51. Jiwoong X Hanbin ZB1

88 5 1
                                    

Hanbin menghentikan langkah kakinya dengan cepat di jalan menuju gerbang sekolahnya.

“Ciee di jemput om kesayangan,” goda teman Hanbin - Zhang Hao yang menyenggol bahu Hanbin.

“Ngapain sih datang segala, pake acara bergaya di depan mobil murah begitu,” kesal Hanbin sambil menatap pada sosok laki - laki bernama Jiwoong yang menunggunya di depan gerbang sekolah.

“Mobil mahal itu,” kata Matthew, “Harganya lebih dari 4 milyar. Kau kalau enggak mau, biar buatku saja om - om mu itu ya. Jiwoong ahjussi!!!!”

“Ya!!!!” teriak Hanbin kesal dan langsung saja menjambak rambut Matthew sebelum benar - benar menggoda calon suaminya yang dijodohkan oleh orangtuanya.

“Yee… kalau mau ya jangan cuek dong,” kata Matthew setelah mengelus - elus pada rambutnya yang dijambak Hanbin.

“Diem…” Hanbin melangkah cepat menuju Jiwoong.

“Kenapa itu temanmu memanggilku?” tanya Jiwoong.

“Biasa, mata duitan, enggak bisa lihat om - om berduit,” cibir Hanbin.

Jiwoong tersenyum lembut, “Baguslah… setidaknya kau jadi cemburu.”

Hanbin memalingkan wajahnya ketika Jiwoong mendekatkan wajah dan ingin menciumnya.

“Aku cium Matthew saja ya,” goda Jiwoong.

Hanbin melotot lebar kearah Jiwoong, dia menolehkan kepala ke sekelilingnya, masih ada banyak temannya bahkan si Zhang Hao dan Matthew itu masih ada di depan gerbang untuk menunggu jemputan.

“Bibir Matthew enak kayaknya dilumat,” kata Jiwoong yang melanjutkan godaannya.

Hanbin menangkup wajah Jiwoong, ia menempelkan bibirnya pada bibir Jiwoong pelan.

Jiwoong tersenyum tipis, ia memberikan lumatan lembut pada bibir kekasihnya ini. Jiwoong terus memberikan lumatan - lumatan pada bibir Hanbin, sampai akhirnya dia melepaskan ciuman karena tubuhnya didorong pelan oleh Hanbin ditambah dengan tepukan - tepukan di bahunya.

Hanbin dan Jiwoong saling tatap dengan deru nafas yang agak berat. Jiwoong mendekatkan wajahnya lagi pada Hanbin tapi kali ini ditahan oleh tangan Hanbin.

“Ini masih diluar hyung, kau mau di teria….”

“Ahjussi!!! Jangan mesum di luar!!!” teriak Zhang Hao.

“Bikin pengen aja!!! Qiu qiu…..” sambung Matthew.

Hanbin membalikkan badan, berkacak pinggang dan bersiap untuk menghajar dua temannya itu kalau saja tubuhnya tidak dipegangi oleh Jiwoong.

“Sudah… sudah… jangan,” kata Jiwoong, “Kita beli Labubu saja ya…”

Hanbin langsung menolehkan kepala dan tersenyum lebar, “Tapi kan harus antri.”

“Sudah ayo ikut saja,” kata Jiwoong yang menggandeng tangan kekasihnya menuju kedalam mobil.

@@@@@

Hanbin melangkah masuk ke dalam salah satu toko yang ekslusif menjual boneka Labubu. Toko ini biasanya penuh sampai mengantri, antreannya bahkan sampai angka 1000 tapi kali ini sepi, hanya ada dia dan Jiwoong di dalam toko.

“Enggak diprotes massa ini, di sewa hanya untuk aku saja,” kata Hanbin yang walaupun seolah - olah khawatir sudah memeluk salah satu boneka Labubu.

“Demi kekasihku yang ingin boneka jenglot, semuanya akan aku lakukan,” kata Jiwoong.

“Bukan jenglot iiih…” Hanbin memukul gemas pada kekasih tuanya ini.

“Iya deh terserah, mau beli yang mana, pilih sesukamu,” kata Jiwoong.

“Hore… asyik….” teriak Hanbin kegirangan tapi dia langsung menghentikan pergerakannya dan menatap kembali pada Jiwoong, “Ada batas pembelian enggak ini hyung?”

“Enggak… bebas… asal jangan kau bawa pulang mbak kasirnya,” kata Jiwoong yang kemudian tersenyum lebar melihat Hanbin berlarian bahagia di toko.

Jiwoong menunggu di bangku, membuka handphonenya, memeriksa beberapa pekerjaan sambil sesekali mengamati Hanbin yang mengambil mainan.

@@@@@

Jiwoong menolehkan kepala, menatap pada Hanbin yang berdiri di sebelahnya. Hanbin ikut menolehkan kepala, menatap pada om - om disampingnya ini, dia tersenyum lebar.

“Kau baik banget sih hyung, aku sampai dikasih ruangan khusus untuk meletakkan boneka semua mainan dan bonekaku,” kata Hanbin.

Jiwoong memeluk lembut tubuh Hanbin, “Nanti setelah kita menikah, kan juga pindah ke rumah yang lebih besar. Rumah 6 lantai, cukup?”

Hanbin tidak melepaskan pelukan Jiwoong, ia mendongakkan kepala dan menatap pada sosok tampan kekasihnya ini, “Enggak kebanyakan hyung 6 lantai?”

“Ya sudah 3 lantai saja,” kata Jiwoong yang mencium lembut pada kening Hanbin, “Tapi ini artinya kau setuju dengan perjodohan kita kan. Kau mau menjadi istriku?”

“Setelah kita menikah, aku tetap boleh beli boneka Labubu?” tanya Hanbin.

Jiwoong melirik ke ratusan boneka Labubu yang ada diruangan, “Apa bagusnya sih boneka jenglot itu?”

“Iiiih… ahjussi… bukan jenglot,” kata Hanbin kesal.

Jiwoong hanya terkikik geli saja melihat tingkah menggemaskan dari Hanbin. Ia mengeratkan pelukannya dan sesekali memberikan ciuman lembut pada bibir dan pipi Hanbin.

@@@@@

Hanbin menghentikan langkah kakinya, matanya menatap pada sosok Jiwoong yang melambaikan tangan kepadanya dari depan mobil BMW berwarna merah.

“Ganti lagi mobil,” kata Matthew.

“Dirumah dia ada lebih dari 10 mobil,” ucap Hanbin dengan penuh rasa bangga.

Hanbin melangkah cepat mendekat pada kekasihnya.

Jiwoong sendiri segera merentangkan tangannya, menerima tubuh Hanbin yang langsung berada di dalam pelukannya.

“Mau main kemana hari ini? Atau mau belanja apa hari ini? Makan malam apa?” tanya Jiwoong.

“Hyung…” Hanbin memanggil dengan suara manja, “Jangan bicara seolah - olah aku matre dong….”

“Steak domba hitam enak lho,” kata Jiwoong, “Ditambah sushi caviar.”

Hanbin menggelengkan kepala, “Aku mau hamburger… sama kentang goreng.”

“Baiklah… kalau begi…”

“Hanbin!!! Ahjussi!!!” teriak Matthew.

Jiwoong dan Hanbin menolehkan kepala dengan posisi masih berpelukan.

“Jangan mesum di luar dong!!!” kali ini Zhang Hao yang berteriak.

Hanbin menatap dengan sinis pada dua orang temannya itu. Sampai akhirnya dia memilih menjinjitkan kakinya dan melumat bibir Jiwoong.

Jiwoong terkejut dengan ciuman yang diberikan oleh Hanbin, tapi tentu saja dia dengan senang hati membalas lumatan bibir Hanbin.

THE END

beberapa hari ini di Twitter ribut tentang konser ZB1 yang membernya sampai nangis tapi malah diketawain staff. Itu staff redflag anjir... Berharap baik2 saja ya member ZB1...

Boys Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang