The Story of an Unexpected Marriage [3/4]

192 21 8
                                    

Chapter 4.
Years of hope, one precious miracle🎁💐


Ramai-ramai suara ribut didepan. Jungkook yang semula berada di dapur, tertarik untuk pergi mengecek langsung keributan seperti apa yang tepat terjadi didepan pagar rumahnya. Terdengar sayup-sayup dua orang yang berbicara, terasa familir, Jungkook mempercepat langkah penasaran mereka siapa.

"Mamah kok ke sini." Jungkook yang sudah tegang itu seketika merasa lebih santai setelah mengetahui dalangnya siapa. Ada ibu mertua di mana belakang diekori oleh si sulung yang baru menyusul setelah memarkirkan mobil disamping lahan kosong rumah. Tidak mungkin di parkir persis depan pagar karena akan mengganggu orang yang berlalu-lalang lewat. "Yah, nggak bilang-bilang tahu gitu aku kan bisa siap-siap dulu buatin makan."

Jungkook mendekat, merunduk menyalami tangan sopan. Ciuman gemas melayang pada masing-masing pipinya dalam. Ibunya yang satu ini jauh lebih blak-blakan jika soal menunjukkan kasih sayang dibanding ibu aslinya sendiri.

"Mampir aja sebentar. Nggak akan lama nanti pulang lagi cuman mau nganterin makanan buat kalian makan. Itu dibawa Aren, biarin aja dia bawain ke dapur ya. Kasihan kamu berat." Ibu Jane melihat kebelakang dan menyuruh si sulung dengan dagu. "Nggak papa kan Aren langsung masuk ke dapur? Kamu tinggal rapihin aja. Ada mi, beras, sama daging udah mamah masak di rumah kamu tinggal hangatin lagi aja kalau mau makan."

"Boleh, silakan masuk aja bang."

"Misi ya, Jung."

Jungkook menyingkir dan Aren yang ringkih membawa dua jinjing plastik besar itu lantas masuk kedalam menaruh apa yang dibawanya ke dapur tepatnya di atas meja. Lantainya masih agak licin dan wangi apel. Jungkook baru selesai mengepel.

Meninggalkan Aren yang berjalan ke dapur, Jungkook tuntun ibu mertuanya untuk duduk di kursi tamu persis tepat setelah pintu depan. Setelah di sini berjalan sedikit ada kursi ruang tv yang biasa dijadikan tempat suaminya main PS atau makan jika malas makan di dapur.

"Aku jadi nggak enak karena ngrepotin terus kerjaannya. Mamah sama abang sampai sengaja datang ke sini jauh-jauh cuman buat nganterin aku makanan mana banyak banget lagi. Padahalkan tinggal telpon aja, sore atau malam aku sama si mas bisa ke rumah ambil sendiri." Jungkook duduk bersampingan dengan Jane yang menggenggam satu tangannya. "Ibu kalau butuh bantuan apa-apa kasih tahu aku aja. Biar aku bisa lebih berguna sedikit jadi menantu ibu."

"Bisa aja sih kamu cantik." Jane menggelitik bawah dagu lalu kembali memberi ciuman bertubi-tubi gemas dipipi. "Habisnya kalian udah jarang main ke sana, jarang nginep juga. Jadi biar kalian tetep bisa makan masakan mamah, mamah anterin aja ke sini kalau kalian lebih nyaman berdua. Sehat ya kamu sayang, rumah baik-baik aja, kan? Mamah jadi kepikiran yang nggak-nggak kamu ada aja alasannya kalau mau ditemuin. Taehyung baik kan? Dia nggak jahatin kamu, kan? Dia bikin susah nggak? Laporin aja ke mamah kalau ada sikapnya yang nggak ngenalin kamu. Biar mamah yang bicara langsung sama dia."

Selain karena menjaga image suami itu perlu, sesungguhnya jadi peraturan tak tertulis permasalahan dalam rumah akan tetap ada didalam rumah tidak usah dibawa keluar. Tidak usah melibatkan orang luar tidak terkecuali dengan keluarga sendiri sekalipun. Jungkook pikir sejauh ini pertengkaran yang terjadi antara dia dengan suami masih belum cukup levelnya untuk ia adukan pada orang tua. Meski jujur tingkah laku suaminya yang keterlaluan mengunci dia dalam rumah terus-terusan dalam rumah waktu lalu membuat Jungkook sendiri mual dan tak nyaman, bisa dibilang untuk hari ini dan sekarang keadaannya sudah lebih baik. Cukup saja ia dan suami yang tahu, orang tua lagi-lagi tidak perlu ikut campur.

"Nggak ada, mah. Justru dari pada itu mas baik banget sama aku. Jadi, mamah nggak usah khawatir aku seneng kok tinggal sama mas Kim. Malah kalau nggak dipaksa mungkin aku nggak pernah pulang ke rumah saking betahnya ada di sini. Ibu bilang sesekali kalau ada waktu senggang sempet-sempetin nengok keluarga di sana juga jangan ke rumah mamah terus. Padahalkan ke rumah mamah juga aku udah jarang ya."

After Last Night [COLLECTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang