Hari itu, mereka pun mulai menyusun acara untuk menarik minat anak-anak. Dengan bantuan Pak Joko, mereka mengundang anak-anak dan orang tua untuk datang ke balai desa pada sore hari.
Saat acara dimulai, Andre berdiri di depan anak-anak yang penuh semangat. "Halo semuanya! Kami di sini untuk memberikan kesempatan bagi kalian untuk belajar seni dan teknologi. Kami ingin membantu kalian mengeksplorasi bakat kalian."
Dika melangkah maju dengan alat seni di tangan. "Saya akan mengajarkan kalian cara menggambar dan melukis. Kalian bisa membuat karya seni yang mengekspresikan diri kalian!"
Sari, yang sudah bersiap dengan laptop, melanjutkan, "Saya akan mengajarkan kalian tentang teknologi, bagaimana menggunakan komputer, dan dasar-dasar coding. Ini adalah keterampilan yang sangat penting di dunia modern."
Anak-anak terlihat antusias, dan beberapa di antara mereka mulai mengangkat tangan untuk bertanya. "Apakah kita bisa ikut serta?" tanya seorang anak bernama Budi.
"Ya, tentu saja! Kalian semua bisa ikut. Program ini gratis dan terbuka untuk semua anak di sini," jawab Andre, merasa bersemangat.
Acara berlangsung dengan baik, dan banyak anak-anak yang mendaftar untuk bergabung. Andre merasa bangga melihat antusiasme mereka.
Setelah acara, Andre dan timnya berkumpul kembali untuk mengevaluasi. "Aku merasa hari ini sangat sukses," kata Andre. "Kita berhasil menarik minat banyak anak."
"Benar, tapi kita perlu memastikan mereka terus termotivasi," ungkap Maya. "Kita harus menjelaskan kepada mereka betapa pentingnya pendidikan dan keterampilan yang mereka pelajari."
Dika menambahkan, "Kita bisa mengadakan sesi motivasi setiap minggu untuk menginspirasi mereka."
Andre setuju. "Itu ide bagus. Kita akan membuat program yang tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga memberikan motivasi."
Malam itu, saat mereka kembali ke penginapan, Andre merasa bahagia. Dia tahu bahwa langkah-langkah yang mereka ambil sekarang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk masa depan anak-anak di desa ini.
Dalam perjalanannya, Andre mulai menyadari betapa berartinya keberadaan dirinya di sini. Dia bukan hanya pewaris kekayaan, tetapi juga seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan dampak positif kepada orang lain.
Setelah melewati beberapa minggu dengan program yang berjalan, Andre merasa semakin terikat dengan anak-anak di Desa Kembang. Setiap kali mereka belajar bersama, dia melihat potensi yang luar biasa dalam diri mereka.
Suatu sore, saat sesi menggambar, seorang anak bernama Rina mendekatinya. "Tuan Andre, apakah Anda pernah menggambar ketika kecil?"
Andre tersenyum. "Tentu saja. Aku selalu menggambar dan melukis. Itu membuatku merasa bebas. Kenapa, Rina? Apakah kamu suka menggambar?"
Rina mengangguk semangat. "Iya! Aku ingin menjadi seniman terkenal suatu hari nanti!"
"Jika kamu terus berlatih, aku yakin kamu bisa mencapainya. Ingat, setiap seniman hebat mulai dari langkah kecil," ucap Andre.
Mendengar itu, Rina tersenyum lebar, dan Andre merasakan bahwa dia telah membuat dampak positif pada anak itu.
Saat malam tiba, Andre duduk merenung di tepi pantai, melihat bintang-bintang yang bersinar. Dia merasa beruntung bisa berada di sini dan memiliki kesempatan untuk memberi kembali kepada masyarakat.
Namun, dalam pikirannya, muncul pertanyaan tentang masa depan program ini. "Apakah ini cukup? Apa yang bisa lebih kita lakukan?" pikirnya.
Ketika dia merenungkan semua ini, ponselnya bergetar. Itu adalah pesan dari Dr. Surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Graceful Heir
Genç KurguSeorang pria muda dari keluarga biasa tiba-tiba transmigrasi menjadi pewaris tunggal. "Seperti di film-film?" "Mungkin tidak sejauh itu, tapi bisa jadi, iya" "Wah, selamat datang di dunia nyata!" "Masih mau piknik lagi?"