11

39 3 0
                                    

Sorry for typo🙏🏻











*****

Malam telah tiba , dengan sang surya yang telah di gantikan oleh sang bulan di atas sana . Julian yang kini tengah berada di depan ranting juga dahan pohon yang telah di susunnya tadi itu pun berpura- pura untuk menyalakan api di sana dengan menggunakan korek , namun sebenarnya pemuda itu diam - diam menjentikan satu tangannya dan tak lama munculah api yang membakar ranting juga dahan pohon di hadapannya itu . Sedangkan di depan tenda , berada Yechan yang tengah sibuk menata makanan juga cemilan dan minuman yang mereka beli di Minimarket tadi ke atas karpet yang terbuat dari kain , yang sengaja Yechan bawa dari rumahnya . Dan setelah selesai dengan api unggun , Julian pun berpindah untuk duduk di samping Yechan di atas karpet kain itu . Sedangkan Yechan yang menyadari keberadaan Julian pun membuka dua kemasan makanan di hadapannya , lalu memberikannya satu pada Julian beserta sumpit yang juga ia bawa dari rumah , yang di terima oleh pemuda itu seraya berterima kasih . Yechan pun membuka kemasan makanan untuk dirinya sendiri dan keduanya pun menikmati makanan mereka , seraya mengobrol ringan tentang keseharian mereka .

Skip~

Setelah makan malam mereka habis , Julian dan Yechan pun lanjut menikmati api unggun seraya , menikmati cemilan juga minuman , di sela obrolan ringan keduanya .

"Bagaimana jika kapan - kapan kita kembali camping di sini ". Ucap Julian yang di setujui oleh Yechan di sampingnya .

"Kita bisa mengajak pasangan juga , jika telah memilikinya nanti . Ya , hitung - hitung sekalian double date ". Balas Yechan yang membuatnya mendapatkan pukulan kecil di lengannya dari Julian .

"Dasar , mentang - mentang tengah dekat dengan seseorang , jadi ngomong sembarangan . Memangnya hanya ada pacaran yang ada di dalam kepalamu itu ". Gerutu Julian setelah kembali memukul Yechan , dan kali ini kepala pemuda manis itu yang menjadi incarannya . Tentu saja tindakan itu membuat Yechan mengaduh pelan karenannya .

"Jahat sekali ". Keluh Yechan seraya mengusap kepalanya .

"Sudahlah , hari sudah cukup malam . Tidurlah , anak kecil tidak boleh begadang ". Ucap Julian setelah menatap jam tangannya yang mendapat pukulan kecil di pundaknya dari Yechan .

"Yakk , kita seumuran jika kau lupa ". Protes Yechan tak terima di bilang anak kecil oleh Julian .

"Tapi buktinya kau lebih kecil dariku ".

"Apa! Yakk , kalo aku anak kecil , maka kau anak sapi ". Gerutu Yechan dengan kesal .

"Enak saja , aku anak manusia , bukan sapi ". Balas Julian tidak terima .

"Sudahlah , aku mau tidur saja ". Yechan pun beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam tenda , meninggalkan Julian yang menggerutu tidak jelas di belakangnya .

Setelah perdebatan tidak penting mereka , akhirnya Julian dan Yechan pun memilih untuk tidur karena hari semakin malam dan keduanya pun kini telah menempati sleeping bed mereka masing - masing .

Skip~

Malam semakin larut dan kini waktu telah menunjukkan pukul 12 tengah malam , namun Julian terbangun saat alarm musuh berbunyi dalam kepalanya , di ikuti suara pergerakan dari luar , meskipun manusia biasa tidak akan bisa mendengarnya , namun Julian tentu saja bisa mendengarnya dengan jelas . Pemuda itu pun membuka kedua matanya dan melirik ke arah pintu masuk tenda yang tertutup dengan rapat itu , bahkan kini Julian bisa mencium aroma musuh yang datang , meskipun mereka masih berada jauh .

'Vampire '

Julian pun menoleh ke arah Yechan yang masih tertidur pulas di sampingnya itu . Julian pun menyingkap selimut yang semula menutupi tubuhnya , lalu beranjak dari atas Sleeping bednya dengan gerakan sepelan mungkin dan membuka penutup tenda dengan hati - hati karena takut membangunkan Yechan dari tidur nyenyaknya . Dan setelah berhasil keluar dari tenda tanpa ketahuan , Julian pun berdiri di depan tendanya dengan Yechan , seraya menatap ke sekeliling hutan yang tampak terlihat cukup terang karena bantuan dari sinar bulan di atas sana .

"Apa mereka musuh yang di maksud oleh Hunter dan teman- temannya saat itu ". Gumam Julian saat mengingat pembicaraan Hunter dan ke empat temannya dua hari yang lalu itu . Julian pun kembali menoleh ke arah tendanya dengan Yechan , sebelum pemuda itu menghilang dari sana menggunakan sihir teleportasinya .

.
.

Julian muncul di tengah hutan yang berada cukup jauh dari area tendanya dengan Yechan , untuk menunggu kedatangan musuh yang akan datang menyerang malam ini . Dan tak lama angin berhembus cukup keras , bersamaan dengan munculnya dua puluh vampire bermata merah dengan gigi taring mereka yang tampak menyeramkan , kini telah berdiri mengeliling Julian dan mengepung pemuda itu .

"Wahh manusia , pasti darahnya sangat manis dan nikmat ". Seru salah satu dari dua puluh vampire yang mengepung Julian .

"Ayo kita serang dia dan hisap darangnya hingga kering ". Sahut yang lainnya .

Setelahnya dua puluh vampire itu pun menyerang Julian secara bersamaan dengan brutalnya , namun sayangnya tubuh mereka malah terpental jauh , sebelum berhasil menyentuh tubuh pemuda itu . Tentu saja semua itu terjadi , karena Julian telah memasang sihir pelindung pada dirinya sendiri .

Julian berbalik menyerang mereka dengan mengeluarkan sihir penyerangan berwarna merah gelap dari tangannya , membuat dua puluh vampire itu terbang ke atas , layaknya tersapu angin dan menghilang seperti debu setelahnya .

Tak lama muncul kawanan serigala yang Julian yakini sebagai Werewolf itu , dengan jumlah sebanyak 20 ekor yang datang dari arah belakangnya dan langsung saja melompat bersamaan untuk menyerang pemuda itu . Namun seperti sebelumnya , tubuh mereka terpental dan jatuh ke tanah , sebelum berhasil menyentuh tubuh Julian .

Julian pun memutar tubuhnya seraya mengeluarkan sihir berwarna hitam dari tangannya , lalu melemparkannya ke arah 20 Werewolf itu yang kembali berdiri dan hendak menyerangnya , namun sihir hitam Julian membuat mereka kembali ke wujud manusia mereka seraya berguling - guling di tanah dengan teriakan kesakitan yang memekakkan telinga , sebelum akhirnya tubuh ke 20 Werewolf itu perlahan terbakar dan akhirnya berubah menjadi abu .

"Fyuhhh , akhirnya mereka habis juga . Ini sangat melelahkan dan cukup menguras tenaga ". Keluh Julian seraya menyugar rambut panjangnya ke belakang dan mengelap sedikit keringat yang mengalir di pelipisnya . Meskipun pemuda itu tak bertarung menggunakan fisiknya , namun tetap saja ia merasa lelah karena mengeluarkan kekuatan yang cukup menguras energi dan tenaganya .

.
.

Sementara itu ....

"Akhirnya aku berhasil juga menemukannya ". Gumam sosok tinggi dengan sayap hitam di punggungnya juga seringai di wajahnya . Sosok itu mengawasi pergerakan Julian dari salah satu dahan pohon tinggi yang cukup jauh dari keberadaan pemuda itu .

Sedangkan Julian yang akhirnya menyadari tengah di awasi itu pun , kembali bersikap waspada seraya menatap ke sekeliling hutan , untuk mencari sosok yang mengawasinya . Sementara sosok itu yang tau , jika Julian telah menyadari keberadaannya di sana pun dengan cepat menghilang , sebelum mata Julian sempat menangkap keberadaanya di sana .





















Tbc.......

Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang