52. San Ateez X Gyuvin Zb1

105 6 5
                                    

Gyuvin terdiam, terpesona, terkesima dan benar - benar terdiam hanya menatap pada San dari Ateez yang sedang melakukan penampilan solo di panggung dengan - tanpa pakaian atas.

“Bagus sekali badannya,” Gyuvin menggelengkan kepala, masih terus mengagumi tubuh indah San.

Gyuvin yang masih berdiri di belakang panggung sambil mengamati San, mulai memikirkan cara untuk mendekati seniornya itu. Tapi… Gyuvin menolehkan kepala kearah belakang ketika terasa ada yang berdiri di belakangnya dan dia menjerit terkejut saat melihat member Ateez lainnya, Wooyoung berdiri di belakangnya dengan senyuman lebar.

Gyuvin sebagai orang yang mengagumi San, tentu saja tahu jika sosok Wooyoung ini adalah orang yang sering di pasangkan oleh San, bahkan banyak orang yang percaya jika San dan Wooyoung benar - benar pacaran.

“Kalau mau mendekati San, dia paling suka diajak ngobrol tentang teori konspirasi,” kata Wooyoung.

Gyuvin mengerutkan kening, rasanya agak - agak tidak mungkin kalau San suka membicarakan teori konspirasi. Dia dibohongi Wooyoung ini pasti, biar tidak merebut San.

@@@@@

Gyuvin melangkah pelan dan ragu menuju ruang ganti Ateez. Dia langsung membalikkan badan dengan panik ketika melihat beberapa member Ateez keluar dari ruang ganti. Sepertiya beberapa member pulang lebih dulu. Gyuvin memberanikan diri mendekat pada ruang ganti Ateez dan benar saja, hanya ada San dengan Jongho.

Gyuvin berdiri di depan ruang ganti sambil tersenyum kaku dan kikuk pada Jongho.

“Okey… aku pulang kok,” kata Jongho tiba - tiba.

San yang masih duduk tenang bermain handphone, menatap keheranan pada Jongho yang benar - benar bangkit berdiri dan keluar dari ruang ganti dan disaat itulah dia melihat sosok Gyuvin berdiri dengan kikuk.

“Maaf hyung…” Gyuvin buru - buru mendekat, meletakkan bungkusan berisi kue yang dibelinya di kantin bawah, “Aku hanya ingin memberikan ini saja.”

Gyuvin yang membalikkan badan dan hendak pergi, tertahan ketika tangannya di pegang erat oleh San.

“Tunggu…”

Gyuvin menatap kembali pada San, “Ada apa hyung?”

“Yang lain sudah pulang sendiri - sendiri. Rencananya tadi aku mau makan malam dengan Jongho,” kata San, “Tapi kamu malah membuat Jongho pergi.”

“Aaaa… itu… tapi…. aku tidak bermaksud mengu…” Gyuvin langsung terdiam, karena San yang bangkit berdiri menjadi begitu dekat dengannya.

“Tetap saja kau harus tanggung jawab,” kata San.

“Tanggung jawab bagaimana hyung?” tanya Gyuvin dengan rasa grogi yang begitu luar biasa.

“Temani aku makan malam,” kata San dengan senyuman lebar.

Gyuvin terdiam, dia mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh San kepadanya.

“Tidak mau ya,” kata San.

“Mau… mau… mau hyung… mau banget…” jawab Gyuvin dengan penuh semangat.

San tersenyum lebar.

@@@@@

Gyuvin benar - benar hanya makan dan minum tanpa banyak berbicara. Dia grogi dan benar - benar gugup karena makan malam yang dibilang oleh San hanya ada mereka berdua. Dia pikir akan ada member Ateez yang lain.

“Kau kenapa diam saja? Bosan ya…” kata San.

Gyuvin harus segera mencari topik pembicaraan agar suasana tidak secanggung ini.

“Eh hyung… kau percaya enggak kalau Hitler mati di Garut,” ucap Gyuvin tiba - tiba dan dia menyesal mengeluarkan kata - katanya barusan. Konyol sekali.

“Banyak kan buktinya, tapi teori itu dianggap konyol,” San menanggapi dengan wajah serius.

Lho??? Gyuvin heran sendiri, jadi ucapan Wooyoung itu benar kalau San menyukai teori konspirasi.

Berkat pembicaraan mengenai kematian hitler, Gyuvin dan San menjadi mengobrol dengan lancar, mereka tertawa dengan begitu bebasnya, saling tersenyum dan yang terpenting.

“Ayo kapan - kapan bertemu lagi,” kata San.

Gyuvin menganggukkan kepala dengan penuh semangat. Tentu saja dia tidak akan menolak.

@@@@@

Gyuvin tersenyum malu - malu ketika melihat mobil San berhenti di depan dorm ZB1.

“Gila… beneran San Ateez itu,” komentar ZhangHao.

“Bener dong… aku pergi dulu ya… aakhh…” langkah kaki Gyuvin terhenti paksa karena tangannya dipegangi oleh Hanbin.

“Pulang jam berapa kau?” tanya Hanbin.

“Maaf… Gyuvin - nya baru akan aku kembalikan hari Senin pagi,” kata San begitu di hadapan member ZB1.

Member ZB1 yang lain mengerutkan kening sementara Gyuvin tersenyum kikuk dan mencoba melepaskan diri dari tangan Hanbin.

“Lama amat, kalian mau ngapain aja?” tanya Yujin.

Kali ini semua mata menatap pada Yujin.

“Ya… tidak mungkin juga di jelaskan secara rinci disini sekarang kan,” San melepaskan pegangan tangan Hanbin dari tangan Gyuvin, “Sudah ya… kami harus segera berangkat.”

Gyuvin melambaikan tangan dengan penuh semangat pada teman - temannya.

@@@@@

San mendekat pada Gyuvin yang sedang bersantai di salah satu balkon villa yang tepat menghadap pada sebuah danau besar. Tangannya kemudian melingkar pada perut Gyuvin dan juniornya ini terkejut luar biasa sampai meronta hebat dan tidak sengaja memukul keras pada perutnya.

“Ouuh….” San merintih kesakitan.

“Maaf… maaf… maaf… hyung.. maafkan aku,” kata Gyuvin panik, “Aku pikir siapa tadi makanya aku panik dan meronta.”

“Kan disini hanya ada kita berdua, kau pikir ada siapa lagi? Hitleh…” celetuk San sambil manyun kesal.

“Maaf dong hyung, jangan manyun begitu dong….” bujuk Gyuvin.

“Sakit perutku…. sepertinya patah tulang ini,” kata San.

Gyuvin mengerutkan kening, kalau tidak cinta sudah dia tinggalkan laki - laki ganteng tapi lebay ini, “Mau di rontgen?”

“Tidak usah… cium ini saja, pasti sembuh…” San menunjuk pada bibirnya.

Gyuvin tersenyum malu - malu tetapi tidak menolak juga ketika San mendekat kembali pada dirinya. Gyuvin mendekatkan wajahnya dan mencium lembut pada bibir San. Ia sudah memundurkan wajahnya hendak mengakhiri ciuman ketika San malah melingkarkan tangan pada lehernya dan menekan bibir mereka semakin dalam.

San melumat bibir atas dan bawah Gyuvin bergantian, menciumi bibir Gyuvin dan berakhir dengan menghisap lembut bibir bawah Gyuvin sebelum kemudian mereka melepaskan ciuman.

Gyuvin dan San saling tatap. Meski sudah pacaran lebih dari satu minggu, Gyuvin tetap saja merasa malu jika bertatapan terlalu lama dengan San.

“Kau… tidak menyesal pacaran denganku kan,” kata San.

“Enggak hyung… menikah denganmu pun aku tidak akan menyesal,” kata Gyuvin.

“Tapi aku belum ada niat melamarmu,” ucap San.

“Aaaa… aku bercanda kok.. bercanda,” kata Gyuvin yang memukul pelan bibirnya sendiri karena salah ucap.

San memegangi tangan Gyuvin agar kekasihnya ini tidak memukuli bibirnya sendiri. San mencium lembut kembali pada bibir Gyuvin.

“Aku mencintaimu Gyuvin…” ucap San dengan suara berat namun lembut di telinga Gyuvin.

Gyuvin yang malu - malu, memilih untuk menjawab dengan memeluk lembut tubuh kekasihnya.

Boys Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang