BAB 19: Leaving the House

7 2 1
                                    

SANDY merasakan nyawanya seakan tersedot perlahan di rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SANDY merasakan nyawanya seakan tersedot perlahan di rumah itu. Sejak kepergian tragis orang tuanya, kegelapan semakin menyelimuti setiap sudut, membawa serta bayang-bayang mengerikan masa lalu. Setiap detik terasa seperti jerat yang semakin mengencang di lehernya. Di balik rasa takut yang mendalam, ada secercah harapan. Sandy yakin, satu-satunya cara untuk memutus rantai kutukan adalah dengan mengembalikan benda-benda terkutuk yang menjadi sumber malapetaka.

Di kamarnya, Sandy menatap tumpukan artikel dan buku-buku yang telah ia kumpulkan dari perpustakaan—semuanya berhubungan dengan sejarah rumah itu dan kutukan yang terjadi setiap tanggal 13. Artikel-artikel yang ia temukan berasal dari koran-koran tua, dan catatan-catatan yang ia ambil dari perpustakaan tersembunyi di balik dinding rumah tersebut.

"Jadi, semua ini berpusat pada tanggal tiga belas. Ritual itu dilakukan pada hari itu," gumamnya sambil membolak-balik halaman sebuah buku kuno.

"Ada apa dengan tanggal itu? Bukan hanya soal hari, tapi juga angka. Ayah dan Ibu meninggal pada pukul satu malam, angka tiga belas."

Semua petunjuk yang Sandy temukan akhirnya mengarah pada satu pemikiran, benda-benda ini adalah kunci dari kutukan yang menghantui keluarganya.

Sandy menelan ludah, matanya terpaku pada foto hitam putih yang menguning. Sebuah keluarga bahagia tersenyum ke arah kamera. Namun, di balik senyum itu tersimpan rahasia kelam. Artikel koran tua itu menceritakan tentang pembantaian mengerikan yang terjadi di rumah ini pada tahun 1979. Korban pertama dari kutukan yang telah membayangi rumah ini selama bertahun-tahun.

"Jadi, ini semua dimulai dari sini," gumam Sandy, jari-jarinya menelusuri foto itu.

Matanya tertuju pada sebuah peti kayu tua yang berada di sudut ruangan dalam foto tersebut.

"Peti itu...."

Ingatannya melayang pada penemuannya beberapa minggu lalu. Peti kayu tua yang sama tersembunyi di ruang bawah tanah yang gelap dan lembap. Saat membukanya, ia menemukan benda-benda aneh yang memancarkan aura jahat. Sebuah pisau berkarat dengan ukiran misterius, kalung dengan batu berwarna merah gelap, dan sebuah buku harian dengan tulisan tangan yang sulit dibaca.

"Ini dia sumbernya," bisiknya, matanya berkilat tajam.

"Aku harus mengembalikan semua ini ke tempatnya semula."

Dengan napas tersengal-sengal, Sandy menyapu pandangannya ke sekeliling kamar. Tumpukan kertas, foto-foto usang, dan kotak-kotak misterius memenuhi meja belajarnya. Semua ini adalah bukti untuk mengungkap misteri rumah tua itu, namun, sekarang ia menyadari penemuannya telah membawanya terlalu jauh.

"Aku harus menghentikan ini," tutur Sandy, suaranya bergetar.

Dengan gerakan cepat, ia mulai mengumpulkan semua benda-benda itu. Tangannya gemetar saat meraih sebuah buku tua yang selalu menjadi favoritnya. Buku itu penuh dengan coretan dan catatan tangan yang sulit dibaca, berisi ritual-ritual kuno yang menyeramkan.

Tanggal Berdarah "True Story of 1979" [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang