksud. "Ini dia!" serunya, mengeluarkan dokumen dari kotak.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat. Eko terlihat panik. "Kita harus pergi sekarang!" serunya.

Andre dengan cepat menyimpan dokumen tersebut dan berlari keluar, mengikuti Eko. Mereka berdua berhasil keluar dari gedung tepat sebelum orang yang mendekat itu masuk.

Di luar, Andre menarik napas lega. "Kita berhasil," ujarnya, berusaha menenangkan diri.

Eko mengangguk, wajahnya pucat. "Tapi kita harus berhati-hati. Jika mereka tahu kita mencari dokumen ini, bisa-bisa kita dalam bahaya."

Andre merasakan ketegangan di dalam dirinya. "Kita akan mempelajari dokumen ini dengan hati-hati. Jika ada bukti yang kuat, kita bisa mengungkap semua ini dan menyelamatkan yayasan."

The Graceful HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang