SIXTEEN

848 40 0
                                    

Makasih banget buat 1K pembaca dan 100like nya, padahal ini karya pertama aku loh🥹

!!Makasih sekali lagi dan selamat membaca!!
.
.
.

Jaemin baru saja selesai membersihkan dirinya, perlahan memakai pakaian nya dan duduk sedih di pinggir kasur.

Drrt Drrt

Jaemin melihat nama pemanggil yang ternyata adalah Jeno, lalu dengan cepat dia mengangkat panggilan itu.

=============================

_panggilan tersambung_

📱J-Jeno?

Iya ini gue, maaf karna nggak bilang sama📱
lo kalo gue bawa Icung ketemu mama sama papa, karna lagi buru-buru

📱Nggak pa-pa. Gimana dengan Icung?

Dia baik-baik saja, lagi bermain sama mama📱

📱Syukurlah

.
Keduanya diem dalam perbualan mereka, saling memikirkan kesalahan mereka masing-masing dan terlalu canggung untuk sekadar meminta maaf seperti ini.
.

📱Jen

Hm?📱

📱Gue minta maaf, kalo lo udah capek sama gue, lo boleh kok jalani hidup lo tanpa gue

............📱

.
Jeno bisa mendengarkan isakan pelan Jaemin dari seberang panggilan, membuatkan dirinya turut sedih karna ini terlalu sakit bagi nya mendengar Jaemin menangis sendiri di sana.
.

Na📱

📱.............

Ini bukan salah lo, tapi gue.📱
Gue minta maaf karna gue terlalu mikirin kemauan gue sendiri daripada mikirin perasaan lo. Bisa kita ketemu?

📱H-hm hiksss gue butuh lo

Makasih Na📱

_panggilan terputus_

================================

Jeno bergegas keluar dari kamarnya dan tak lupa mengambil kunci mobilnya, berlalu keluar tak memperdulikan panggilan mama sama papanya.

"Kenapa dia?"

"Biarin saja, pasti pengen ketemu calon menantu kamu itu"

"Hehe semoga saja"

.
.

.
.

.
.

BRAKK!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAKK!!

"Nana!!"

Jeno dengan cepat membawa Jaemin ke dalam pelukannya, membuatkan tangisan Jaemin pecah begitu saja dengan kehangatan pelukan Jeno.

"Maafin aku ya, aku bersalah karna terlalu memaksa kamu"

"Nggak kok Jen hiksss malah aku yang bersalah karna nggak pernah nerima kemauan kamu selama ini hiksss, aku nggak bakal kayak gitu lagi Jen"

Jaemin menggeleng keras dalam pelukan Jeno, dia berjanji nggak bakal melepaskan Jeno lagi, dia trauma kehilangan kedua ortunya, dia nggak pengen hilang orang yang bermakna dalam hidupnya lagi.

Jeno maupun Icung, dia nggak bakal meninggalkan mereka walau apapun caranya, dia hanya butuh kedua anak ini dalam hidupnya.

"Udah-udah, aku di sini kok"

Jeno mengusap air mata Jaemin yang terus saja mengalir membasahi pipi cowok manis itu tanpa henti, karna saking takutnya Jeno bakal meninggalkan nya tadi.

"Kamu nggak bakal ninggalin aku lagi, kan?"

"Nggak bakal Jaem, aku udah janji bukan sebelum ini? Tadi aku cuman kesal sama omongan kamu yang kemarin-kemarin itu, aku udah maafin kamu kok. Icung juga udah maafin kamu katanya"

Jaemin tambah nangis mendengar itu, anaknya emang baik walaupun mereka nggak punya hubungan darah sama sekali, tapi kenapa anak itu begitu menyayangi nya?

Karna Jaemin akhirnya sadar, kalo anak itu butuh kasih sayang dari Jeno dan juga dirinya.

"Aku pengen ketemu Icung Jen"

"Iya-iya, nanti kita ketemu. Kamu berehat lah bentar, pasti kamu capek menangis mulu"

Kekeh Jeno kecil, sambil mencubit pipi Jaemin pelan dan sedikit merapikan rambut Jaemin yang tidak terurus itu.

Cupp~

Jeno terdiem saat Jaemin mencium bibirnya dan bukan saja sekedar ciuman sekilas, tapi cowok manis itu malah melumat bibir Jeno pelan.

Jeno yang awalnya kaget pun membalas lumatan itu, merasakan setiap sudut bibir Jaemin yang nggak nyangka punya rasa manis serta bertekstur lembut itu.

"Hmphh J-Jenhh"

Jaemin menepuk dada Jeno pelan, merasakan nafasnya yang mula habis itu, membuatkan Jeno dengan nggak rela hati melepaskan ciuman mereka.

"M-maaf"

"Nggak pa-pa, aku suka kok"

Jaemin menunduk malu, lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jeno karna dia pasti wajahnya udah merah banget.

Jeno terkekeh geli melihat kegemasan temennya itu? lalu memeluk Jaemin erat, membiarkan anak itu tidur di dalam pelukannya.

"Aku nggak bakal ninggalin kamu Na"

.
.
.
.
.
Bersambung

Like, follow & share

Tiba-Tiba Jadi Ortu || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang