Chapter 2.
When jealousy strikes👹Dua bulan umur pernikahan ini berjalan dan sejauh ini belum ditemukan permasalahan besar yang membuat keduanya saling mendiamkan. Taehyung akan berusaha untuk meminimalisir hal tersebut karena jika Jungkook marah padanya itu sama saja kesempatan menyentuh dan memanjakan diri akan hilang karena Jungkook pun sudah tentu enggan. Kehidupan sehari-hari berjalan lancar baik itu dari pekerjaan ataupun hubungan dengan orang tua yang masih sering menanyakan kabar disela-sela waktu setiap harinya. Ajakan untuk menginap masih tetap ada tetapi Jungkook sudah berani menolak jika dia memang sedang tak minat untuk memberi kunjungan. Untuk sekadar menanyakan kabar dan bertemu sapa barang satu hingga dua jam tidak jadi masalah, tetapi jika sudah bermalam dan tidur di sana Jungkook mudah bosan. Taehyung sendiri akan ikut-ikutan saja. Toh baginya tidur di manapun itu selama Jungkook disamping dia akan merasa senang-senang saja.
“Coba dulu.” Jungkook menyiukkan sendok kedalam wajan yang di penuhi oleh nasi goreng yang sudah dimasaknya. Dia meniup nasi panas itu agar tidak membakar lidah suami saat mengecapnya. “Kurang apa?” tanyanya menoleh kesamping.
Taehyung yang sejak mereka memutuskan turun dari ranjang dan setia mencapit pinggang itu masih berusaha merasa-rasa. Menelannya semua dan baru berkomentar, “Kurang gurih sedikit lagi. Beneran sedikit.”
Jungkook mengangguk. Membuka tutup bumbu yang dipenuhi oleh penyedap rasa menariknya sejumput jadi untuk ia sebar dan aduk dengan nasi goreng yang akan jadi sarapan mereka pagi ini. Nasi goreng biasa dengan kecap dan suiran goreng ayam yang tak sempat dihabiskan semalam. Meski hanya tinggal berdua, Jungkook selalu memasak dengan jumlah banyak. Kelebihan itu lebih baik dari pada kekurangan. Apalagi setelah tinggal bersama Jungkook tahu suaminya memang senang makan dengan porsi yang banyak.
Kompor dimatikan tetapi nasi dalam wajan masih diberi adukan. Biar saja agar penyedap gurih tadi dan bumbu lainnya semakin menyatu secara keseluruhan. Bukan nasi goreng special yang rasanya enak sekali sampai mengalahkan masakan ibu di rumah, tetapi rasa yang masih bisa diterima lidah. Jungkook menyiuk nasi itu untuk diri sendiri dan kembali mengangguk. Sekarang takarannya memang lebih baik dari kemarin-kemarin karena suami ikut berkontribusi meski hanya sebagai kritikus saja karena selebihnya dia yang lakukan sendiri. Benar-benar sendiri. Yang dilakukan suami hanya mencapit pinggang dibelakang, ikut pergi ke mana langkah kakinya sibuk ke sana kemari. Rasa-rasanya di rumah sendiri pun Jungkook tak bisa sepenuhnya bebas bergerak mengingat sepanjang waktu dia dilengketi. Tak ada malu, tak ada segan, atau izin untuk memulai. Dibiarkan, suaminya menganggap bahwa Jungkook sama sekali tak keberatan bagaimana dia memperlakukan.
“Udah pas ini.”
“Hm enak. Apa coba dari kamu yang nggak enak,” lontar Taehyung ambigu yang langsung diberi sinisan mata kesamping. Pernyataan itu memberi makna ganda dan Jungkook paham sekali arahnya pergi ke mana.
Perut lelaki yang masih senang merangkap dengan pelukan itu diberi sikutan asal. Jungkook menarik piring bersih yang berjejer rapi di atas rak yang semalam dicuci suaminya itu dan menaruh nasi goreng itu ke atas piring. Cukup satu piring dan sendok saja yang digunakan karena mereka akan berbagi.
“Mas ambil minum sana,” pintanya sembari menunjuk dengan dagu
“Memang kamu nggak bisa ambil sendiri?” Taehyung sampai mendengus merasa itu pekerjaan sulit dan dia malas lakukan.
“Mas nggak lihat dari tadi aku masak repot gerak ke sana kemari. Ini juga aku lagi bawain piring. Nggak ada bantunya sama sekali jadi suami.” Jungkook menyerocos panjang. “Ya udah kalau mas nggak mau, aku ambil sendiri. Aku makan sendiri. Biarin nggak aku temenin tahu rasa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
After Last Night [COLLECTION]
Short StoryMelihat kehidupan taekook dari berbagai sisi. Masih dengan tokoh yang sama, cinta yang sama, namun dikemas dengan beragam gendre yang berbeda. Tertarik? Beberapa part mengandung unsur 🔞 jadi mohon bijak!