Rapat 23

2 0 0
                                    

Keesokan harinya, Andre datang ke kantor dengan perasaan campur aduk. Dia sudah mengatur makan siang dengan Sofia dan tidak sabar untuk melihat ke mana hubungan mereka akan pergi. Setelah menyiapkan beberapa presentasi dan berdiskusi dengan tim, saatnya untuk pergi.

"Eh, bro! Sudah siap untuk pertemuan penting?" Ryan menggoda, melihat ekspresi Andre.

"Semoga saja! Ini bukan rapat biasa," Andre menjawab, berusaha terlihat santai meskipun jantungnya berdegup kencang.

"Semoga saja tidak ada drama," Ryan melanjutkan, tersenyum.

Andre hanya bisa tertawa kecil. "Mudah-mudahan! Ini sudah dijadwalkan di restoran dekat sini."

"Enak! Kamu pilih tempat yang bagus. Ayo, berangkat!" Ryan mendorongnya untuk segera pergi.

Setelah beberapa menit berjalan, Andre akhirnya tiba di restoran yang sudah dipilih. Dia melihat Sofia sudah menunggu di meja dengan senyum ceria. "Hai, Andre! Senang bisa bertemu denganmu," katanya dengan antusias.

"Hi, Sofia! Senang melihatmu lagi," Andre menjawab, berusaha menunjukkan sikap santai.

Mereka duduk dan mulai melihat menu. "Aku sudah tidak sabar untuk mencicipi makanan di sini. Katanya enak banget," Sofia berkata.

"Iya, aku sering ke sini. Makanan dan suasananya sangat nyaman," Andre menjelaskan sambil membuka menu.

"Jadi, apa yang kamu pesan?" Sofia bertanya, penasaran.

"Kayaknya aku mau coba pasta spesial mereka. Kamu?" Andre menjawab.

"Aku mau salad saja, biar tetap sehat," Sofia tertawa. "Jadi, bagaimana dengan pekerjaanmu? Semua baik-baik saja?"

"Ya, baru saja ada beberapa tantangan dengan laporan keuangan, tapi timku hebat. Kita sudah mengatasinya," Andre menjelaskan.

"Wah, keren! Aku tahu kamu pasti bisa mengelola semua itu. Aku selalu percaya kamu akan sukses," Sofia memberikan pujian yang membuat Andre merasa sedikit lebih baik.

"Makasih! Itu berarti banyak," Andre menjawab, merasa terharu.

Setelah memesan makanan, mereka mulai mengobrol lebih bebas. "Jadi, apa yang kamu lakukan di luar negeri?" Andre bertanya.

"Aku kuliah di bidang seni dan manajemen. Belajar banyak tentang bagaimana mengelola galeri dan seni publik. Sangat menarik!" Sofia menjelaskan dengan antusias.

"Wow, itu keren. Jadi, kamu berencana untuk kembali ke Indonesia dan bekerja di bidang itu?" Andre menanyakan.

"Ya, aku berharap bisa membangun sesuatu di sini, mungkin galeri seni sendiri," Sofia menjawab.

"Serius? Itu impian yang hebat! Aku yakin kamu bisa mencapainya," Andre memberi dukungan.

Saat makanan datang, mereka berdua mulai menikmati hidangan mereka. "Kamu tahu, aku sebenarnya sangat terkejut saat tahu bahwa kita masih tunangan," Andre mengawali pembicaraan yang lebih serius.

"Begitu ya? Aku juga! Rasanya aneh, tapi aku tidak ingin membiarkannya jadi beban. Mungkin kita bisa saling mengenal dan lihat bagaimana perasaan kita," Sofia menjawab.

"Setuju. Tapi aku tidak ingin membuat kamu berharap terlalu banyak. Kita masih harus melihat ke depannya," Andre menjelaskan, berusaha jujur.

"Jangan khawatir, aku paham. Kita bisa mulai dari sini. Lagipula, kita sudah berjanji untuk saling mengenal," Sofia tersenyum.

Andre merasa sedikit lega. "Oke, bagaimana kalau kita mulai dengan cerita-cerita lucu dari masa kecil? Mungkin kita bisa menemukan kesamaan."

"Siap! Aku ingat, waktu kita masih kecil, kita sering bertemu di acara keluarga. Pernah satu kali kita terjebak di taman karena hujan dan kita main di dalam mobil sambil nyanyi lagu anak-anak," Sofia bercerita.

The Graceful HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang