Rapat 18

4 0 0
                                    

Setelah melalui berbagai tantangan besar, saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba: serah terima jabatan resmi di Hartono Corp. Acara ini bukan sekadar seremoni biasa. Bagi perusahaan sebesar Hartono Corp, acara seperti ini adalah simbol transisi kepemimpinan yang membawa dampak signifikan pada arah perusahaan di masa depan.

Andre duduk di dalam mobilnya, memandang keluar jendela gedung pencakar langit yang menjulang di sekitar pusat kota. Malam ini adalah malam penting baginya. Acara pelantikan dan serah terima jabatan resmi akan digelar di ballroom hotel bintang lima. Undangan telah disebar kepada berbagai pihak: dewan direksi, karyawan senior, mitra bisnis, bahkan beberapa tokoh masyarakat.

Andre menghela napas panjang, menenangkan pikirannya yang sempat terganggu oleh rasa gugup. Ini adalah malam di mana dia akan secara resmi mengambil alih posisi CEO dan pemegang saham terbesar Hartono Corp, mewarisi semua tanggung jawab yang menyertainya. Malam ini akan menjadi awal babak baru—babak di mana dia, sebagai pewaris keluarga Hartono, akan menentukan masa depan perusahaan.

"Apa kamu sudah siap?" Suara Maya memecah kesunyian di dalam mobil. Dia duduk di sebelah Andre, tampak anggun dengan gaun hitam elegan yang mencerminkan formalitas acara malam itu.

Andre tersenyum tipis, berusaha menutupi kecemasannya. "Aku nggak tahu. Apa ada orang yang benar-benar siap untuk momen seperti ini?"

Maya tertawa kecil. "Kamu sudah melewati masa-masa yang lebih sulit dari ini. Percayalah, kamu siap."

Andre memandang Maya dengan rasa syukur. Dia telah banyak mendukungnya selama perjalanan ini. "Terima kasih, Maya. Aku tidak akan sampai sejauh ini tanpa kamu."

Mobil berhenti di depan hotel. Lampu-lampu kamera dari media langsung menyala terang ketika Andre dan Maya keluar. Mereka berdua berjalan menuju pintu masuk dengan langkah penuh percaya diri, meskipun Andre merasakan ada kegelisahan di dalam hatinya.

Di dalam ballroom, para tamu sudah berkumpul. Ruangan besar itu dihiasi dengan nuansa emas dan biru, menampilkan lambang Hartono Corp di latar belakang panggung utama. Para tamu, yang terdiri dari jajaran dewan direksi, karyawan senior, mitra bisnis, dan keluarga besar, berbaur sambil menunggu acara dimulai.

Ketika Andre dan Maya melangkah masuk, beberapa orang segera menghampiri mereka. Salah satu yang pertama menyapa adalah Pak Widodo, ketua dewan direksi, pria yang sudah berusia lanjut tapi masih berwibawa. "Andre, malam ini adalah momen yang sangat penting. Saya yakin kamu akan membawa Hartono Corp ke arah yang lebih baik."

"Terima kasih, Pak Widodo. Saya akan melakukan yang terbaik," jawab Andre dengan senyum tulus.

Di sisi lain, Dika sudah terlihat berbincang dengan beberapa mitra bisnis. Dia melambai kepada Andre dan Maya. "Ayo, kalian harus bertemu dengan beberapa orang penting di sini," katanya sambil membawa Andre ke arah sekelompok eksekutif perusahaan lain.

"Ini Andre Hartono, pewaris keluarga Hartono dan CEO baru Hartono Corp," Dika memperkenalkan Andre dengan penuh kebanggaan. "Dan ini Maya, asistennya yang luar biasa."

Salah satu dari eksekutif, Pak Herman, mengulurkan tangan dan tersenyum ramah. "Selamat, Andre. Kami sudah lama mendengar kabar tentang kepemimpinan barumu. Semoga sukses selalu untuk Hartono Corp."

Andre membalas jabat tangan itu dengan tegas. "Terima kasih, Pak Herman. Saya sangat menghargai dukungan Anda."

Maya, yang berada di samping Andre, turut mengobrol dan memberikan kesan baik kepada mitra-mitra bisnis yang hadir. Meskipun Maya bukan bagian resmi dari struktur perusahaan, peran dan pengaruhnya dalam membantu Andre tak terbantahkan.

Acara dimulai dengan pidato pembuka dari Pak Widodo. "Selamat malam semuanya. Malam ini, kita menyaksikan peristiwa penting dalam sejarah Hartono Corp. Seperti yang kita ketahui, keluarga Hartono telah lama menjadi penjaga perusahaan ini. Dan malam ini, kita menyaksikan transisi resmi ke generasi berikutnya."

Andre duduk di barisan depan, mendengarkan dengan cermat, meskipun dia sudah tahu apa yang akan dikatakan Pak Widodo.

"Kita semua sudah melihat bagaimana Andre Hartono, yang selama beberapa bulan terakhir telah memimpin perusahaan dengan penuh dedikasi dan inovasi, berhasil melewati berbagai tantangan. Skandal korupsi yang baru-baru ini mengguncang kita bukanlah akhir, tapi awal dari kebangkitan baru. Di bawah kepemimpinan Andre, saya yakin Hartono Corp akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat."

Setelah pidato pembukaan, lampu-lampu di ballroom sedikit meredup, menciptakan suasana yang lebih khidmat. Layar besar di belakang panggung menampilkan slide perjalanan sejarah Hartono Corp, dari awal berdirinya oleh kakek Andre hingga sekarang. Musik yang mengiringi presentasi membuat suasana semakin mendalam.

Saat slide terakhir muncul—menampilkan foto almarhum ayah Andre bersama Andre yang masih remaja—ruangan hening sejenak. Emosi terasa menggelayuti udara.

Kemudian, Pak Widodo mengundang Andre ke panggung. "Dan sekarang, tanpa berlama-lama lagi, kami undang Andre Hartono untuk memberikan pidato sebagai CEO baru Hartono Corp."

Andre bangkit dari kursinya dan berjalan menuju panggung dengan langkah tenang. Di depan mikrofon, dia melihat semua mata tertuju padanya—dewan direksi, karyawan, mitra bisnis, bahkan media. Ini adalah momen yang menentukan.

"Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya dalam perjalanan ini," Andre memulai dengan suara yang stabil. "Hartono Corp bukan hanya sebuah perusahaan, tetapi juga bagian dari warisan keluarga saya. Dan saya berjanji untuk menjaga dan mengembangkan perusahaan ini, tidak hanya untuk kepentingan bisnis, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas."

Andre melanjutkan dengan menceritakan visi barunya untuk Hartono Corp: fokus pada keberlanjutan, filantropi, dan menciptakan nilai yang lebih daripada sekadar keuntungan finansial. Dia mengajak semua pihak untuk bergabung dalam perjalanan ini, memastikan bahwa perusahaan tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi kekuatan yang berkontribusi positif pada dunia.

Setelah pidatonya selesai, tepuk tangan bergemuruh di seluruh ruangan. Andre tersenyum, merasa bahwa meskipun banyak tantangan di depan, dia siap menghadapinya dengan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Acara dilanjutkan dengan jamuan makan malam. Andre berkeliling dari satu meja ke meja lain, berbicara dengan tamu-tamu penting dan memastikan bahwa semua orang merasa dihargai. Beberapa mitra bisnis besar mengungkapkan rasa hormat mereka dan menyatakan keyakinan bahwa Hartono Corp akan berada di tangan yang tepat.

Saat malam semakin larut, Andre merasa lega. Meskipun banyak tekanan dan harapan yang ditumpukan di pundaknya, dia tidak lagi merasa sendirian. Dukungan dari orang-orang terdekat, baik itu dari keluarga maupun rekan-rekan bisnis, membuatnya semakin yakin bahwa dia bisa membawa Hartono Corp ke arah yang lebih baik.

Di akhir malam, saat tamu-tamu mulai meninggalkan acara, Andre berdiri di tepi ballroom bersama Maya dan Dika. "Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Maya, tersenyum hangat.

Andre menghela napas lega. "Aku merasa... lebih siap. Malam ini adalah awal dari segalanya."

Dika menepuk bahu Andre dengan penuh semangat. "Dan kami akan selalu ada di sini untuk mendukungmu, bro."

Andre menatap mereka berdua dengan rasa syukur. "Aku tidak akan bisa melakukan ini tanpa kalian."

Dengan itu, malam yang penuh dengan simbol transisi dan harapan untuk masa depan berakhir dengan baik. Andre tahu bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi dia yakin bahwa dia tidak perlu menghadapinya sendirian.

The Graceful HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang