TWENTY FIVE

845 42 3
                                    

Aku kembali dalam chapter dua lima🤘

Nggak banyak bacot, yuk ke ceritanya langsung~

!!Selamat membaca!!
.
.
.

Hari yang mereka tunggu, tepat hari minggu keluarga Lee maupun temen-temen mereka udah pada ngumpul di disneyland iaitu tempat terfavorit anak-anak seumuran Icung maupun Chenle.

Tapi berbeda dengan mereka yang malah anak berkepala dua puluhan lah yang seneng bisa ke tempat bermain terbesar di kota itu, lihatlah Haechan yang terlebih dahulu mengambil tiket nya.

"Hei, pelan-pelan napa, masih lama juga kali tempatnya tutup"

Pukul Mama Lee pelan lengan Haechan yang malah terkekeh.

Setelahnya mereka semua pada masuk dengan memegang tiket mereka masing-masing, lalu saling berdebat permainan mana yang harus mereka coba terlebih dahulu.

"Dicobain yang itu aja biar setelahnya nggak pusing lagi"

"Kalo kata gue sih itu yang terakhir aja, biar bisa menikmati angin buat kali terakhir di sini"

"Tapi gue pengen naik itu"

"Nggak usah deh Chan, trauma gue"

Mereka tertawa mendengar tuturan Chenle yang bener-bener aja anak itu pada trauma, Haechan mah bodo amat asalan dia bisa naik dia seneng.

"Yaudah gue pergi dulu dah~"

"Oii tungguin gue juga"

Teriak Renjun yang mengikuti Haechan dari belakang dan dengan keterpaksaan mereka lainnya pada ikut kedua anak curut itu.

Kasih tiket, nyari tempat duduk, pake keselamatan.

"Sedia ya adek-adek, rollercoaster kita bentar lagi bakal meluncur, apa udah pake tali keselamatan nya"

"UDAHHH!!"

"Baiklah, selamat menikmati perjalanan yang menarik"

"HURAYYYYYY!!"

Roda rollercoaster mula berputar dengan perlahan pada awalnya, tapi setibanya mereka di atas 141meter dari tanah dengan tiba-tiba rodanya pada berhenti sesaat.

"Waduh, selamat kan gue"

Chenle berdoa agar tidak mati maupun rodanya lepas, itu bakal jadi hal terburuk dalam hidupnya karna dia itu pengen mati dengan aesthetic bukan ditimpa rollercoaster.

Kan nggak aesthetic itu.

Shuuuuuuu~

"ARKHHHHH GOBLOK BANGSAT BABI ARKHHH"

"Hahahaha ini seruuuu!!"

Roda rollercoaster meluncur laju mengikuti jalurnya, membuatkan para penumpang pada ada yang seneng, bahagia, nangis bahkan sampe ada yang pengen muntah.

Mama Lee, Papa Lee dan Icung yang tidak naik itupun menatap kagum dengan kecepatan yang dimiliki rollercoaster tersebut, sampe-sampe hampir copot topi mereka kalo saja tidak dipegang.

Lebih dari empat menit, akhirnya rollercoaster yang mereka naik berhenti di tempat permulaan nya kembali, yang mana Chenle dengan cepat berlalu ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya yang sedaritadi berguncang di dalam sana.

"Tenapa cama tata Lele?"

"Biarin, nanti juga kembali, dia pengen pipis aja bentar"

"Ohh kacian dia"

Jaemin terkekeh dengan wajah khawatir anaknya itu, mengambil ahli gendongan mama Lee yang pengen berdua saja dengan papa Lee.

"Mama sama papa ke sana dulu ya"

"Iya ma, nanti ketemu di restoran mickey saja"

"Ahh baiklah"

Setelahnya mama Lee dan papa Lee berlalu dari sana, meninggalkan para anak-anak yang lagi bersenang-senang mencoba beberapa permainan lagi yang mereka suka.

Chenle? Anaknya tidak main lagi dikarenakan masih pusing sama efek rollercoaster, lagian juga nggak ada yang jagain Icung kalo mereka semua pada main.

"Ta"

"Hm?"

"Tata baik-baik aja?"

"Baik kok, emang kenapa?"

"Atu tawatir cama tata, tacian tata pucing-pucing gitu adi"

"Maaf ya kalo buat kamu khawatir, kakak nggak pa-pa udah kok"

"Cyuturlah"

Icung bernafas lega mendengar keadaan kakak tersayang itu yang ternyata baik-baik saja, tapi dia tetap saja masih khawatir, apalagi melihat Chenle yang bentar-bentar ngelus pelipisnya.

.
.
.
.
.
Bersambung

Like, follow & share

Tiba-Tiba Jadi Ortu || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang