13

55 4 0
                                    

Sorry for typo🙏🏻









*****

Brak~

"Yechan-ah !". Seru Julian setelah berhasil mendobrak pintu gudang di hadapannya itu , namun seketika tubuhnya mematung di tempat , setelah melihat keberadaan Yechan di hadapannya itu dalam keadaan mengenaskan . Tubuh pemuda yang lebih kecil darinya itu terlihat setengah telanjang , tanpa celana yang menutupi bagian bawahnya , dengan cairan berwarna merah dan putih yang mengotori kedua paha juga lantai gudang di bawahnya . Julian yang melihat itu pun tentu saja tau jelas cairan apa itu .

"Oh kau sudah data -

Julian dengan cepat mengibaskan sebelah tanganya ke arah Hunter , hingga membuat tubuh pemuda itu terpental menabrak dinding gudang di belakangnya .

Julian pun dengan cepat berlari ke arah Yechan untuk memeriksa keadaan teman baiknya itu .

"Yak , jangan mende-

Brak ~

Ucapan Hunter terhenti karena tubuhnya kembali terpental , hingga menabrak dinding gudang karena ulah Julian .

"Yechan-ah ". Seru Julian dengan nada sedihnya , setelah pemuda itu sampai di samping tubuh Yechan yang tergeletak tak berdaya di lantai .

"Ju". Yechan membuka kedua matanya dengan lemah dan menatap Julian dengan tatapan sayunya yang membuat dada Julian seperti di hantam batu besar , karena telah gagal melindungi teman baiknya itu . Dan tentu saja , tanpa ada yang memberitahukannya , Julian tau dengan apa yang telah terjadi pada Yechan dan Hunter di gudang itu .

"Sst , jangan banyak bicara , kau lemah ". Ucap Julian seraya menaruh jari telunjuknya di bibir pucat Yechan yang terlihar sedikit bengkak itu , sebelum mengarahkan tangannya ke arah tubuh Yechan untuk menyembuhkan pemuda manis itu dan memasngkan kembali celanannya  . Sekilas Julian bisa melihat sebuah tattoo kecil berbentuk bulan sabit di leher bagian kanan Yechan , yang ia ketahui sebagai lambang mate   .

Julian pun berdiri dari jongkongnya dan menghadap ke arah Hunter yang terduduk lemas di dekat dinding gudang , karena dua kali mendapat serangan darinya  .

"Ku harap kau bisa menjadi mate yang baik untuk Yechan dan menjaganya dari musuh - musuhmu ". Seru Julian dengan tatapan tajamnya pada Hunter , sebelum pergi meninggalkan tempat itu .

.
.


Setelah dari gudang di belakang gedung fakultas Matematika , Julian memutuskan untuk membolos dari jam kuliahnya siang ini . Dan kini pemuda itu berada di sebuah jembatan yang ia datangi seorang diri . Julian memegangi pagar pembatas jembatan di hadapannya , seraya menatap aliran sungai yang terlihat deras di bawahnya itu , dengan fikiran yang berkecamuk . Kenangan tentang pertemuan pertamanya dengan Yechan beberapa tahun yang lalu  , terputar jelas di ingatan pemuda itu .

Hingga pembicaraannya dengan Yechan beberapa bulan yang lalu melintas dalam benak Julian .

'Jika suatu hari nanti kau dan aku telah bertemu dengan jodoh masing - masing , apa kita masih bisa menjadi teman seperti saat ini ?'. Pertanyaan dari Julian itu pun membuat pergerakan Yechan yang tengah menikmati cemilan di tangannya itu terhenti , dan pemuda itu pun menoleh pada Julian di sampingnya yang semula membaca novel bertema romance di tangannya itu  .

Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang