TWENTY EIGHT

492 29 5
                                    

Ayok guyss bentar lagi 20K pembaca🕯️

Jangan lupa follow sama spam like ya😘
.
.
.

"Loh, kalian berdua ke kampus, Icung siapa yang jagain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, kalian berdua ke kampus, Icung siapa yang jagain?"

"Chenle, awalnya Jeno pengen jagain Icung, tapi entah kenapa Chenle tiba-tiba pengen main sama Icung, tadi subuh malah datangnya"

"Ohh, apa kalian nggak curiga sama mereka berdua?"

Penasaran Haechan yang langsung saja mendapat geplakan mantap dari Renjun maupun Jaemin.

"Nggak usah aneh-aneh ya pikiran lo, Icung masih anak kecil, mustahil Chenle bakal ngapa-ngapain anak itu"

"Kan gue cuman penasaran, sakit anjing"

"Penasaran lo itu diluar nalar asal lo tau"

Nggak ngerti lagi mah Renjun sama pikiran temen nya yang satu ini, kalo bisa dia pengen banget nggak dipertemukan orang seperti Haechan, tapi mau gimana lagi, takdir temen mereka itu loh kuat banget.

"Ngomong-ngomong, gimana hubungan lo sama Mark? Kok tumben nggak bersama?"

"Ya kayak yang kalian lihat, anaknya mulai ngejauhin gue padahal gue udah jelasin dan kalian juga udah jelasin, tapi ahh nggak tau lagi deh sama dia"

"Makanya nggak usah buat masalah"

"Lo yang ngasih idea itu ya rubah bangsat!!"

Renjun terkekeh, idea nya itu bener-bener berhasil buat Jeno dan Jaemin tapi tidak dengan Haechan yang berbeda dengan hubungan Jeno-Jaemin sekarang.

Haechan pengen adu tonjokan sama Renjun juga nggak bisa, soalnya Renjun emang kelihatan kecil dari Haechan tapi pukulannya itu loh, bisa-bisa ke rumah sakit berhari-hari.

"Gue punya idea"

"Nggak usah!!"

"Wkwkwk, kasian sekali lo, mendingan lo cium saja Mark nya biar dia tau lo bener-bener suka sama dia hahaha"

Canda Renjun tapi malah di anggap serius sama Haechan yang kini matanya udah berbinar mendengar pendapat cowok rubah itu.

Brakkk!!

"Loh? bener banget Ren, kenapa gue nggak kepikirin yang itu"

"Nggak gebrak meja juga setan, kaget kita"

"Sabar sayang"

Elus Jeno dada Jaemin yang malah mendapat tamparan gemes dari Jaemin.

"Nggak usah modus, sengaja kamu ya pengen pegang dada aku"

"Hiksss aku nggak kepikiran sama sekali, setan jancok sakit"

"Wkwkwkwkw"

Tinggalin saja Jeno yang meringis kesakitan, lihat saja Haechan yang udah pergi dari kantin tersebut, meninggalkan temen-temen nya yang tidak mengetahui nya pergi sama sekali.

Haechan mencari Mark di sekitar kawasan kampus maupun di taman belakang kampus, tapi nihil anak itu tidak kelihatan sama sekali.

Tujuan terakhir nya adalah rooftop dan bener saja ada Mark di sana, tapi sama siapa anak itu? Cewek? Apa temennya?

Haechan penasaran, dengan perlahan mendekati Mark dan seorang cewek yang dia kenal adalah kakak kelasnya, salah satu anak osis.

"Loh? Kamu Haechan bukan?"

Mark menatap kaget dengan kedatangan Haechan yang tersenyum ke mereka.

"Iya kak, salam kenal"

"Salam kenal juga, nama kakak, Yuna"

Haechan mengangguk ngerti, setelahnya beralih menatap ke Mark yang sama sekali tidak menatap ke arahnya.

"Hmm kak, bisa nggak aku ngomong sama Mark bentar?"

"Ohh sama Mark ya, silakan"

"Tapi kita berdua aja"

"A-ahhh baiklah, kalo gitu kakak pergi dulu"

Yuna pamit ragu, meninggalkan keheningan antara Haechan dan Mark yang mana, dengan perlahan Haechan duduk di samping cowok tercintanya itu.

"Hmm Mark"

"................."

"Apa dia pacar lo?"

"Untuk apa lo pengen tau?"

Sakit? Tentu saja, saat mendengar omongan yang tidak bersahabat itu membuatkan Haechan hilang harapan.

"Nggak kok lagi penasaran aja, tapi nggak pa-pa lah, gue juga bukan siapa-siapa nya lo bukan? Gue cuman pengen bilang, kalo gue suka lo, bakal bilang setiap hari ke lo"

"................."

"Gue tau, saat kemarin-kemarin lo nerima gue sebagai pacar lo itu cuman terpaksa aja bukan? Gue tau lo nggak suka gue, tapi gue pengen lo tau kalo ada orang yang suka banget bahkan cinta ke lo, iaitu orang yang selalu di samping lo"

Mark tidak menjawab sama sekali maupun menatap ke Haechan, karna dia tau Haechan pasti lagi nangis sekarang walaupun ya nggak kedengaran suaranya.

Itu sangat menyakitkan.

"Gue pergi dulu, nyari lah orang yang lo cinta dan bisa membuatkan lo bahagia, bukan karna terpaksa"

Haechan berlalu pergi dengan sedikit perih, tapi dia seneng bisa mengeluarkan bebannya selama ini.

.
.
.
.
.
Bersambung

Like, follow & share

Tiba-Tiba Jadi Ortu || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang