SIX

1.2K 58 0
                                    

Aku baru lihat kemarin soal pembaca sama like nya, kok pembaca nya banyak tapi yang like cuman dikit🥲like yang banyak juga dong~

Jangan lupa ya, enjoy your read!
.
.
.

Makan malam hampir tiba, Jeno juga baru selesai memandikan Icung, manakala Jaemin sibuk dengan dapurnya sedari tadi memasak yang entah untuk kali berapa.

Berbagai pilihan lauk pauk yang udah dimasaknya, seharusnya cuman dua hidangan saja tapi karna temen-temen nya ada ya dia harus masak lebih lagi.

"Eh Icung sini jangan lari-lari, gimana kalo jatoh?"

Haechan sama Renjun dengan seneng hati menjaga Icung dan bermain dengannya walaupun sejak Icung selesai mandi, ada saja yang diteriakin mereka pada bocil itu.

Gimana nggak nya kalo Icung lari-lari brutal, nggak bisa diem bahkan barusan saja kepentok di meja tapi beruntung nggak nangis, malah nyambung lari.

Ting nong~

"Jen coba lihat siapa yang dateng"

"Hm"

Jeno yang awalnya berbual dengan Mark pun perlahan berlalu membuka pintu apartemen mereka dan terpampang lah wajah ceria seorang cowok berumur tiga belas tahun itu aka sepupu Jaemin, Na Chenle.

"Rame banget di sini"

"Kenapa? Emang apartemen lo?"

"Nggak ngomong sama kak Haechan, maaf"

Balasan pedas dari Chenle membuatkan Haechan menatap sinis ke bocil kematian itu, kalo ditabok enak kali rasanya.

Icung duduk diem saat melihat kedatangan Chenle, matanya berbinar menatap cowok yang beda lima tahun darinya itu seakan menemukan cinta pertama.

"Kenapa kakak pengen aku datang?"

Tanya Chenle ke Jaemin yang lagi menyediakan makan malam di atas meja makan buat mereka, dibantu sama Jeno dan Mark juga ya semuanya.

"Bentar kita bahas, yuk sini makan dulu udah masuk waktu makan malam"

"Yoii makan"

"Eh bangsat, kalo makan laju aja lo! Ini Icung nya kenapa di tinggalin?"

"Kan Icung cuman satu, emang lo nggak bisa gendong gitu? Apa lo pengen gue gendong tubuh kirinya dan lo tubuh kanannya? Aneh deh lo Ren"

Haechan berlalu duduk di meja makan dan tentu saja menjadi orang pertama yang duduk, nggak sabar beuhh dia.

Renjun dengan kesal mengendong Icung, tapi nggak lama itu diambil ahli sama Jaemin dan mendudukkan Icung di kursi yang khas buat anak kecil.

"Ih gemes banget, anak siapa ini?"

"Anak gue sama Jeno, ini yang kita bakal bahas"

"Wuihhh udah terima ini bunda Jaem~"

Plak Plak Plak

Jeno, Haechan dan Renjun kicep saat lima jari itu melayang ke wajah mereka, Mark udah tertawa lucu dengan wajah ketiga temennya itu.

"Sejak kapan kalian punya anak?"

"Nanti saja gue ceritain, gue butuh bantuan lo Le"

"Apa kak?"

"Bentar lagi kita-kita bakal ujian tahunan, tapi nggak ada yang jagain Icung, bisa nggak lo jagain Icung bentar?"

"Ohh boleh kok, tapi kakak minta izin dulu sama mama papa, gue takut mereka nggak benerin gue tinggal di sini"

"Baiklah, nanti kakak telfon mereka"

Chenle mengangguk kecil, menatap Icung yang ketahuan menatap ke arahnya juga membuatkan Chenle terkekeh gemes.

"Eh, pengen tinggal sama kakak nggak?"

"Mauuuu!!"

Antusias Icung sambil senyum-senyum nggak bener, betapa kagetnya Jeno sama Jaemin saat melihat kebahagiaan bocil itu ketika Chenle membawanya berbual.

"Kayaknya anak ayah jatuh cinta deh~"

Jeno menguyel-guyel gemes pipi Icung, tidak membiarkan anak itu terlepas yang berusaha melepaskan tangan Jeno dari wajahnya, kan tambah gemes kalo kayak gitu🥹

"Udah jangan di ganggu anaknya, yuk makan, tuh anak beruang bentar lagi jatuh itu air liur nya ke piring"

Keenam mereka menatap ke Haechan yang sedari tadi melamun melihat masakan Jaemin, seketika suasana jadi hangat disaat tawaan mereka terlepas begitu saja.

Haechan kan jadi malu kalo kayak gini, mana di rumah orang lagi ngilernya🥲

.
.
.
.
.
Bersambung

Like, follow & share

Tiba-Tiba Jadi Ortu || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang