TWELVE

1.1K 44 0
                                    

Double up ini kayak seperti biasa🤘jangan lupa like dulu ya, biar adem bacanya~

!!Happy reading!!
.
.
.

Keesokan nya, Jaemin bangun terlebih dahulu melihat ke samping dimana Jeno lagi tidak memakai baju atasannya sama sekali, membuatkan Jaemin senyum-senyum malu melihat cowok bertubuh kekar di awal sepagi gini.

Tanpa dia sadar, dia dengan seneng hati memeluk tubuh itu erat dan sesekali mencium dada kekar milik temennya itu, mengganggu tidur Jeno yang tenang.

"Kenapa?"

Jaemin kaget saat dirinya ketahuan lagi bermain di dada bidang milik Jeno yang menatap ngantuk ke arahnya.

"Errr i-itu udah pukul enam, apa lo nggak mandi dulu?"

"Bentar, lima menit"

Jeno menarik Jaemin ke dalam pelukannya dan mengecup sekilas surai Jaemin lalu kembali memejamkan matanya tanpa peduli Jaemin yang udah terkena serangan jantung itu.

'ya tuhan, mohon kuatkan lah diri ku ini untuk menghadapi cowok seganteng dia'

Doa Jaemin yang pada akhirnya membalas pelukan Jeno, sampe keduanya tak sadar masa terus berjalan.

.
.

.
.

"YAKHHH JENO!!"

"Kenapa Na? Berisik tau"

"Berisik apaan setan, lihat udah pukul berapa?!!"

Jeno melihat jam di dinding kamar mereka yang lagi berputar ke setengah tujuh pagi yang mana ada tersisa tiga puluh menit sebelum gerbang tutup dan ujian pun bermula.

"Kenapa lo nggak bangunin Na?!"

"Udah goblok tapi lo yang malah tidur lagi dan bawa gue sekalian!"

Keduanya bergegas mandi tanpa mikir kalo mereka lagi mandi barengan untuk kali pertamanya, tapi karna udah terlanjur telat mereka nggak peduli lagi dan segera bergegas ke kampus.

"Maaf Le, lo bisa kan mandiin Icung? Kita udah telat banget"

"Nggak pa-pa kak, tenang aja"

"Makasih Le, jagain Icung ya"

"Iya kak"

"Bye~"

"Yakhh Lee Jeno, cepetan!!"

Jaemin menarik kasar temennya itu dan meminta Jeno ngebut terus ke kampus, kemalangan itu belakangan aja mikirnya, yang penting sampe di kampus tepat waktu.

Chenle hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat sepupu dan temen sepupu nya itu bertingkah seperti kekanakan.

"Dek, udah bangun?"

Chenle memasuki kamar Icung yang ternyata anak itu masih tiduran di kasur nya tanpa kerasa seperti ada yang menggangunya.

"Siapin sarapan aja dulu deh, nanti juga bentar anaknya bangun"

Chenle pun kembali keluar, memasak sesuatu sarapan buat Icung, sebelum anak itu terbangun dari mimpi anak-anak nya.
















Pak satpam yang baru saja menutupi gerbang kampus itu pun dikagetkan dengan teriakan dua anak yang begitu dikenalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak satpam yang baru saja menutupi gerbang kampus itu pun dikagetkan dengan teriakan dua anak yang begitu dikenalinya.

"Pak, kok ditutupin gerbang nya? Ini baru tujuh lima sembilan loh?"

"Udah telat nak Jaemin nak Jeno, pak Yanto yang bilangin ke bapak kalo tutup saja gerbangnya"

"Tapi bentar lagi ujian kita bakal mula loh pak, gimana ini? Apa nggak bisa bukain bentar aja buat kita?"

"Maaf nak Jaemin, bapak takut dimarahin sama pak Yanto"

Jaemin menatap tajam ke Jeno yang mengalihkan pandangan ke arah lain karna dia tau pasti bentar lagi anak itu bakal mengomeli dirinya dan segela makian juga pasti bakal keluar dari mulut anak manis itu.

"Ini semua salah lo, kalo lo nggak ngajak gue tiduran udah pasti gue lebih awal masuk!! Sekarang gimana ini?! Gue nggak mau lepas ujian ya!"

"Ya mana gue tau, lagian gue kagak ngajak lo tiduran ya, gue cuman ngajak lo masuk dalam pelukan gue tapi lo yang malah tidur lagi"

"Jadi salah gue gitu? Yaudah, lo pulang aja sana, gue bisa pulang sendiri naik bis aja"

Jaemin pun pergi dengan kesal walaupun tujuan nya bukan naik bis tapi lebih tepat ke belakang kampus agar bisa melewati dari tembok saja.

Nggak mau tuh dia melewati satu pun ujian mereka, apalagi ini ujian tahunan jadi penting buat nya.

"Yaudah lo pergi saja sana, gue pulang ya?!"

"Nggak peduli!!"

Teriak Jaemin, setelahnya menjauh dari kawasan gerbang kampus itu, meninggalkan Jeno yang mengacak rambutnya frustasi.

.
.
.
.
.
Bersambung

Like, follow & like

Tiba-Tiba Jadi Ortu || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang