SCMS-29 : Siapa Dia?!

136 14 2
                                    

● 『بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ』●•

(bismillahirrahmanirrahim)
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

°●[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ ]●°

Happy Reading
Jangan lupa follow tiktok : s4turnz1
Instagram : s4turnz1
Wattpad : s4turnz1
vote > komen > follow

Info : Untuk semua username media sosial berubah menjadi (s4turnz1)

𐙚𓏲⋆ ִֶָ ๋𓂃 ⋆ᡣ𐭩 𐙚𓏲⋆ ִֶָ ๋𓂃 ⋆ᡣ𐭩 𐙚𓏲⋆ ִֶָ ๋𓂃 ⋆ᡣ𐭩 𐙚𓏲⋆ ִֶָ ๋𓂃 ⋆ᡣ𐭩

Sesuai rencana mereka tadi yang akan datang ke panti asuhan, Kirana dan Azka kini sudah bersiap untuk pergi ke panti asuhan Mutiara Kasih.

"Sayang, hari ini jadwal kamu check-up ke psikolog, dokter Lita bisanya pagi, kita ke psikolog dulu baru ke panti ya." ujar Azka yang sedang mengancingkan baju nya. Hari ini ia memakai outfit serba pink sesuai permintaan Kirana.

"Kok mendadak? Kita kan mau ke panti, kenapa harus ke psikolog? Lagian aku nggak papa kok." Kirana berusaha mengelak, namun tak bisa. Azka tetap akan membawa Kirana ke psikolog terlebih dahulu sebelum datang ke panti asuhan.

"Udah dari kemarin sebenarnya, saya dari awal udah buat janji sejak keguguran anak kita, saya takut mental kamu kenapa-napa. Saya cuma nggak mau yang dulu terulang lagi, pokoknya ini kita ke psikolog dulu."

Kiran tak bisa mengelak lagi, ia patuh dengan suaminya, lagipula ini juga untuk kebaikan dirinya sendiri. 

Setelah selesai bersiap pasangan suami istri itu meninggalkan rumah dan menaiki mobil sebagai alat transportasi mereka untuk menuju ke rumah sakit.

***

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, akhirnya pasutri itu sampai di rumah sakit, mereka berdua masuk kedalam menyusuri dinginnya lorong rumah sakit, bau khas obat obatan menyerbak masuk kedalam indera penciuman keduanya. Hingga sebuah pintu dengan papan nama psikolog dr. Arlita Permatasari terpampang jelas di depan pintu menghentikan langkah keduanya. Azka mengetuk pintu terlebih dahulu lalu masuk kedalam disertai Kirana yang mengenggam tangannya erat.

"Assalamualaikum, selamat pagi, dok."

"Waalaikumsalam, pagi, silahkan duduk."

Azka dan Kirana duduk dihadapan dokter Lita. "Bagaiman perasaannya kali ini? Baik atau tidak?" Tanya dokter Lita seraya tersenyum ramah ke arah Kirana. Kirana membalas senyum itu, "Alhamdulillah, baik." jawab Kirana seraya tersenyum.

"Apa ada yang ingin diceritakan?" Kirana mengangguk, kemudian menatap Azka yang juga menatapnya. "Boleh tinggal Kirana sebentar?" Tanya Kirana dengan nada lembut. Azka mengganguk. "Boleh, cerita semua ya. Jangan dipendam, saya tunggu diluar." Kirana mengangguk, detik berikutnya tautan tangan yang sedari tadi menyatu lepas, pintu ruangan terbuka dan menyisakan Kirana serta dokter Lita saja di dalam ruangan dingin itu.

"Apa yang ingin diceritakan? Jangan dipendam ya."

Kirana mengangguk lalu menarik napas dalam dalam sebelum memulai ceritanya.

Semanis Cinta Mas Santri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang