'Awalnya sih dia diminta untuk bekerja mengasihi si bayi. Tapi kenapa lama-lama ayah si bayi juga minta untuk disusui?'
•••
"Nyong!" bayi itu menundukkan kepala seolah dia memang mengerti bahwa kalimat itu memang diharuskan penuturnya untuk berlaku demikian.
"Pintar." satu pujian datang mengusap rambut depannya yang tipis. "Lagi-lagi," pinta orang dewasa yang memangku bayi itu yang kini berdiri dengan dua tangan dia bantu pegangi.
"Nyong," ucap bayi lelaki itu lagi.
"Kalau ada tamu atau ketemu orang nanti adek Jungie kasih salam ya. Gimana salamnya?"
"Nyong!" dia tak bosan. Sudah dapat ajaran baru dan berulang-ulang akan dipraktekkan sampai lupa atau bosan sendiri. Jika memang bayi itu tak mau, ya sudah jangan dipaksakan. Namanya juga bayi, dibawa senang saja.
"Kamu gemas sekali bayi." orang yang memangkunya itu ciumi. Pipinya gemuk, dan giginya belum tumbuh sempurna. Sedikit-sedikit menyembul saat dia tertawa, bentuknya masih kecil, putih namun cukup membahayakan kalau sudah mengenai pucuk dada. Bukan hanya hisapan, tapi geratan gigi bayi yang menyusu itu sungguh rasanya membinasakan.
Ini bukan bohong. Tanyakan saja pada ibu yang berpengalaman mengASIhi anaknya. Seberapa sabar yang dibutuhkan ketika bayi mulai geli dengan pertumbuhan giginya atau sekadar iseng menggigiti puting dada si ibu.
"Papah!" Junghyung lantang memanggilnya lelaki dewasa yang duduk sendiri dengan laptop dalam fokus dua pasang matanya. Dia tidak terganggu, tak tersentuh, juga sama sekali tidak memberi respon. Tapi kedua telinga aktif mendengar. Setiap bunyi celoteh yang dikeluarkan anak semata wayangnya, dan pengasuh yang mengajak si bayi bicara.
"Iya papah."
"Paapaapaah." panggilnya lagi lebih lantang. Gemas karena tidak diperhatikan. Kesal juga karena tidak diberi waktu untuk bermain lagi setelah lelaki itu pulang kerja dan izin mandi ke atas. Kembali turun dengan laptop dan sekarang seperti yang dilihat sibuk sendiri dengan dunianya tanpa memperhatikan dia.
"Nanti adek, sekarang papah kan lagi kerja. Adek sama kakak Kookie dulu ya. Kalau selesai baru boleh ganggu. Adek mau turun?" tawarnya. Mana kala bayi ini bosan dan ingin dibebaskan dari jerat pelukan tangan.
"Nyin?" dia malah balik bertanya.
"Nyin? Adek mau mimi?"
"Nyin," jawabnya tahu apa yang diinginkan.
"Tidak mau mimi?"
"Nyin thatha."
"Oke nyin ya. Tapi gosok gigi dulu, ganti baju setelah itu baru boleh nyin. Mau bobo ya adek."
Junghyung menggeleng dan menepuk-nepuk dada orang yang memangku. "Nyin thatha."
"Iya nyin." Jungkook bersiap berdiri dan menggendong Junghyung didepan. "Tuan, saya bawa adek ke atas ya. Kami akan diam di kamar saja jadi tuan juga tidak terganggu kalau adek dan aku terlalu berisik."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Last Night [COLLECTION]
Cerita PendekMelihat kehidupan taekook dari berbagai sisi. Masih dengan tokoh yang sama, cinta yang sama, namun dikemas dengan beragam gendre yang berbeda. Tertarik? Beberapa part mengandung unsur 🔞 jadi mohon bijak!