SCMS-26 : Semuanya Tentang Takdir

374 25 3
                                    

● 『بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ』●•

(bismillahirrahmanirrahim)
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

°●[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ ]●°

"Setiap manusia memiliki takdir yang berbeda, semua itu sudah tersusun jauh sebelum manusia lahir, karena hidup memang berdasarkan takdir, semua ini tentang takdir"

"Setiap manusia memiliki takdir yang berbeda, semua itu sudah tersusun jauh sebelum manusia lahir, karena hidup memang berdasarkan takdir, semua ini tentang takdir"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩

"A-anak kita sudah tidak bisa bertahan lebih lama."

Deg!

Kirana menggeleng tak percaya, air mata mulai luruh satu persatu. "Kakak bohong kan? Semuanya bohong kan? Bilang sama aku kalo ini semua nggak bener!!" racau Kirana, tangannya terkepal sempurna menahan amarah.

"Dengar saya Kirana, dengar saya!" merasa Kirana masih belum bisa tenang Azka dengan berat hati menaikkan nada bicaranya sedikit keras agar Kirana bisa mendengarnya.

"Jangan seperti ini, saya mohon. Ikhlas ya, semua sudah menjadi takdir kita, takdir kita memang seperti ini. Saya mohon ikhlaskan semua." Azka merengkuh tubuh lemah istrinya, Kirana menangis disana, ia merasa tak bisa menjadi istri sekaligus calon ibu yang baik bagi anak anaknya kelak.

"Takdirnya jahat banget kak... kenapa harus Kirana?" lirih Kirana disertai dengan air mata yang mulai mereda.

"Shut! Nggak boleh gitu, sayang. Jangan beranggapan seperti itu, takdir yang Allah tulis pasti baik untuk hambanya, hanya saja kita yang tak mengetahui skenario yang dirangkai oleh-Nya." Terang Azka, Kirana geming. Hatinya terlalu sakit untuk menerima takdir ini.

"Percaya sama takdir Allah, semua yang diatur oleh-Nya pasti akan membuahkan hasil yang lebih baik daripada yang terjadi sekarang." lanjut Azka, Kirana diam, tak ada sahutan dari wanita yang sedang dikukungnya. Azka mengurai perlahan pelukan itu, Kirana tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, ia akan jatuh jika Azka tak menangkapnya. Kirana kembali tak sadarkan diri.

"Asstagfirullah, Kirana!" Azka membaringkan tubuh Kirana di atas brankar hitam lalu berteriak memanggil dokter. Tak perlu menunggu lama, dokter datang diikuti oleh dua perawat di belakangnya.

"Bapak bisa tolong tunggu diluar? Biarkan dokter menangani pasien." ucap perawat itu dan langsung dipatuhi oleh Azka, ia hanya mau istrinya selamat dan terus bersamanya.

Semanis Cinta Mas Santri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang