The Story of an Unexpected Marriage [1/2]

355 24 8
                                    


Chapter 1.
New home, new life🏠🧬



“Sini aku bantu, mas,” ucapnya sembari mengulurkan tangan menarik baju-baju yang terlipat rapi dalam koper yang baru saja dibuka oleh suaminya. Namun sayang sentuhan jemarinya tak sampai pada lipatan bajunya sendiri karena satu tangan kekar dengan kulit kontras sekali dengan miliknya itu menghalang.

Suaminya memiliki kulit agak kecoklatan, tampak halus dan terawat. Tubuhnya tinggi dan atletis, dengan bahu yang lebar serta lengan yang terlihat kuat. Otot-ototnya terbentuk dengan baik, tidak berlebihan tapi cukup untuk menunjukkan bahwa ia seseorang yang menjaga kebugaran. Wajahnya memancarkan ketenangan, dengan sepasang mata yang dalam. Rambut hitamnya, sedikit acak-acakan namun tetap terlihat alami menambah kesan maskulin. Setiap kali dia tersenyum, ada lesung pipi yang samar muncul membuatnya semakin mempesona. Dia selalu berpakaian rapi meskipun sederhana, seolah-olah daya tariknya tidak memerlukan usaha besar.

Semenjak awal mulai merencanakan pernikahan dan mereka intens mengenal satu sama lain, dimatanya, suaminya itu selalu memperlihatkan sikap yang ramah dan lembut, baik terhadap keluarga dan orang-orang disekitar. Dalam setiap interaksi, tidak pernah ada kesan terburu-buru atau kasar. Dia selalu memperlihatkan sikap gentle, setiap sentuhannya selalu terasa lembut,  entah itu untuk menuntunnya saat berjalan atau sekadar menyentuh bahu dengan penuh perhatian. Meski mereka belum lama bersama, suaminya sudah menunjukkan jika dirinya adalah sosok yang membuat Jungkook merasa aman dan nyaman.

“Nggak usah, biar saya aja. Kamu mandi dulu atau tiduran dulu kalau mau. Capek kan perjalanan dari rumah ke sini,” jawabnya ringan. Lelaki itu menekuk siku lalu memilih merapikan dulu baju-baju miliknya sendiri kedalam space kemari dibagian bawah sedang space di atas akan dipenuhi oleh baju-baju pasangannya yang baru saja dia nikahi seminggu yang lalu.

Pernikahan mereka  sederhana di rumah orang tua, dihadiri oleh keluarga inti dua belah pihak dan kerabat dekat. Seminggu menginap di sana, akhirnya tepat pada hari ini mereka pergi untuk tinggal dan memulai babak baru sebagai keluarga di hunian sendiri. Rumah ini memang tidak besar, hanya satu lantai dengan dua kamar tidur. Kamar utama menjadi tempat mereka beristirahat, sementara kamar kedua disiapkan untuk tamu, atau mungkin nanti saat keluarga kecil mereka berkembang dengan anak yang dititipkan Tuhan.

Di tengah rumah terdapat ruang tamu yang berfungsi ganda sebagai ruang TV. Semuanya terlihat sederhana, tanpa sekat yang memisahkan ruangan supaya memberi kesan terbuka dan nyaman. Dapur kecil berada di sudut ruangan, berdekatan dengan meja makan yang terletak di tengah. Meskipun belum sempat memasak atau melakukan aktivitas apapun, suasana hangat mulai terasa seiring dengan perabotan sederhana yang mereka penuhi jauh-jauh hari. Sengaja menyicil satu-satu isi dalam rumah agar siap tinggal setelah menikah.

Lanjut, rumah ini tidak ada halaman depan, hanya teras kecil yang menghadap ke jalan setapak. Pagar sederhana melindungi ruang terbuka itu, dan di samping teras, satu motor  terparkir dengan rapi. Dengan satu kendaraan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari mereka merasa tidak perlu lebih.

Bagi Jungkook, meski rumah ini tidak dikelilingi kemewahan dirinya tetap merasa cukup. Suaminya telah berusaha keras untuk memberikan mereka tempat tinggal yang layak, dan itu sudah lebih dari yang dia butuhkan.

“Nggak capek, orang dari rumah ke sini juga deket. Lagian aku banyak tidurnya di jalan.” Jungkook duduk disisi ranjang. Atensi tak lepas memberi perhatian suami yang fokus meletakan baju yang baru di antar separuh. Besok hari adiknya yang laki-laki akan mengantarkan lagi pakaiannya dari rumah ke sini. “Mas mau makan sekarang? Aku masakin ya buat kita makan sore.”

“Beli aja. Bahan-bahan dapur belum saya rapihin. Niatnya saya lakukan malam ini setelah menyapu dan mengepel lantainya dulu.”

Jungkook menghela napasnya dengan bibir merenggut. Tawarannya untuk membantu dan meringankan pekerjaan selalu diberi penolakan membuat dia gemas sendiri.

After Last Night [COLLECTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang