Bapak tertawa.
"Ya kan cuma ngasih tau. Dulu pacaran nya disini sama ibu. Jadi sekarang yaa pacaran disini lagi, soalnya tempat nya bagus kan." Ucap nya sambil menghidupkan rokok nya.
Aku hampir tersedak mendengar nya. Aku tidak salah dengar kan ? Hati ku menghangat. Sangat penuh rasanya ingin meledak. Perut ku seperti diisi kupu kupu yang beterbangan. Pipi ku panas rasanya.
"Kok pipi nya merah gitu?" Ucap bapak lagi
"Haa?" Ucap ku sambil memegang pipi ku.
"Ng-nggak, ini karna udara nya dingin nih" dalih ku merasa malu. Tapi bapak tawa tipis mendengar ucapan ku itu.
"Emang, siapa yang lagi pacaran?" Ucap ku mencoba berani
"Mmmm.... Siapa ya ? Nggak ada juga sih" ucap nya menggoda ku, lalu ucapan nya berhenti sejenak karena waitress yang mengantar pesanan kami datang. Aku masih salah tingkah rasanya. Tapi kemudian begitu pegawai nya selesai meletakkan pesanan kami langsung ku serbu dengan pertanyaan.
"Ihh tadi itu bapak bilang pacaran, maksudnya gimana ?" ucap ku masih perlu penjelasan. Karena jujur begini saja aku sudah sangat cukup. Semua yang ku inginkan sudah terjadi.
"Ya bingung juga namanya ini apa ya ? Atau main aja kali" ucap nya becanda dan tidak ingin di bahas lebih lanjut. Tapi pikiran ku masih terpaut dengan kata pacaran yang di ucapkan bapak. Apa dia menganggap kami sedang pacaran saat ini ? Apa dia menganggap aku pacar nya sekarang ? Bukan anak nya lagi ?
Kami menyantap gorengan yang masih hangat itu, juga minuman nya. Lalu melanjutkan lagi perjalanan. Masih jam 10 pagi juga. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah kebun stroberi. Aku yang minta. Tidak pernah seumur umur aku memetik stroberi secara langsung. Dan bapak setuju saja. Senang sekali rasanya. Bahkan aku di foto nya beberapa kali saat memetik dan memakan nya. Juga, kami selfie bersama.
Selanjutnya kami makan siang, di warung makan daerah puncak. Udara yang dingin membuat aku dan bapak sama lahap nya.
"Pengen kemana lagi zein?" Ucap bapak
"Mmm... kesini pak" ucap ku menunjukkan foto yang ku dappat dari tren media sosial. Aku ingin juga kesini dan berfoto disana. Tidak begitu jauh juga dari lokasi kami. Bapak mengiyakan dan kami pun menuju kesana. Rasanya hari ini hati ku penuh sekali dibuat nya. Aku berfoto, mencicipi jajanan yang ada di sana, juga membeli sebuah ornamen kecil untuk ku gantung di kamar.
"Pengen kemana lagi nih?" Ucap bapak masih dengan semangat menuruti kemauan ku. Padahal sudah lewat jam 2 siang.
"Mmm.. ke tempat yang bapak pengen aja deh, masa dari tadi ke tempat yang zein mau aja" ucap ku
"Ya kalo masih ada yang kamu mau gapapa ayo, bapak juga udah sering dulu main ke puncak kan"
"Udah semua pak,. Zein cuma pengen metik stroberi aja sama ke sini. Lagian ntar kita nyampe rumah kemaleman. Bapak gak pengen kemana gitu?" Aku bertanya
"Beneran gak ada lagi?"
Aku mengangguk mantab. Ini sudah lebih dari cukup.
"Yaudah, kalo gitu giliran bapak ya?"
"Oke" ucap ku
Kami pun melanjutkan perjalanan, sekitar 15 menit, tapi aneh nya malah menuju sebuah hotel. Lalu memarkirkan motor nya
"Eh? Emang ada apa disini pak ?" Aku bingung
"Ada yang bapak cari" ucap nya. Dia menuju resepsionis. Tidak lama kami diarahkan oleh pegawai. Apa ada daya tarik wisata disini ? Hingga aku baru tersadar, ternyata pegawai hotel tersebut membawa menuju ke kamar. Aku sedikit gugup, juga malu. Pertama kali nya aku masuk hotel. Pegawai tersebut pun pergi setelah menunjukkan arah nya.
"Ihh bapak, maluu, itu sama pegawai nya kita bedua dua nginap di hotel dikira ada apa apa" ucap ku
"Hahaha ngapain malu, memang ada apa apa kan?" Ucap nya menutup pintu
"iiihh bapak becanda mulu."
"Ya itu pegawai nya juga gak bakalan ngurusin kok"
"Seriusan nginap disini ? Mahal lagi kaya nya" ucap ku melihat kamar kami. Bagus. Apalagi balkon nya menuju kearah taman hotel nya.
"Ya ga apa lah sekali kali. Zein belum pernah nginep di hotel kan ?" Ucap bapak
Aku menggeleng.
"Terus kata bapak,ada yang bapak cari tadi ?"
"Ya ini.... Udah ketemu" ucap nya memeluk ku dari belakang.
Pipi ku rasanya panas sekali mendengar gombalan nya. Lalu dia membalikkan badan ku. kami saling menatap.
"Kan tadi malem bilang nya boleh hari ini, yaudah, sekalian aja, bulan madu" goda nya hingga aku tidak sanggup menjawab.
"Eh tapi kawin aja belum ya? Atau pacaran ? Atau apa ya namanya ?" Lanjut bapak lagi bermonolog. Tapi tatapan nya terasa dalam sekali, hingga merapatkan wajah nya ke wajah ku, dan Mencium tipis bibir ku.
Badan ku panas saat ini. Sukses aku demam karena birahi !

KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 63 - KATA BAPAK, AKU MIRIP IBU / FORBIDDEN FRUIT (DAD/SON)
FantasyZEIN, HIDUP DIKELUARGA KECIL YANG TERLIHAT CEMARA. MENJADI ANAK SATU SATU NYA MEMBUAT DIA MERASAKAN KASIH SAYANG YANG LENGKAP. MESKIPUN HIDUP TIDAK PERNAH SEMPURNA, ADA SAJA YANG KURANG. SALAH SATU NYA KEMAKMURAN KELUARGA MEREKA. NO MINOR. NO RACIST...