TWENTY NINE

440 25 6
                                    

Guyss ini info penting banget buat kalian, hari senin, selasa sama rabu aku nggak up ya, lagi ada ujian tiga hari!!

Semoga kalian sabar menunggu ku🤭
.
.
.

Haechan kembali ke kelas dengan perasaan yang perih, walaupun udah mengeluarkan segala unek-unek nya, tetap saja tidak bisa melupakan gimana tidak perduli nya Mark pada dia.

Jaemin yang sadar dengan mood Haechan yang sedaritadi diem saja pun menghampiri Haechan, merangkul bahu kecil itu.

"Mark lagi?"

"Ahh gue capek Jaem, hampir tujuh tahun gue ngejar itu anak tapi malah berakhir kayak gini. Gue pikir dia udah nerima gue, ternyata anaknya masih sama seperti dulu"

Jaemin diem, dia nggak bisa membayangkan gimana sakitnya yang Haechan rasakan selama tujuh tahun kebelakang ini hanya dikarenakan sebuah perasaan yang tidak bener itu.

Kalo saja dia bisa membantu Haechan, udah pasti dia akan melakukan apa saja untuk sahabat nya itu, tapi ini soal perasaan, Jaemin tau perasaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksa.

"Mendingan nyerah aja deh Chan, bukan karna gue nggak setuju dengan apa yang lo lakuin saat ini, nunggu Mark. Tapi gue pikir ini akan sia-sia saja, lo masih punya banyak waktu untuk enjoy hidup lo sendiri"

"Gue bukan lo yang nggak serius soal hubungan, gue anaknya cepet kepikiran dan akan selalu kepikiran, itu yang mengganggu hidup gue Jaem"

"Gue juga serius ya kalo lo pengen tau, hanya saja gue nggak terlalu anggap serius soal hubungan apalagi soal perasaan, karna itu akan menyakiti diri lo sendiri"

Haechan diem, mencerna kata-kata Jaemin yang emang sedari dulu dia dengerkan itu, tapi dia tidak pernah mendengarnya sama sekali.

Dia akhirnya sadar, kalo omongan Jaemin itu bener, sekarang dia lah yang merasakan semua keperihan itu dan tenggelam dalam sebuah perasaan.

"Bantu gue lupain dia Jaem"

"Ah? Lo serius?"

"Iya Jaem, gue capek, kalo bisa gue pengen perasaan gue ini tidak lebih dari seorang temen"

"Hmmm kalo gitu, gimana kalo lo coba dekatin seseorang, siapa-siapa lah itu asal lo bisa mengalihkan pemikiran lo dari terus mikirin dia"

"Siapa?"

"Kan gue bilang siapa-siapa lah itu, budek lo?"

"Hehe, baiklah gue coba"

"Nah bagusan sekarang apa tadi? Udah jangan sedih-sedih, hidup ini santai"

Haechan terkekeh, nggak nyangka dia punya temen sesantai ini padahal orangnya udah dimiliki sama cogan aneh, tapi malah masih bisa-bisanya dia ngerasa seperti tidak punya pacar.

Emang aneh deh.

.
.

.
.

.
.

Sepulang sekolah, mereka nggak terus pulang tapi berlalu ke toko buku bentar buat nyari novel yang baru di release kemarin dan novel itu adalah novel yang mereka semua suka.

"Emang ada di pasaran negeri kita? Setau gue cuman di beberapa tempat aja deh"

Ucap Renjun sambil mencari novel yang mereka pengen.

"Nyari saja, siapa tau ada di sini, tuh novel lama saja ada"

"Ya itu yang lama, semua tempat juga ada karna emang orang nya yang jarang beli"

Hampir lima belas menit mereka musing seluruh toko tersebut, tapi kasian nggak ketemu sama sekali, yang ada hanya versi lama.

"Beli online saja gimana? Ribet nyarinya"

"Baiklah, kalo kalian udah beli online bilang ya, biar kita pesen sekalian"

Yang lain pada ngangguk, dipertengahan jalan mereka terpaksa berpisah karna tujuan mereka tidak searah yang mengharuskan mereka pulang ke rumah masing-masing.

"Ketemu besok"

"Iya, sampai ketemu"

.
.
.
.
.
Bersambung

Like, follow & share

Tiba-Tiba Jadi Ortu || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang